Kamis, 08 Maret 2012

Materi Ilmu Gizi - Gizi untuk Berbagai Golongan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Istilah gizi atauilmu gizi di kenal di Indonesia pada tahun 1950-an, sebagai terjemahan dari  inggris “nutrition”. Kata gizi sendiri berasal dari kata “ghidza” dalam bahasa arab, yang berrti makanan. Kata “ghidza“ dalam dialek mesir dibaca “gizi”. Sementara itu ada juga yang menerjemahkan kata “nutrition” menjadi “ gizi”.
Definisi ilmu gizi yang paling sederhana adalah: ilmu yang menganalisis pengaruh pangan yag dikonsumsi terhadap organism hidup. Definisi yang lain menyebutkan bahwa ilmu gizi mempelajari hubungan antara manusia dan pangan yang diknsumsinya,serta pengaruhnya terhadap aspek kejiwaan (psikis) dan kehidupan sosialnya, yang meliputi juga aspek fisiologis dan biokimiawi.
Ilmu gizi disebut juga sebagai ilmu pangan, zat-zat gizi dan senyawa lain yang terkandung dalam bahan pangan. Reaksi, interaksi serta keseimbangannya yang dihubungkan dengan kesehatan dan penyakit. Selain itu meliputi juga proses-proses pencernaan pangan, serta penyerapan, pengangkutan, pemanfaatan dan ekskresi zat-zat oleh organisme.
Definisi lain menyebutkan bahwa ilmu gizi mempelajari proses-proses organism hidup dalam menerima dan memanfaatkan bahan pangan yang diperlukan untuk memelihara fungsi organ tubuh dan untuk pertumbuhan serta perbaikan jaringan.
Dari pemaparan diatas definisi-definisi tersebut selalu mengandung 2 unsur pokok, yaitu pangan dan manusia atau masyarakat. Oleh karena itu, pada hakekatnya ilmu gizi merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu. Ilmu yang berkaitan dengan manusia atau masyarakat; seperti ilmu faal, ilmu kimia, biokimia, ilmu dan teknologi pangan serta patologi.
Dengan luasnya ruang lingkup ilmu gizi, maka ilmu ini dibagi dalam cabang-cabang lmu, seperti: ilmu gizi manusia (human nutrition), ilmu gizi masyarakat (community nutrition), ilmu gizi klinik (clinical nutrition), ilmu gizi hewan (animal nutrition), ilmu fisiologi gizi (physiological nutrition) dan termasuk juga ilmu pangan (food science).
Perkembangan ilmu gizi sebagai pengetahuan bertitik tolak pada fungsi pangan untuk kehidupan. Konsep yang sudah ada sejak zaman purba adalah: konsmsi pangan diprlukan untuk kelangsungan hidup. Bahkan sampai sekarang masih banyak penduduk, terutama di Negara-negara yang sedang berkembang, yang mempertaruhkan nyawanya hanya untuk memperoleh bahan pangan. Dalam hal ini, segi kuantitatif (jumlah) lebih dipentingkan daripada segi kualitatif (mutu). Kemudian pada abad ke-16, bangsa mesir dan romawi mulai memperhatikan segi kualitas (mutu) pangan yang dikonsumsinya.
Setiap orang peduli dengan pangan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Pangan mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh untuk memperoleh energy guna memelihara kelangsungan proses-proses dalam tubuh, untuk tumbuh dan berkembang, serta untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Energy tersebut diperoleh dari hasil pembakaran (oksidasi) karbohidrat, lemak dan protein dalam tubuh.
Di alam terdapat berbagai jenis bahan pangan, baik yang berasal dari tanaman yang disebut sebagai bahan pangan nabati maupun yang berasal dari hewan yang dikenal sebagai bahan pangan hewani. Diantara beragam jenis pangan tersebut, ada yang kaya akan satu jenis zat gizi tersebut. Umumnya tidak ada suatu bahan pangan tersebut, ada yang kaya akan satu jenis zat gizi, sebaliknya ada pula yang miskin akan zat gizi tersebut. Umumnya tidak ada suatu bahan pangan yang lengkap mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang mencukupi keperluan tubuh, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi. Oeh karena itu, manusia memerlukan berbagai macam bahan pangan untuk menjamin agar semua zat gizi yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi dalam jumlah yang cukup.
Perlunya memilih pangan yang baik mengakibatkan berkembangnya ilmu gizi (ilmu yang mempelajari zat-zat gizi); bagaimana bahan pangan dicerna, diserap, dimetabolisme dan diekskresikan.
Zat-zat gizi menyediakan kebutuhan sel-sel tubuh yang beraneka ragam. Sebagai mesin hidup, sel memerlukan energi, bahan-bahan pembagun dan bahan-bahan untuk memperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang rusak. Setia jenis sel mempunyai kebutuhan yang berbeda. Sebagai contoh, sel-sel otot menghasilkan serat-serat otot dan oleh karena itu memerlukan rotein. Setelah mengerjakan tugasnya, sel akan rusak dan perlu diganti; sebagai contoh, sel darah merah diganti setiap enam minggu.
Para ahli gizi membagi zat-zat gizi ke dalam enam kelompok besar, yaitu: (1) karbohidrat, (2) lemak, (3) protein, (4) vitamin, (5) mineral dan (6) air. Ada dua kelompok zat gizi, yang pertama, yaitu karbohidrat (pati, gula) dan lemak merupakan sumber energy utama bagi tubuh, dan yang kedua yaitu protein yang merupakan zat pembangun dan zat pengganti sel-sel yang rusak, selain dapat juga digunakan sebagai sumber energi. Karbohidrat dan lemak juga merupakan komponen yang diperlukan untuk pembentukan membrane sel. Protein merupakan sumber asam-asam amino yang digunakan untuk melaksanakan fungsi sel dan penggantian sel. Protein (asam amino) juga merupakan sumber senyawa bernitrogen, yang dapat digunakan untuk membentuk asam nukleat guna pembuatan bahan genetik. Dalam berbagai hal, sel dapat mengubah suatu zat menjadi molekul kelompok zat gizi lain; misalnya karbohidrat (glukosa) dan protein (asam amino) dapat dikonversi menjadi lemak; sedangkan lemak dan protein dapat juga diubah menjadi karbohidrat (glukosa,glikogen).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan gizi / gizi dan mengapa manusia membutuhkan gizi ?
2.      Bagaimana kebutuhan asupan gizi bagi berbagai golongan ?
C.    Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui dan menambah pemahaman mengenai gizi / gizi
2.      Untuk mengetahui kebutuhan asupan gizi bagi berbagai golongan.
3.      Untuk memenuhi prasyarat perkuliahan ilmu gizi.

D.    Manfaat
Dengan penyusunan makalah ini di harapkan akan  dapat menambah wawasan dan pemahaman bagi penyusun maupun  pembaca tentang gizi.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Gizi / Gizi
Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Gizi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
Sedagkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun 1497 atau lebih populer kita kenal dengan penyakit sariawan. Pada waktu itu Vasco da Gama dalam pelayarannya menuju Indonesia telah kehilangan lebih dari separuh anak buahnya yang meninggal akibat penyakit ini. Baru pada permulaan abad XX para ahli kedokteran dapat memastikan bahawa penyakit ini diakibatkan karena kekurangan vitamin C.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gizi6/22/2011 4:57:28 PM

Tubuh sangat membutuhkan gizi / gizi Agar tubuh sehat dan aktif, sehingga  pola makan sehari-hari pun harus tersusun dari berbagai unsur, seperti vitamin, gizi, dan mineral serta zat –zat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses metabolisme.
Jumlah makanan yang dikonsumsi bukanlah jaminan bahwa kita telah mempunyai asupan gizi yang seimbang karena pada dasarnya tubuh membutuhkan gizi yang berimbang, tidak berlebih ataupun kurang. Banyak fakta bahwa gizi berlebih akan menyebabkan timbulnya penyakit, salah satu contohnya adalah kelebihan karbohidrat yang tertimbun dalam tubuh yang pada akhirna akan terakumulasi membentuk timbunan lemak yang justru berbahaya bagi tubuh. Kekurangan terhadapa gizi juga sangat tidaklah baik karena akan dapat menghambat proses-proses dalam tubuh terutama proses metabolisme sehingga dapat menghambat pertumbuhan, hal ini biasa disebut dengan Gizi Buruk.
B.     Kebutuhan Gizi Bagi Beberapa Golongan.
1.      Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Bahagia sekali ketika dokter menyatakan bahwa akan ada kehidupan di rahim ibu hamil.Untuk mempersiapkan hadirnya sang buah hati, perlu bagi ibu, tentu saja dengan dibantu sang suami untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Termasuk mempersiapkan kebutuhan gizi yang cukup untuk kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin.
Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa kebutuhan gizi ibu hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat yang seimbang. Selain pilihan makanan sehat, pada saat kehamilan dibutuhkan vitamin. Idealnya adalah tiga bulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu mendapatkan gizi yang dibutuhkan. Namun, terkadang diperlukan tambahan makanan, bahkan suplemen sesuai kebutuhan. Berikut adalah beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil:
Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk
·                  Kebutuhan kesehatan tubuh ibu hamil dan pertumbuhan bayi
·                  Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin, mineral)
·                  Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi
·                  Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah.

Ø      Kalori(energi)
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses metabolisme jaringan baru. Namun dengan adanya pertambahan kebutuhan kalori ini tidak lantas menjadikan ibu hamil terlalu banyak makan.
Tubuh ibu hamil memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan. Dari jumlah tersebut, berarti setiap harinya sekitar 300 tambahan kalori dibutuhkan ibu hamil. Memang cukup sulit untuk mengetahui berapa kalori yang telah dikonsumsi setiap harinya. Untuk jangka pendek, gunakanlah rasa lapar ibu hamil sebagai panduan kebutuhan kalori. Monitorlah berat badan ibu hamil untuk membantu menilai apakah ibu hamil mengkonsumsi makanan sejumlah kalori yang tepat. Mungkin saja ibu hamil membutuhkan bantuan dokter ataupun ahli gizi untuk membantu ibu hamil dalam mencukupi kebutuhan kalori selama kehamilan.

Ø      Protein
Ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak selama kehamilan dibandingkan waktu-waktu lain di seluruh hidup ibu hamil. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 75 gram protein setiap harinya, lebih banyak 25 gram dibandingkan yang lain.
Menambahkan protein ke dalam makanan merupakan cara yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan protein. Produk hewani seperti daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut merupakan sumber protein. Selain itu protein juga bisa didapat dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, tahu, oncom, dan lainnya.
Ø      Folat (Asam Folat)
Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio.  Folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur (prematur), bayi dengan berat badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR), dan pertumbuhan janin yang kurang. Sebenarnya, asam folat sangat diperlukan terutama sebelum kehamilan dan pada awal kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan konsumsi folat. 600 mg folat disarankan untuk ibu hamil.
Folat dapat didapatkan dari suplementasi asam folat. Sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum merupakan sumber alami yang mengandung folat.

Ø      Zat Besi
Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin  yaitu protein di sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume darah bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi.
Hal ini menyebabkan kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko melahirkan bayi tidak cukup umur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih tinggi. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 27 mg sehari. Selain dari suplemen, zat besi bisa didapatkan secara alami dari daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan yang telah difortifikasi zat besi, dan kacang-kacangan.

Ø      Zat Seng (Zing)
Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zar seng rendah dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Sedangkan uji klinis suplementasi zat seng tidak didapatkan kejelasan mengenai keuntungan mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih tinggi. Namun mengkonsumsi zat seng dalam jumlah cukup bagi merupakan langkah antisipatif yang dapat dilakukan.
Zat seng dapat ditemukan secara alami pada daging merah, gandum utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, dan beberapa sereal sarapan yang telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak membutuhkan tambahan suplemen. Namun ibu hamil dapat mengkonsumsi suplemen (sekitar 25 mg zat seng sehari) jika ibu hamil dalam kondisi yang kurang sehat.
Ø      Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar  1000 mg per hari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya produk susu seperti susu, keju, yogurt. Selain itu ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.

Ø      Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Ibu hamil dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.

Ø      Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan, imunitas, serta pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Vitamin A dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur, dan lainnya.


2.      Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
A.    Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
B.     Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui
Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram protein sehari. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
C.     Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.
D.    Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui .
Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah. Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama hamil.
Tabel Menyusui Kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil, peningkatan kebutuhan gizi hamil menurut Huliana (2001) sebesar 15 persen, karena dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin.
Penambahan kebutuhan gizi selama hamil antara lain meliputi:
1.       Kalori.
2.       Protein.
3.       Lemak.
4.       Karbohidrat.
5.       Vitamin.
6.       Mineral.
1.       Kalori
Tambahan kalori selama hamil digunakan bagi janin maupun aktivitas ibu. Banyaknya kalori yang dibutuhkan hingga melahirkan sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan tambahan 300 Kkal sehari. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI 2004 tambahan kalori yang dibutuhkan sekitar 300 Kkal per hari.
Kebutuhan kalori tiap trimester antara lain:
1.       Trimester I, kebutuhan kalori meningkat secara minimalis.
2.       Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat untuk kebutuhan ibu yang meliputi penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, payudara dan lemak.
3.       Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
2.       Protein
Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya. Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya, sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari. Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan.
Protein digunakan untuk:
1.       Pembentukan jaringan baru, baik plasenta dan janin.
2.       Pertumbuhan dan diferensiasi sel.
3.       Pembentukan cadangan darah.
4.       Persiapan masa menyusui.
3.       Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan tirmester III.
4.       Karbohidrat
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin adalah karbohidrat. Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta. Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.

E.     Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.

F.      Pendidikan Gizi Bagi Ibu Menyusui
Buatlah setiap gigitan berarti – Makan makanan yang bermanfaat untuk menghasilkan susu yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan mempercepat kondisi setelah melahirkan. Semua kalori tidak diciptakan setara – Memilih makanan yang mengandung kalori sesuai dengan kebutuhan. Jika anda kelaparan, maka bayi juga – Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena dapat memperpendek umur dan daya hidup.
Jadilah ahli efesiensi – Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal, yang terpenting sesuai dengan kebutuhan nutrisi selama laktasi. Karbohidrat adalah isu komplek – Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral, sehingga menghasilkan air susu yang baik dan cukup. Yang manis tidak ada manfaatnya- bahkan menimbulkan masalah – Kalori yang berasal dari gula, kurang bermanfaat, konsumsi makanan yang manis dikurangi. Makanlah makanan yang alami – Makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya sehingga akan mengurangi nilai gizi air susu.
Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini akan bermanfaat untuk kesehatan keluarga. Jangan minum minuman beralkohol, obat-obatan, kopi atau merokok. Hal tersebut akan mempengaruhi produksi air susu dan menimbulkan gangguan pada ibu dan bayi.
                          http://peduliasi.com/?p=163
3.      Kebutuhan Giz Bayi
a.       PRINSIP GIZI SEIMBANG BAGI BAYI
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/ menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.
b.      MACAM-MACAM MAKANAN BAYI
Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :
1. ASI ( Air Susu Ibu)
Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya.
 1) Ibu
Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan. Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat menyusui.
2) Bayi
Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin. Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.
Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang. Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.
Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi. Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.
4) Negara
Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak. Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
Mengurangi subsidi untuk rumah sakit. Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak sakit.
Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli susu formula.
Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1) Kolustrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.
2) ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.
3) ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya.
Tabel 1. Komposisi Kandungan ASI
Transisi
ASI mature
Energi (kg kla)
57,0
63,0
65,0
Laktosa (gr/ 100 ml)
6,5
6,7
7,0
Lemak (gr/ 100 ml)
2,9
3,6
3,8
Protein (gr/ 100 ml)
1,195
0,965
1,324
Mineral (gr/ 100 ml)
0,3
0,3
0,2
Immunoglubin :
Ig A (mg/ 100ml)
Ig G (mg / 100 ml)
Ig M (mg/ 100 ml)
335,9
5,9
17,1
-
-
-
119,6
2,9
2,9
Lisosin (mg/ 100 ml)
14,2-16,4
-
24,3-27,5
420-520
-
250-270

c. Kecukupan ASI
Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
1) Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.
2) Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan, triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 :250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
3) Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
4) Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur.
5) Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
1.      Jenis MPASI diantaranya:
Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya , jeruk, tomat. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.
2.      Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :
Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
·         Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.
·         Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
·         Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
3.      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI :
Ø      Perhatikan kebersihan alat makan.
Ø      Membuat makanan secukupnya.
Ø      Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
Ø      Buat variasi makanan.
Ø      Ajak makan bersama anggota keluarga lain.
Ø      Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan.
Ø      Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

c.       CARA PENGELOLAAN MAKANAN BAYI
Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI.
Tabel 2. Definisi Pemberian Makanan Bayi
Pemberian ASI Eksklusif
(Exclusive breastfeeding)
Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.
Pemberian ASI Predominan
(Predominant breastfeeding)
Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air minum, atau minuman cair lain, misal air teh.
(Full breastfeeding)
Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI predominan.
Pemberian Susu Botol
(Bottle feeding)
Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan botol.
Pemberian ASI Parsial
(Artificial feeding)
Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/ formula atau sereal atau makanan lain.
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) tepat waktu (Timely complementary feeding)
Memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.
Tabel 3. Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
Mulai menyusui
Dalam waktu 30-60 menit setelah melahirkan.
Menyusui eksklusif
Umur 0-6 bulan pertama.
Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan (umur yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan neurologis dan neuromuskuler).
Berikan MPASI
Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6 bulan.
Teruskan pemberian ASI
Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.


Tabel 4. Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi
Umur
Macam makanan
Pemberian selama 24 jam
1-2 minggu
3 mg s/d 3 bulan
3 bulan
4-5 bulan
7-12 bulan
ASI atau
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Nasi tim
Jus buah
Sesuka bayi
6-7 kali 90 ml
Sesuka bayi
6 kali 100-150 ml
Sesuka bayi
5 kali 180 ml
1-2 kali 50-75 ml
Sesuka bayi
4 kali 180 ml
1 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
3 kali 180-200 ml
2 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
2 kali 200-250 ml
2x 40- 50 g bubuk
1 x 40-50 g bubuk
1-2 kali 50-100 ml

d.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1.      Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2.      Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3.      Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
4.      Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5.      Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6.      Umur.
7.      Berat badan.
8.      Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9.      Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10.  Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).
e.       PENGARUH STATUS GIZI SEIMBANG BAGI BAYI
Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.
f.       DAMPAK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GIZI PADA BAYI
Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi tubuh. Misalnya hipervitaminosis A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi.
Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi marasmus (gizi kurang/ buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya xeroftalmia (kekurangan vit.A), Rakhitis (kekurangan vit.D).
Ada lima kebutuhan gizi bayi yang harus dipenuhi agar tumbuh kembang bayi optimal.
1.      Karbohidrat
Guna: bahan baku menghasilkan energy yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas bayi. Sumber: beras, beras merah, tepung maizena, tepung roti, macaroni, pasta, kentang, havermut.
2.      Protein
Guna: bahan utama pembentukan berbagai struktur organ, terutama tulang dan oto, termasuk sel-sel saraf otak. Sumber: susu dan hasil olahannya (keju, krim dan yoghurt), daging (ternak, unggas, ikan), telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah)
3.      Lemak
Guna: bahan utama sumber energy, dan dibutuhkan oleh beberapa jenis zat gizi, misalnya vitamil A, agar dapat diserap oleh tubuh. Sumber: minayk sayur (terutama minyak jagung, minyak wijen, dan minyak bunga matahari), santan, mentega atau margarin.


4.      Vitamin dan mineral
Guna: memperlancar berbagai proses metabolism di dalam tubuh, termasuk proses penghantaran perintah di antara sel-sel saraf. Sumber: bayam daun kangkung, brokoli, labu kuning, buncis muda, jagung, jamur merang,, kacang kapri, wortel, pisang, jeruk, tomat, papaya, semangka, alpukat, melon, pir, dan apel.
5.      Air
Guna: memuaskan rasa haus bayi dan membantu melancarkan kerja pencernaan bayi. Sumber: ASI/PASI, air putih matang, sari buah segar dan makanan berkuah. Semua nutrisi bayi harus diberikan dalam kadar yang seimbang. Sumber masalah kesehatan anak-anak adalah jika asupan tidak seimbang, terutama jika hanya beberapa jenis zat gizi yang dikonsumsi bayi. Kecukupan gizi tentu akan mendukung pertumbuhan anak secara optimal.

4.      Kebutuhan Gizi Anak

Cukupi gizi anak dengan menyediakan makanan yang mengandung cukup zat gizi, mikronutrien, dan makronutrien. Sebanyak 60 persen dari 10 juta anak di dunia meninggal akibat malnutrisi. Dua per tiga anak dari yang meninggal itu diakibatkan kesalahan pemberian makan. Anak menjadi kurang gizi, sehingga memiliki daya tahan tubuh lemah dan rentan sakit. 
Banyak di antara orang tua yang berpikir memberi makan anak hanyalah sekedar mengenyangkan perutnya semata. Padahal, pemberian makan pada anak memiliki unsur lain yang jauh lebih esensial ketimbang hanya untuk menghentikan tangisannya akibat kelaparan. Sejatinya, makanan diperlukan untuk tercukupinya kebutuhan nutrisi, beraktivitas, tumbuh kembang, penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta kelangsungan hidup manusia.
Di balik itu, pemberian makanan kepada buah hati yang dilakukan bunda rupanya banyak mempunyai nilai edukasi pada anak. Anak diajarkan untuk disiplin, tata karma, mengajak anak untuk menyukai berbagai makanan, dan mempererat hubungan ibu dan anak. Menurut Dr Sri S Nasar SpA (K), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu genetik atau keturunan, asupan nutrisi, dan stimulasi.
”Faktor genetik karena merupakan pembawa keturunan, maka tidak dapat diintervensi atau diubah,” kata Sri saat acara peluncuran MobiPresinutri di Puskesmas Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Sebaliknya, tukas Sri, unsur nutrisi dan stimulasi dapat dirancang dan dibentuk sehingga orangtua dapat mempersiapkannya secara optimal.
Pada waktu golden period, yang sebenarnya telah dimulai sejak trimester akhir kehamilan sampai anak berusia tiga tahun, merupakan masa di mana otak anakanak bertumbuh secara pesat. ”Sehingga untuk memaksimalkan fungsinya, maka anak perlu diberi asupan nutrisi serta stimulasi yang tepat,” kata Dr Savitri Handayana MM, selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir.
Salah satu sumber nutrisi yang diperoleh anak adalah dari makanannya. Kembali lagi masalahnya masih banyak orang tua yang belum mengerti benar tentang hal ini. Pemberian makan kepada anak sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan & kapasitas anak itu sendiri. Hal ini karena anak-anak ternyata membutuhkan kalori yang lebih besar dari orang dewasa, yaitu untuk anak < 3 tahun membutuhkan antara 100–120 kkal/kg BB/hari dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya membutuhkan 35–40 kkal/kg BB/hari.
Tetapi karena kapasitas perut anak-anak lebih kecil dibandingkan orang dewasa, maka sebaiknya anak jangan dipaksakan untuk diberikan makan dalam jumlah besar seperti orang dewasa. Jadi, sebaiknya anak diberi makan dalam jumlah yang sedikit namun sering. Seperti misalnya apabila orang dewasa makan tiga kali sehari, untuk anak pemberian makan dapat dijadikan lima kali sehari.
Misalnya dengan jadwal seperti berikut: pagi hari sarapan dengan pemberian susu. Menjelang siang, beri anak kudapan. Setelah itu, saatnya pemberian makan siang dan dilanjutkan susu sebelum tidur siang. Nah, ketika malam, berikan makan malam dan sebelum berangkat tidur beri anak susu kembali. Untuk snack, ibu bisa memberikan yang menyehatkan, misalnya buah atau puding.
Perlu diketahui, anak di bawah usia tiga tahun membutuhkan lemak dan minyak yang cukup untuk perkembangannya. Lain dengan anak di atas usia ini, kebutuhan lemak dan minyak tidak menjadi hal yang pokok. Adapun zat gizi yang penting untuk pertumbuhan anak, di antaranya asam amino (esensial), kalsium, zat besi, DHA, dan AA.
Apabila gizi anak tidak terpenuhi, maka akan menderita malnutrisi. Badan Dunia menyinyalir, gizi buruk atau malnutrisi berperan besar terhadap kematian anak. Sedikitnya 60 persen dari 10 juta anak di dunia meninggal akibat penyakit ini. Sementara dua per tiganya, meninggal disebabkan kesalahan pada pemberian makanan. Malnutrisi yang dialami anak di bawah tiga tahun, dapat menimbulkan gangguan permanen pada otak. ”Atau bisa juga anak mengalami kurangnya kemampuan berpikir,” kata Sri.
Malnutrisi ini bisa dikarenakan kekurangan zat gizi atau justru kelebihan. Bila kekurangan, maka di masa tuanya kelak anak akan mengalami kerapuhan tulang atau osteoporosis, daya tahan tubuh menjadi terganggu, serta gangguan reproduksi yang dapat mengarah pada infertilitas. Sedangkan malnutrisi akibat kelebihan gizi mengakibatkan anak menderita obesitas, risiko terkena penyakit jantung koroner, hingga diabetes.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman keluarga mengenai nutrisi dan stimulasi, Sari Husada meluncurkan MobiPresinutri yang akan menjangkau puluhan ribu keluarga di ratusan daerah di Pulau Jawa. Wahana edukasi nutrisi dan stimulasi presisi keliling ini akan mendatangi 125 titik di Pulau Jawa hingga 5 Juli 2010. MobiPresinutri merupakan sebuah bus yang dirancang khusus, di mana di dalamnya terdapat sekitar delapan jenis permainan pendukung tumbuh kembang anak, sekaligus wahana edukasi nutrisi bagi ibu dan anak.
Marketing Manager SGM George Yudistira mengungkapkan, kebutuhan masyarakat mengenai edukasi nutrisi masih belum terpenuhi maksimal. Merespons kebutuhan ini, Sari Husada dengan brandsusu formula SGM Eksplor 3 dan SGM Aktif 4, menciptakan MobiPresinutri. Hal ini sekaligus juga menjadi bentuk dukungan Sari Husada mendorong peran posyandu yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
”MobiPresinutri akan memulai roadshow di Jabodetabek, serta beberapa kota seperti Sukabumi, Tasikmalaya, Solo, Semarang, Madiun, Malang, dengan total lebih dari 10 kota,” terang George.
Sementara Ignatius Ari Djoko Purnomo, Corporate Communication Sari Husada menjelaskan, selain untuk menjangkau sebanyak mungkin masyarakat, kegiatan ini juga bermaksud memberikan inspirasi bagi pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti posyandu atau puskesmas. Selain posyandu dan puskesmas, MobiPresinutri juga akan mendekatkan edukasi nutrisi di sekolah termasuk pendidikan anak usia dini atau PAUD.
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/15/27/342984/pentingnya-asupan-gizi-anak

5.      Kebutuhan Gizi Remaja
Remaja adalah perempuan berusia 10-18 tahun dan laki-laki berusia 12-20 tahun. Pada usia tersebut, pertumbuhan remaja sangat cepat seiring dengan dialaminya pubertas. Remaja membutuhkan asupan gizi yang cukup karena aktivitas fisik remaja yang tinggi, seperti ekstrakulikuler yang banyak, kurikulum sekolah yang padat, apalagi ditambah dengan mengikuti berbagai macam les. Otomatis, remaja  lebih banyak membutuhkan asupan kalori. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia, remaja membutuhkan sekitar 2050 sampai 2500 kkal dan protein 50 sampai 60 gram sesuaidengan pertambahan umurnya.
1.      Prinsip Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat  proses pematangan  fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
Growth Spurt :
-       Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
-       Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisiksehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

2.      Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan Dewasa
Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa :
-          Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentangzat gizi.
-          Pekerjaan
Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES) menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasai, dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori).
Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30 % dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000 mg. selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium, cara pengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak.

3.      Kebutuhan Gizi Seimbang
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. 
Bagi remajamakanan merupakan suatu kebutuhan pokok  tuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsimakanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.
Kebutuhan  energi  diperlukan untuk  kegiatan  sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh.  Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10 -12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaituvitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi.  Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12.
 Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuhtulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB).  Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.


6.      Kebutuhan Gizi Lansia
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun.
Ø      Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
Ø      Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
Ø      Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
Ø      Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
Ø      Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Ø      Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.













BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Gizi merupakan kebutuhan pokok manusia (masyarakat), untuk kehidupanya di mana gizi ini memili unsure pokok berupa karbohidrat, peroten, vitamin, lemak, mineral dan air. Semua unsure ini harus ada pada manusia karna semua unsure ini sangat penting untuk menghasilkan energy.
Gizi yang dibutuhkan oleh manusi itu berbeda antara ibu hamil, ibu menyusui, bayi, anak, remaja, dan lansia. Kebutuhan gizi ibu hamil berupa : kalori (energy), protein, Folat (Asam Folat), zat besi, kalsium, vitamin C, vitamin A. Beberapa paktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui diantaranya :  Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram proteinsehari. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi. Dan aktivitas yang di lakukan oleh ibu tersebut berlebihan. Pemenuhan gizi untuk bayi berupa ASI. ASI merupakan sumber makanan utama dan paling sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan. Untuk itu harus diterapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang dibutuhkan dapat dipenuhi melalui ASI.
Komposisi zat utama dalam ASI:
-       Laktosa- 7gr/100ml.
-       Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.
-       Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.
-       Protein- 0,8-1,0gr/100ml.
 Cukupi gizi anak dengan menyediakan makanan yang mengandung cukup zat gizi, mikronutrien, dan makronutrien. Sebanyak 60 persen dari 10 juta anak di dunia meninggal akibat malnutrisi. Dua per tiga anak dari yang meninggal itu diakibatkan kesalahan pemberian makan. Anak menjadi kurang gizi, sehingga memiliki daya tahan tubuh lemah dan rentan sakit. Remaja adalah perempuan berusia 10-18 tahun dan laki-laki berusia 12-20 tahun. Pada usia tersebut, pertumbuhan remaja sangat cepat seiring dengan dialaminya pubertas. Remaja membutuhkan asupan gizi yang cukup karena aktivitas fisik remaja yang tinggi, seperti ekstrakulikuler. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia, remaja membutuhkan sekitar 2050 sampai 2500 kkal dan protein 50 sampai 60 gram sesuai dengan pertambahan umurnya.
Kebuttuhan gizi bagi remaja sngatlah penting  karena gizi sangat di butuhkan untuk remaja dalam kelangsungan hidupnya, kebutuhan gizi remaja ini berupa protein, karbohidra, mineral, vitamin dan air. Semua gizi tersebut harus terpenuhi agar remaja bias melakukan aktifitasnnya, aktifitas sanagat berpengaruh terhadap kebutuhan gizi remaja, apa bila remaja melakukan aktifitas yang tinggi maka kebutuhan gizinya juga lebih tinggi.
Kebutuhan gizi lansia  sanagat berpengaruh terhadap kesehatan orang lansia dimana jika otot dalam tubuh keurangan salah satu gizi, akan sangat berpengaruh pada jkesehtannya.










DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Gizi6/22/2011 4:57:28 PM
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/15/27/342984/pentingnya-asupan-gizi-anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar