Kamis, 08 Maret 2012

Materi Praktik KIMDAS - Polimer


Polimer
Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer. Manusia sudah berabad-abad menggunakan polimer dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer modern baru mulai berkembang pada masa revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear berhasil memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai “vulkanisasi”. 40 tahun kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose) berhasil dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan nilon di tahun 1930-an yang memulai ‘ledakan’ dalam penelitian polimer yang masih berlangsung sampai sekarang.
Sebelum mendiskusikan peranan polimer dalam konstruksi komersial, berikut ini kami sajikan sedikit infromasi mengenasi struktur, tipe, dan sifat-sifat fisik polimer.
Polimer seperti kapas, wol, karet, dan semua plastik digunakan di hampir semua industri. Polimer alami dan sintetik bisa diproduksi dengan beragam kekakuan, kekuatan, ketebalan, dan ketahanan terhadap panas. Elastomer (polimer bersifat elastis) memiliki struktur yang saling bersilangan dan longgar. Struktur rantai bertipe inilah yang menyebabkan elastomer memiliki ingatan. Rata-rata 1 dari 100 molekul saling bersilangan. Saat jumlah rata-rata ikatan saling bersilangan itu meningkat (sekitar 1 dalam 30), material menjadi lebih kaku dan rapuh. Baik karet alami dan sintetis adalah contoh dari elastomer. Di bawah kondisi temperatur dan tekanan tertentu, plastik yang juga termasuk polimer dapat dibentuk atau dicetak. Berbeda dengan elastomer, plastik lebih kaku dan tidak memiliki elastisitas yang dapat dibalik. Selulosa mreupakan salah satu contoh material berpolimer yang harus dimodifikasi secara bertahap sebelum diproses dengan metode yang biasanya digunakan untuk plastik. Beberapa plastik (seperti nilon dan selulosa asetat) dibentuk menjadi fiber.
Padatan amorf terbentuk saat rantai memiliki orientasi yang kecil di sepanjang polimer yang besar. Temperatur transisi kaca merupakan titik dimana polimer mengeras menjadi padatan amorf. Istilah ini digunakan sebab padatan amorf punya sifat-sifat yang mirip dengan kaca. Dalam proses kristalisasi, ditemukan bahwa rantai-rantai yang relatif pendek mengorganisir diri mereka sendiri menjadi struktur kristalin lebih cepat daripada molekul yang lebih panjang. Dengan begitu, derajat polimerisasi (DP) merupakan sebuah faktor yang penting dalam menentukan kekristalinan sebuah polimer. Polimer dengan DP yang tinggi sulit diatur menjadi lapisan-lapisan sebab cenderung menjadi kusut.
Dalam mempelajari polimer dan aplikasinya, penting untuk memahami konsep temperatur transisi kaca, T g. Polimer yang temperaturnya jatuh di bawah T g akan semakin kusut. Sedang polimer yang temperaturnya naik di atas T g akan menjadi lebih mirip dengan karet. Dengan begitu, pengetahuan akan T g merupakan hal yang penting dalam memilih bahan-bahan untuk berbagai aplikasi. Pada umumnya, nilai T g di bawah temperatur ruangan menentukan bidang elastomer sedang nilai T g di atas temperatur ruangan menyebabkan polimer berstruktur kaku.
Perilaku ini bisa dipahami dalam hal struktur bahan berkaca yang biasanya dibentuk oleh substansi yang mengandung rantai-rantai yang panjang, jaringan atom-atom yang berhubungan, atau apapun yang memiliki struktur molekul yang komples. Normalnya dalal keadaan cair, bahan-bahan seperti itu memiliki sifat rekat/kekentalan yang tinggi. Saat temperatur berubah menjadi dingin dengan cepat, kristalin berada dalam keadaan lebih stabil sedang pergerakan molekul menjadi terlalu pelan atau geometri terlalu kaku untuk membentuk kristalin. Istilah kaca bersinonim dengan keadaan tak seimbang yang terus-menerus. Sifat polimer lainnya, yang juga sangat tergantung pada temperaturnya, adalah responsnya terhadap gaya—sebagaimana diindikasikan oleh dua tipe perilaku yang utama: elastis dan plastik. Bahan-bahan bersifat elastis akan kembali ke bentuk asalnya begitu gaya tidak ada lagi. Bahan-bahan plastik takkan kembali ke bentuk asalnya. Di dalam bahan plastik berlangsung aliran yang mirip dengan cairan yang sifat rekat/kekentalannya tinggi. Kebanyakan material mendemonstrasikan kombinasi dari perilaku elastis dan plastik, memperlihatkan perilaku plastik setelah melebihi batasan elastis.
Klasifikasi polimer
Berdasarkan sumbernya
  1. Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
  2. Polimer sintetis
    1. Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
    2. Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
    3. Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
  1. 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
  2. 5 ~ 11 Cair (bensin)
  3. 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
  4. 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
  5. 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
  6. 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
Industri
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene, dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan kimia.
Daftar pustaka
Strong, A. Brent (2006). "Plastics: Materials and Processing". Pearson Prentice Hall ISBN 0-13-114558-4

Nama polimer berasal dari bahasa yunani yaitu poly dan meros. Poly berarti banyak dan meros berarti bagian. Sehingga polimer dikenal sebagai senyawa yang besar yang tersusun oleh penggabungan sejumlah unit molekul kecil. Unit molekul kecil ini dikenal sebagai monomer. Monomer yang menyusun suatu polimer jumlah nya sampi ratusan ribu bahkan jutaan ribu. Sehinga polimer dikenal juga sebagi makromolekul.
Disekitar kita terdapat banyak sekali senyawa polimer yang dapat kita jumpai. Mulai senyawa yang tersedia dialam seperti karet sampai yang dibuat dengan cara sintesis seperti plastik yang sering kita pakai sehari – hari. Peralatan – pera;atan yang ada disekitar kita juga berasal dari polimer mulai dari peralatan elektronik sampai peralatan dapur.
Dengan banyaknya pengunaan polimer dalam kehidupan sehari – hari juga mempunyai dampak yang buruk bagi lingkungan di sekitarnya, ganggunan dapat berupa gangguan kesehatan . hal ini disebabkan karena gugus atom dalam polimer yang terlarut dalam makanan dapat menyebabkan karsinogenik karena dapat menyebabkan penyakit kangker. Upaya penangulangan tercemarnya lingkungan dengan cara:
  • Mengurangi pemakain polimer plastik
  • Tidak membuang plastik disembarang tempat
  • Mencari alternative pemakaian alat alat yang lebih mudah di degradasi
  • Mengumpulkan plastik – plastik bekas untuk didaur ulang
Berdasarkan reaksi yang membentuk polimer secara umum dibagi menjadi dua reaksi yang dapat terjadi, diantaranya adalah :
1.      Polimerisasi adisi, yaitu pembentukan polimer dari monomer yang berikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Di dalam polimer adisi sendiri dibedakan menjadi dua yaitu polimerisasi adisi alami contoh polimerisasi 2-metil-1,3 buta diena secara alami pada pohon karet yang menghasilkan karet alam dan  Polimerisasi adisi sintersis
Contoh
  • Pembentukan PVC dari vinil klorida yang banyak digunakan untuk membuat pipa paralon, pembungkus kabel,dan tas plastik
  • Pembentukan polipropilena dari propena yang digunakan untuk membuat tangki air dan badan prahu.
  • Pembentukan Teflon dari tetrafloro etena. Teflon digunakan untuk memasak
  • Pembentukan polistrinandari stirena sering digunakan alat isolator alat2 elektronik.
1.      Polimerisasi kondensasi, yaitu reaksi pembentukan polimer dari monomer – monomer yang mempunyai dua gugus fungsi.
Contoh
  • Polimerisasi kondensasi alami, misalnya pembentukan selulosa dan amilum dari glukosa dan pembentukan protein dari asam amino.
  • Polimerisasi kondensasi sintesis, misalnya pembentukan nilon dari asam adipat dan heksametilen diamin serta pembentukan tetoron dari asam tereftalat dan etano diol.
POLIMER ALAMI

Polimer merupakan senyawa yang disusun oleh molekul-molekul yang dicirikan oleh pengulangan berlipat ganda dari satu atau lebih jenis atom atau group atom (biasa disebut unit penyusun) yang dihubungkan satu sama lain dalam jumlah yang cukup sehingga memberikan seperangkat sifat yang tidak bervariasi (berubah atau dipengaruhi) oleh penambahan satu atau beberapa unit penyusunnya.
Polimer dikelompokkan menjadi dua, yaitu polimer alami dan polimer sintetis. Polimer alami atau dikenal dengan biopolimer dihasilkan atau diturunkan dari sumber daya alam yang dapat diperbarui, dapat diuraikan dan tidak menghasilkan racun, sedangkan polimer sintetis lebih biasa dikenali sebagai plastik, seperti polietilena dan nylon. Polimer sintetis dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok yaitu thermoplastik, thermoset dan elastomer.

Termoplastik merupakan polimer yang akan melunak pada pemanasan dan dapat mengalir bila dikenakan tekanan. Dan apabila didinginkan, polimer tersebut dapat dikembalikan ke sifat padat atau ke sifat rubbery. Termoset merupakan polimer sintetis yang walaupun dipanaskan hingga titik lunak tidak akan kembali ke keadaan semula. Pengaruh pemanasan terhadap polimer termoset adalah menyebabkan proses curing, dan pemanasan lebih lanjut akan menyebabkan degradasi pada polimer tetapi tidak dapat melunak atau mengalir.

Biopolimer banyak dilirik oleh industri karena beberapa alasan, yaitu :
ü Sumber daya alam yang tak terbatas
ü Bio-compatible and biodegradable (dapat diuraikan)
ü Mempunyai sifat mekanis yang baik
ü Telah dirancang dan dioptimalkan secara alami untuk memenuhi suatu tugas tertentu
ü Mudah untuk membuat turunannya dengan sifat seperti yang diinginkan.

Polimer alami yang banyak tersebar di alam antara lain pati, karet, khitosan, selulosa, protein dan lignin.

Plastik

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapt dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan varias yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Pellet atau bijih plastik yang siap diproses lebih lanjut (injection molding, ekstrusi, dll)
Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress- lihat keplastikan (fisika) dan ductile.
Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.
Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).

Sejarah

Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.[1]

Jenis plastik

Plastik dapat digolongkan berdasarkan:
  • Sifat fisikanya
    • Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
    • Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
  • Kinerja dan penggunaanya
    • Plastik komoditas
      • sifat mekanik tidak terlalu bagus
      • tidak tahan panas
      • Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
      • Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman
    • Plastik teknik
      • Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
      • Sifat mekanik bagus
      • Contohnya: PA, POM, PC, PBT
      • Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
    • Plastik teknik khusus
      • Temperatur operasi di atas 150 °C
      • Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
      • Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
      • Aplikasi: komponen pesawat
  • Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
    • 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
    • 5 ~ 11 Cair (bensin)
    • 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
    • 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
    • 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
    • 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
  • Berdasarkan sumbernya
    • Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
    • Polimer sintetis:
      • Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
      • Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
      • Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)

Proses manufaktur plastik

Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.

Sifat polimer konduktif

Polimer semikonduktif dan konduktif adalah polimer terkonjugasi yang menunjukkan perubahan ikatan tunggal dan ganda antara atom-atom karbon pada rantai utama polimer. Ikatan ganda diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron valensi, namun pada molekul terkonjugasi hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua) atom lain. Elektron yang tersisa membentuk ikatan π, elektron yang terdelokalisasi pada seluruh molekul. Suatu zat dapat bersifat polimer konduktif jika mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi. Contoh dari polimer terkonjugasi adalah plastik tradisonal (polyethylen), sedangkan polimer konduktif antara lain : polyacetilen, polpyrol, polytiopen, polyaniline dan lain lain. Indonesia merupakan salah satu penghasil biji plastik untuk jenis Polypropylene atau PP dan High Density PolyEthylene atau HDPE.
Ethene polymerization.png
Polyethene monomer.png
Pembuatan Polyacetilen
Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan polimer terkonjugasi sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu bentuk cis dan trans polyacetilen.
Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
  • 1. cara pemanasan
  • 2. cara dopping.
Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur yang berbeda. Katalis Ti(O-n-C4H9)4-(C2H5)3Al.
Temperatur (oC)
 % trans
150
100
100
92,5
50
67,6
18
40,7
0
21,4
-18
4,6
-78
1,9
Temperatur yang menunjukan proses isomerisasi irreversibel dengan bentuk cis terjadi pada temperatur yang lebih tinggi pada 145 oC menghasilkan bentuk trans. Bentuk cis secara termodinamika kurang stabil dibandingkan dengan bentuk trans. Pada temperatur tinggi, dan secara spontan isomer cis dapat berubah menjadi trans.
Konduktifitas polyacetilen dapat ditingkatkan dengan proses halogenasi. Struktur polyacetilen dapat mengalami resonansi sehingga konduktifitasnya menjadi lebih besar. Adanya resonansi pada poliasetilen menyebabkan material dapat menghantarkan arus listrik.
Bila klorin ditambahkan pada film, ternyata tidak menghasilkan spektrum garis, tetapi reaksi adisi klorin menghasilkan spektrum polyacetilen yang jelas. Sekarang dikenal doping-induced pita IR yang disusun dari 3 pita yaitu pada 1397, 1288 dan 888 cm-1, absorbsi kuat jelas dibanding undoped polymer.

Industri

Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene, dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan kimia.

Sekilas

Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.

Referensi

1.                              ^ Ahvenainen, Raija. (2003). Modern Plastics Handbook (edisi ke-1st). Woodhead Publishing Limited.. hlm. 24.1.

Lem, Sealants dan busa

Perekat

Perekat adalah zat yang digunakan untuk lem bersama dua permukaan padatan (anggota disebut), menghasilkan bersama dengan kekuatan geser yang tinggi. Meskipun kekuatan intrinsik perekat kurang daripada bahan penganut dapat menghasilkan sambungan yang kuat jika dilapisi lapisan tipis dan kontinyu. Jika Anda membentuk bersama yang baik, bahan penganut mungkin patah atau pecah perekat. Dalam operasi perakitan saat ini digunakan lebih sering.
Bahan polimer (termoplastik, thermoset, elastomer) mungkin memiliki fungsi yang mirip dengan lem perekat alam (gelatin, kasein, pati). Polimer perekat dapat digunakan untuk mengikat kombinasi macam bahan: logam-logam, logam untuk plastik, logam, keramik dan sebagainya. Kekurangan utama adalah keterbatasan suhu operasi. Polimer organik mempertahankan integritas mekanik mereka hanya pada suhu relatif rendah dan resistensi menurun cepat dengan meningkatnya suhu itu sendiri.
persiapan permukaan yang tepat adalah kunci untuk ikatan sukses. Ketika permukaan yang kotor dan membutuhkan persiapan yang lebih menyeluruh untuk menjamin ikatan yang sempurna. Permasalahan yang diwakili oleh debu, lemak, minyak, karat, mengupas cat dll.
Dalam waktu membuka perekat merupakan interval waktu di mana Anda dapat meninggalkan perekat ke udara sebelum awal penyembuhan, sementara waktu penanganan adalah waktu di mana perekat tersebar. Itu tergantung signifikan terhadap porositas substrat, kelembaban dari suhu, udara dan lingkungan dari kedua substrat.
Waktu pengerasan dengan waktu yang diperlukan untuk pengerasan perekat. Kali ini dihitung oleh aplikasi perekat sampai Anda dapat menerapkan beban maksimum kepada Para Pihak.
Polimer epoxy dalam beberapa tahun terakhir telah digunakan secara luas sebagai perekat di industri konstruksi. Aplikasi utama dalam formulasi yang berbeda, adalah:
  • sambungan antara beton dari berbagai usia;
  • adhesi dari beton segar dengan rebar atau bahan struktural lainnya;
  • menyegel retak dan cedera;
The bisphenol epoxy resin, yang paling umum dalam perdagangan, diperoleh melalui reaksi kimia antara bisphenol A dan epiklorohidrin. Selain Reaksi berikutnya dari resin dengan komponen kedua, kata agen menyembuhkan atau pengeras dikenal sebagai menyembuhkan atau "menyembuhkan." Ini menghasilkan struktur tiga-dimensi yang solid. Komponen kedua adalah ditambahkan dan dicampur siap untuk digunakan. Jumlah crosslinker ditambahkan mengontrol laju silang dan, akibatnya, sifat final. obat ini dapat diselenggarakan baik di suhu kamar (obat dingin) adalah suhu yang relatif tinggi, di atas 100 ° C. Dalam industri konstruksi pada umumnya menyembuhkan dingin.
Dibandingkan dengan perekat lainnya, epoxy resin adalah salah satu bahan paling serbaguna menampilkan kekuatan tinggi adhesi pada berbagai substrat (beton, keramik, kaca, kayu, logam, plastik, karet, kulit).
epoxy resin memiliki kekuatan tarik tinggi, kompresi, dan menderita hanya susut sedikit selama pemeraman. Resin ini memiliki ketahanan yang sangat baik untuk menyerang bahan kimia yang disebabkan oleh garam deicing, sulfat, alkali dan bensin. Karakteristik ini, bergabung dengan biaya rendah mereka, membuat mereka yang paling banyak digunakan dalam aplikasi teknik sipil.
epoxy resin juga merupakan perilaku thixotropic tinggi yang membuat mereka cocok untuk pemulihan permukaan vertikal dan miring, bahkan ketika mereka ditambahkan ke konstituen serat.
Adhesi dari resin epoxy adalah karena kemampuan untuk permukaan basah, viskositas rendah dan adanya kelompok kutub dalam molekul mereka (kelompok terutama hidroksil).
Pengembangan kekuatan ikatan untuk perekat bekerja di tempat-tempat seperti solusi atau emulsi terjadi dengan hilangnya pelarut dan dapat menyebabkan penarikan. Ini tidak terjadi untuk perekat berdasarkan resin epoksi sebagai polimerisasi kopoliadisi mereka terjadi dan, karenanya, tidak ada rilis produk reaksi.
Reaksi silang terjadi, dengan hanya kontraksi volume kecil (antara 0,05 dan 1'1%), selama resin memiliki konsistensi cairan kental. Ketika menyembuhkan berlangsung, Anda tidak memiliki mundur lagi.
Resin poliester resin perekat berbasis juga digunakan dalam teknik sipil, telah menunjukkan, bagaimanapun, memilih tinggi. Di sisi lain, mereka mencapai kekuatan akhir dalam waktu singkat (1-3 jam) dibandingkan periode waktu yang lebih epoxy resin yang digunakan, seperti dalam konstruksi, pada suhu kamar (4 sampai 10 hari). Ini merupakan keuntungan dari perekat poliester, dibandingkan dengan epoxy, karena area yang akan dicapai tidak harus "terganggu" selama pengerasan.
Perekat berdasar pada resin epoxy dan resin polyester, seperti semua bahan organik, mudah terbakar. Mereka terus membakar bahkan setelah sumber pengapian dihapus, kecuali mereka telah diberikan pemadam diri dengan aditif yang sesuai. The epoxy resin bisphenol umum, juga dirilis dalam asap partikel berdasarkan senyawa aromatik, racun bagi manusia, meskipun penambahan aditif yang tepat dapat meningkatkan perilaku api.
Daya tahan perekat berkaitan dengan kemajuan fenomena degradasi yang dapat berubah dari waktu ke waktu, beberapa sifat penting dari komponen resin, termasuk yang mekanis. Ketahanan dari lem yang digunakan di lingkungan luar terutama tergantung pada lingkungan di mana mereka beroperasi. Tindakan sinergis dari kelembaban, suhu tinggi dan setiap agen agresif (ozon, bensin dll.) Pengaruh morfologi dalam resin serta antarmuka. Proses "penuaan" dalam lingkungan menyebabkan pembusukan agresif dari sifat fisik dan mekanik resin.

PLASTIK

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapt dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka “malleable”, memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan varias yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, “reliency” dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress- lihat keplastikan (fisika) dan ductile. Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.
Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau “monomer”. Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan “bergantung” dari tulang-belakang (biasanya “digantung” sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup “pendant” telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut. Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, “shellac”) sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, “nitrocellulose”) dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun

Jenis plastik
Plastik dapat digolongkan berdasarkan:
·                      Sifat fisikanya
o                                 Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
o                                 Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
·                      Kinerja dan penggunaanya
o                                 Plastik komoditas
        • sifat mekanik tidak terlalu bagus
        • tidak tahan panas
        • Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
        • Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan,      botol minuman
o                                 Plastik teknik
        • Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
        • Sifat mekanik bagus
        • Contohnya: PA, POM, PC, PBT
        • Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
o                                 Plastik teknik khusus
        • Temperatur operasi di atas 150 °C
        • Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
        • Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
        • Aplikasi: komponen pesawat
·                      Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
o                                 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
o                                 5 ~ 11 Cair (bensin)
o                                 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
o                                 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
o                                 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
o                                 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
·                      Berdasarkan sumbernya
o                                 Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
o                                 Polimer sintetis:
§        Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
§        Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
§        Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapt dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka “malleable”, memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan varias yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, “reliency” dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress- lihat keplastikan (fisika) dan ductile. Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.
Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau “monomer”. Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan “bergantung” dari tulang-belakang (biasanya “digantung” sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup “pendant” telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut. Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, “shellac”) sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, “nitrocellulose”) dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun

Jenis plastik
Plastik dapat digolongkan berdasarkan:
·                      Sifat fisikanya
o                                 Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
o                                 Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
·                      Kinerja dan penggunaanya
o                                 Plastik komoditas
§                                               sifat mekanik tidak terlalu bagus
§                                               tidak tahan panas
§                                               Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
§                                               Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman
o                                 Plastik teknik
§                                               Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
§                                               Sifat mekanik bagus
§                                               Contohnya: PA, POM, PC, PBT
§                                               Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
o                                 Plastik teknik khusus
§                                               Temperatur operasi di atas 150 °C
§                                               Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
§                                               Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
§                                               Aplikasi: komponen pesawat
·                      Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
o                                 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
o                                 5 ~ 11 Cair (bensin)
o                                 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
o                                 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
o                                 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
o                                 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
·                      Berdasarkan sumbernya
o                                 Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
o                                 Polimer sintetis:
§                                               Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
§                                               Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
§                                               Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar