BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah gizi atauilmu gizi di kenal di Indonesia pada tahun
1950-an, sebagai terjemahan dari inggris
“nutrition”. Kata gizi sendiri berasal dari kata “ghidza” dalam bahasa arab,
yang berrti makanan. Kata “ghidza“ dalam dialek mesir dibaca “gizi”. Sementara
itu ada juga yang menerjemahkan kata “nutrition” menjadi “ gizi”.
Definisi ilmu gizi yang paling sederhana adalah: ilmu yang
menganalisis pengaruh pangan yag dikonsumsi terhadap organism hidup. Definisi
yang lain menyebutkan bahwa ilmu gizi mempelajari hubungan antara manusia dan
pangan yang diknsumsinya,serta pengaruhnya terhadap aspek kejiwaan (psikis) dan
kehidupan sosialnya, yang meliputi juga aspek fisiologis dan biokimiawi.
Ilmu gizi disebut juga sebagai ilmu pangan, zat-zat gizi dan
senyawa lain yang terkandung dalam bahan pangan. Reaksi, interaksi serta
keseimbangannya yang dihubungkan dengan kesehatan dan penyakit. Selain itu
meliputi juga proses-proses pencernaan pangan, serta penyerapan, pengangkutan,
pemanfaatan dan ekskresi zat-zat oleh organisme.
Definisi lain menyebutkan bahwa ilmu gizi mempelajari
proses-proses organism hidup dalam menerima dan memanfaatkan bahan pangan yang
diperlukan untuk memelihara fungsi organ tubuh dan untuk pertumbuhan serta
perbaikan jaringan.
Dari pemaparan diatas definisi-definisi tersebut selalu
mengandung 2 unsur pokok, yaitu pangan dan manusia atau masyarakat. Oleh karena
itu, pada hakekatnya ilmu gizi merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu.
Ilmu yang berkaitan dengan manusia atau masyarakat; seperti ilmu faal, ilmu
kimia, biokimia, ilmu dan teknologi pangan serta patologi.
Dengan luasnya ruang lingkup ilmu gizi, maka ilmu ini dibagi
dalam cabang-cabang lmu, seperti: ilmu gizi manusia (human nutrition), ilmu
gizi masyarakat (community nutrition), ilmu gizi klinik (clinical nutrition),
ilmu gizi hewan (animal nutrition), ilmu fisiologi gizi (physiological
nutrition) dan termasuk juga ilmu pangan (food science).
Perkembangan ilmu gizi sebagai pengetahuan bertitik tolak
pada fungsi pangan untuk kehidupan. Konsep yang sudah ada sejak zaman purba
adalah: konsmsi pangan diprlukan untuk kelangsungan hidup. Bahkan sampai
sekarang masih banyak penduduk, terutama di Negara-negara yang sedang
berkembang, yang mempertaruhkan nyawanya hanya untuk memperoleh bahan pangan.
Dalam hal ini, segi kuantitatif (jumlah) lebih dipentingkan daripada segi
kualitatif (mutu). Kemudian pada abad ke-16, bangsa mesir dan romawi mulai
memperhatikan segi kualitas (mutu) pangan yang dikonsumsinya.
Setiap orang peduli dengan pangan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Pangan mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh untuk memperoleh
energy guna memelihara kelangsungan proses-proses dalam tubuh, untuk tumbuh dan
berkembang, serta untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Energy tersebut
diperoleh dari hasil pembakaran (oksidasi) karbohidrat, lemak dan protein dalam
tubuh.
Di alam terdapat berbagai jenis bahan pangan, baik yang
berasal dari tanaman yang disebut sebagai bahan pangan nabati maupun yang
berasal dari hewan yang dikenal sebagai bahan pangan hewani. Diantara beragam
jenis pangan tersebut, ada yang kaya akan satu jenis zat gizi tersebut. Umumnya
tidak ada suatu bahan pangan tersebut, ada yang kaya akan satu jenis zat gizi,
sebaliknya ada pula yang miskin akan zat gizi tersebut. Umumnya tidak ada suatu
bahan pangan yang lengkap mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang mencukupi
keperluan tubuh, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi. Oeh karena itu, manusia
memerlukan berbagai macam bahan pangan untuk menjamin agar semua zat gizi yang
diperlukan tubuh dapat terpenuhi dalam jumlah yang cukup.
Perlunya memilih pangan yang baik mengakibatkan
berkembangnya ilmu gizi (ilmu yang mempelajari zat-zat gizi); bagaimana bahan
pangan dicerna, diserap, dimetabolisme dan diekskresikan.
Zat-zat gizi menyediakan kebutuhan sel-sel tubuh yang
beraneka ragam. Sebagai mesin hidup, sel memerlukan energi, bahan-bahan
pembagun dan bahan-bahan untuk memperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang
rusak. Setia jenis sel mempunyai kebutuhan yang berbeda. Sebagai contoh, sel-sel
otot menghasilkan serat-serat otot dan oleh karena itu memerlukan rotein.
Setelah mengerjakan tugasnya, sel akan rusak dan perlu diganti; sebagai contoh,
sel darah merah diganti setiap enam minggu.
Para ahli gizi membagi zat-zat gizi ke dalam enam kelompok
besar, yaitu: (1) karbohidrat, (2) lemak, (3) protein, (4) vitamin, (5) mineral
dan (6) air. Ada dua kelompok zat gizi, yang pertama, yaitu karbohidrat (pati,
gula) dan lemak merupakan sumber energy utama bagi tubuh, dan yang kedua yaitu
protein yang merupakan zat pembangun dan zat pengganti sel-sel yang rusak,
selain dapat juga digunakan sebagai sumber energi. Karbohidrat dan lemak juga
merupakan komponen yang diperlukan untuk pembentukan membrane sel. Protein
merupakan sumber asam-asam amino yang digunakan untuk melaksanakan fungsi sel
dan penggantian sel. Protein (asam amino) juga merupakan sumber senyawa
bernitrogen, yang dapat digunakan untuk membentuk asam nukleat guna pembuatan
bahan genetik. Dalam berbagai hal, sel dapat mengubah suatu zat menjadi molekul
kelompok zat gizi lain; misalnya karbohidrat (glukosa) dan protein (asam amino)
dapat dikonversi menjadi lemak; sedangkan lemak dan protein dapat juga diubah
menjadi karbohidrat (glukosa,glikogen).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan gizi / gizi dan mengapa
manusia membutuhkan gizi ?
2.
Bagaimana kebutuhan asupan gizi bagi berbagai
golongan ?
C. Tujuan
Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui dan menambah pemahaman mengenai
gizi / gizi
2.
Untuk mengetahui kebutuhan asupan gizi bagi
berbagai golongan.
3.
Untuk memenuhi prasyarat perkuliahan ilmu gizi.
D. Manfaat
Dengan penyusunan makalah ini di harapkan
akan dapat menambah wawasan dan
pemahaman bagi penyusun maupun pembaca
tentang gizi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi / Gizi
Gizi adalah substansi
organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh,
pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Gizi didapatkan dari makanan dan cairan
yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
Sedagkan ilmu gizi adalah
ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman terhadap kesehatan
tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi
sendiri adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin
tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut
pada tahun 1497 atau lebih populer kita kenal dengan penyakit sariawan. Pada
waktu itu Vasco da Gama dalam pelayarannya
menuju Indonesia telah kehilangan lebih dari separuh anak buahnya yang
meninggal akibat penyakit ini. Baru pada permulaan abad XX para ahli kedokteran
dapat memastikan bahawa penyakit ini diakibatkan karena kekurangan vitamin C.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gizi6/22/2011 4:57:28 PM
Tubuh sangat membutuhkan gizi / gizi Agar tubuh sehat dan
aktif, sehingga pola makan sehari-hari
pun harus tersusun dari berbagai unsur, seperti vitamin, gizi, dan mineral
serta zat –zat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses metabolisme.
Jumlah makanan yang dikonsumsi bukanlah jaminan bahwa kita
telah mempunyai asupan gizi yang seimbang karena pada dasarnya tubuh
membutuhkan gizi yang berimbang, tidak berlebih ataupun kurang. Banyak fakta
bahwa gizi berlebih akan menyebabkan timbulnya penyakit, salah satu contohnya
adalah kelebihan karbohidrat yang tertimbun dalam tubuh yang pada akhirna akan
terakumulasi membentuk timbunan lemak yang justru berbahaya bagi tubuh.
Kekurangan terhadapa gizi juga sangat tidaklah baik karena akan dapat
menghambat proses-proses dalam tubuh terutama proses metabolisme sehingga dapat
menghambat pertumbuhan, hal ini biasa disebut dengan Gizi Buruk.
B. Kebutuhan Gizi Bagi Beberapa Golongan.
1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Bahagia sekali ketika dokter menyatakan bahwa akan ada
kehidupan di rahim ibu hamil.Untuk mempersiapkan hadirnya sang buah hati, perlu
bagi ibu, tentu saja dengan dibantu sang suami untuk mempersiapkan segala
sesuatunya. Termasuk mempersiapkan kebutuhan gizi yang cukup untuk kesehatan
ibu hamil dan perkembangan janin.
Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa
kebutuhan gizi ibu hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat yang seimbang.
Selain pilihan makanan sehat, pada saat kehamilan dibutuhkan vitamin. Idealnya
adalah tiga bulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu mendapatkan gizi
yang dibutuhkan. Namun, terkadang diperlukan tambahan makanan, bahkan suplemen
sesuai kebutuhan. Berikut adalah beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil:
Menyediakan
energi yang cukup (kalori) untuk
·
Kebutuhan kesehatan tubuh ibu hamil dan
pertumbuhan bayi
·
Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi
(meliputi protein, lemak, vitamin, mineral)
·
Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi
·
Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara
berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah.
Ø Kalori(energi)
Seorang wanita selama kehamilan memiliki
kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin,
pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang baru. Selain itu,
tambahan kalori dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses metabolisme jaringan
baru. Namun dengan adanya pertambahan kebutuhan kalori ini tidak lantas
menjadikan ibu hamil terlalu banyak makan.
Tubuh ibu hamil memerlukan sekitar 80.000
tambahan kalori pada kehamilan. Dari jumlah tersebut, berarti setiap harinya
sekitar 300 tambahan kalori dibutuhkan ibu hamil. Memang cukup sulit untuk
mengetahui berapa kalori yang telah dikonsumsi setiap harinya. Untuk jangka
pendek, gunakanlah rasa lapar ibu hamil sebagai panduan kebutuhan kalori.
Monitorlah berat badan ibu hamil untuk membantu menilai apakah ibu hamil
mengkonsumsi makanan sejumlah kalori yang tepat. Mungkin saja ibu hamil
membutuhkan bantuan dokter ataupun ahli gizi untuk membantu ibu hamil dalam
mencukupi kebutuhan kalori selama kehamilan.
Ø Protein
Ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak
selama kehamilan dibandingkan waktu-waktu lain di seluruh hidup ibu hamil. Hal
ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Ibu
hamil membutuhkan sekitar 75 gram protein setiap harinya, lebih banyak 25 gram
dibandingkan yang lain.
Menambahkan protein ke dalam makanan merupakan
cara yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan protein.
Produk hewani seperti daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut merupakan
sumber protein. Selain itu protein juga bisa didapat dari tumbuh-tumbuhan
seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, tahu, oncom, dan lainnya.
Ø Folat (Asam Folat)
Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan
penting dalam perkembangan embrio. Folat juga membantu mencegah neural
tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan folat
juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur (prematur), bayi dengan berat
badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR), dan pertumbuhan janin yang
kurang. Sebenarnya, asam folat sangat diperlukan terutama sebelum kehamilan dan
pada awal kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan konsumsi folat.
600 mg folat disarankan untuk ibu hamil.
Folat dapat didapatkan dari suplementasi asam
folat. Sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk, buncis,
kacang-kacangan dan roti gandum merupakan sumber alami yang mengandung folat.
Ø Zat Besi
Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi
hemoglobin yaitu protein di sel darah
merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume
darah bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah
bayi.
Hal ini menyebabkan kebutuhan zat besi bertambah
sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan
mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko melahirkan bayi tidak cukup umur dan
bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih tinggi. Kebutuhan zat besi bagi
ibu hamil yaitu sekitar 27 mg sehari. Selain dari suplemen, zat besi bisa
didapatkan secara alami dari daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan yang
telah difortifikasi zat besi, dan kacang-kacangan.
Ø Zat Seng (Zing)
Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki
kadar zar seng rendah dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Sedangkan uji klinis suplementasi
zat seng tidak didapatkan kejelasan mengenai keuntungan mengkonsumsi seng dalam
jumlah yang lebih tinggi. Namun mengkonsumsi zat seng dalam jumlah cukup bagi
merupakan langkah antisipatif yang dapat dilakukan.
Zat seng dapat ditemukan secara alami pada daging merah,
gandum utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, dan beberapa sereal sarapan yang
telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak membutuhkan tambahan suplemen.
Namun ibu hamil dapat mengkonsumsi suplemen (sekitar 25 mg zat seng sehari)
jika ibu hamil dalam kondisi yang kurang sehat.
Ø Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30
mg sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi
membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium juga
digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium
juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi
hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang
dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg per
hari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya produk susu seperti susu, keju,
yogurt. Selain itu ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.
Ø Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan
ibunya. Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan
dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak.
Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari.
Ibu hamil dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat,
jeruk, strawberry, jambu biji, dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga
membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Ø Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk
fungsi penglihatan, imunitas, serta pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat
lahir rendah. Vitamin A dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayuran berwarna
hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur, dan lainnya.
2. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
A.
Prinsip Gizi
Bagi Ibu Menyusui
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil
baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot
serta kebiasaan makan yang memuaskan.Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam
mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan
air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayinya.
B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui
Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per
hari. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20
gram protein sehari. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi
tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
C. Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air
susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh
tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk
aktivitas ibu itu sendiri.
D.
Kebutuhan Zat
Gizi Ibu Menyusui
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu
yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata
kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/ 100
ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan.
Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510
kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata
ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui .
Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika
menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Cairan.
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan
ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus
buah. Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih
tinggi daripada selama hamil.
Kebutuhan gizi pada masa kehamilan
berbeda dengan masa sebelum hamil,
peningkatan kebutuhan gizi
hamil menurut Huliana
(2001) sebesar 15 persen, karena dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin.
1. Kalori.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Karbohidrat.
5. Vitamin.
6. Mineral.
1. Kalori
Tambahan
kalori selama hamil digunakan bagi janin maupun aktivitas ibu. Banyaknya kalori yang dibutuhkan
hingga melahirkan
sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan tambahan 300 Kkal sehari. Menurut
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
VI 2004 tambahan kalori
yang dibutuhkan sekitar 300 Kkal per hari.
Kebutuhan kalori tiap trimester
antara lain:
2. Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat
untuk kebutuhan ibu yang meliputi penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, payudara dan lemak.
2. Protein
Penambahan
protein selama kehamilan
tergantung kecepatan pertumbuhan
janinnya. Kebutuhan protein
pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6
gram tiap harinya, sedangkan pada trimester III sekitar 10
gram tiap harinya. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan
penambahan 17 gram tiap hari. Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti daging tak
berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe
dan kacang-kacangan.
Protein digunakan untuk:
2. Pertumbuhan dan
diferensiasi sel.
3. Pembentukan
cadangan darah.
4. Persiapan
masa menyusui.
3. Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber
tenaga dan untuk pertumbuhan
jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk
persiapan ibu sewaktu menyusui.
Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan
tirmester III.
4. Karbohidrat
Sumber
utama untuk tambahan kalori
yang dibutuhkan selama kehamilan
untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin adalah karbohidrat. Jenis karbohidrat yang
dianjurkan adalah karbohidrat
kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta. Karbohidrat kompleks
mengandung vitamin
dan mineral serta meningkatkan
asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.
E.
Dampak
Kekurangan Gizi Ibu Menyusui
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu
dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit,
mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada
mata ataupun tulang.
F.
Pendidikan Gizi
Bagi Ibu Menyusui
Buatlah setiap gigitan berarti – Makan makanan yang bermanfaat untuk
menghasilkan susu yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan mempercepat
kondisi setelah melahirkan. Semua kalori tidak diciptakan setara – Memilih
makanan yang mengandung kalori sesuai dengan kebutuhan. Jika anda kelaparan,
maka bayi juga – Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena dapat
memperpendek umur dan daya hidup.
Jadilah ahli efesiensi – Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal,
yang terpenting sesuai dengan kebutuhan nutrisi selama laktasi. Karbohidrat
adalah isu komplek – Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral,
sehingga menghasilkan air susu yang baik dan cukup. Yang manis tidak ada
manfaatnya- bahkan menimbulkan masalah – Kalori yang berasal dari gula, kurang
bermanfaat, konsumsi makanan yang manis dikurangi. Makanlah makanan yang alami
– Makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya sehingga akan
mengurangi nilai gizi air susu.
Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini
akan bermanfaat untuk kesehatan keluarga. Jangan minum minuman beralkohol,
obat-obatan, kopi atau merokok. Hal tersebut akan mempengaruhi produksi air
susu dan menimbulkan gangguan pada ibu dan bayi.
3. Kebutuhan Giz Bayi
Makanan
terbaik bagi bayi
adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah
ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/
pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/ menyusui, stress mental dan
sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari.
Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc
susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi
memerlukan jumlah energi
tersebut.
Makanan bayi beraneka
ragam macamnya yaitu :
Makanan yang paling baik
untuk bayi segera lahir adalah
ASI. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh,
psikologi, ekonomi
dan sebagainya.
a. Manfaat ASI
1) Ibu
Aspek kesehatan ibu
: isapan bayi akan merangsang
terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin
akan membantu involusi
uterus dan mencegah
terjadi perdarahan
post partum. Penundaan haid
dan berkurangnya perdarahan
post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu,
mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
Aspek keluarga
berencana : merupakan KB
alami, sehingga dapat menjarangkan kehamilan.
Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan
pada ibu yang menyusui
adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan. Aspek psikologis : ibu akan
merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat menyusui.
2) Bayi
Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin. Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa
laktobasilus bifidus,laktoferin,
lisozim, komplemen C3
dan C4, faktor
antistreptokokus, antibodi,
imunitas seluler dan tidak
menimbulkan alergi.
Mempunyai efek
psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada
kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan
menimbulkan rasa aman
dan kasih sayang. Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI
akan mengalami kenaikan berat badan
yang baik setelah lahir, pertumbuhan
setelah periode perinatal
baik dan mengurangi obesitas.
Mengurangi kejadian karies dentis
: insiden karies dentis
pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi
dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan
gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan
menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi. Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah
kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
3) Keluarga
Aspek ekonomi
: ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat
mengurangi biaya berobat.
Aspek psikologis
: kelahiran jarang sehingga
kebahagiaan keluarga
bertambah dan mendekatkan hubungan bayi
dengan keluarga.
Aspek kemudahan
: menyusui sangat praktis sehingga dapat
diberikan dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.
Menurunkan angka kesakitan
dan kematian anak. Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam
ASI menjamin status gizi
bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa
penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Dengan adanya rawat gabung
maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan
dan infeksi
nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak sakit.
Mengurangi devisa
untuk membeli susu formula.ASI
dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan
akan menghemat devisa
sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli susu formula.
Meningkatkan kualitas
generasi penerus bangsa. Anak
yang dapat ASI dapat tumbuh
kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus
bangsa akan terjamin.
Komposisi ASI
tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
2) ASI transisi
: ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.
3) ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan
seterusnya.
Tabel 1.
Komposisi Kandungan
ASI
Transisi
|
ASI mature
|
||
Energi (kg kla)
|
57,0
|
63,0
|
65,0
|
Laktosa (gr/ 100 ml)
|
6,5
|
6,7
|
7,0
|
Lemak (gr/ 100 ml)
|
2,9
|
3,6
|
3,8
|
Protein (gr/ 100 ml)
|
1,195
|
0,965
|
1,324
|
Mineral (gr/ 100 ml)
|
0,3
|
0,3
|
0,2
|
Immunoglubin :
Ig A (mg/ 100ml)
Ig G (mg / 100 ml)
Ig M (mg/ 100 ml)
|
335,9
5,9
17,1
|
-
-
-
|
119,6
2,9
2,9
|
Lisosin (mg/ 100 ml)
|
14,2-16,4
|
-
|
24,3-27,5
|
420-520
|
-
|
250-270
|
c. Kecukupan ASI
Untuk
mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
1) Berat badan
waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu setelah lahir dan
selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.
2) Kurve pertumbuhan
berat badan memuaskan,
yaitu menunjukkan berat badan
pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap
bulan, triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 :250-350 gr
setiap bulan atau berat badan
naik 2 kali lipat berat badan
waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
3) Bayi lebih banyak ngompol,
sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang
Ambon, pepaya , jeruk, tomat. Makanan
lunak dan lembek. Misal
bubur susu, nasi tim. Makanan bayi
yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.
Melengkapi
zat gizi ASI yang sudah
berkurang.
·
Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima
bermacam-macam makanan
dengan berbagai rasa dan bentuk.
·
Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan
menelan.
Ø
Perhatikan kebersihan alat makan.
Ø
Membuat makanan secukupnya.
Ø
Berikan makanan dengan
sebaik-baiknya.
Ø
Buat variasi makanan.
Ø
Ajak makan bersama anggota keluarga lain.
Ø
Jangan memberi makanan dekat dengan waktu
makan.
Ø
Makanan
berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.
Bayi setelah lahir
sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan
pendamping ASI.
Tabel 2.
Definisi Pemberian Makanan Bayi
Pemberian ASI Eksklusif
(Exclusive breastfeeding)
|
|
Pemberian ASI Predominan
(Predominant breastfeeding)
|
Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit
air minum, atau minuman cair lain, misal air teh.
|
Pemberian ASI Penuh
(Full breastfeeding)
|
Bayi mendapat salah satu
ASI eksklusif atau ASI
predominan.
|
Pemberian Susu Botol
(Bottle feeding)
|
|
Pemberian ASI Parsial
(Artificial feeding)
|
|
Tabel 3.
Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
Mulai menyusui
|
Dalam waktu 30-60 menit
setelah melahirkan.
|
Menyusui eksklusif
|
Umur 0-6 bulan pertama.
|
Mulai diberikan pada umur
antara 4-6 bulan
(umur yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan neurologis dan
neuromuskuler).
|
|
Berikan MPASI
|
|
Teruskan pemberian ASI
|
Sampai anak berumur 2 tahun
atau lebih.
|
Umur
|
Macam makanan
|
Pemberian selama 24 jam
|
1-2 minggu
3 mg s/d 3 bulan
3 bulan
4-5 bulan
7-12 bulan
|
ASI atau
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Nasi tim
Jus buah
|
Sesuka bayi
6-7 kali 90 ml
Sesuka bayi
6 kali 100-150 ml
Sesuka bayi
5 kali 180 ml
1-2 kali 50-75 ml
Sesuka bayi
4 kali 180 ml
1 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
3 kali 180-200 ml
2 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
2 kali 200-250 ml
2x 40- 50 g bubuk
1 x 40-50 g bubuk
1-2 kali 50-100 ml
|
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan
baik adalah sebagai berikut :
1.
Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran
bayi dilanjutkan sampai
dengan anak mampu makan sendiri. Makanan hendaknya
menyenangkan bagi anak
dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah
marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2.
Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan
hubungan lekat ibu dan anak,
mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia,
hiperkalemi, hiperbilirubinemia
dan azotemia.
3.
Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur
keperluan akan makanan.
Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
5.
Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6.
Umur.
7.
Berat badan.
10.
Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan
acceptability dari jenis
makanan dan toleransi
daripada anak terhadap makanan yang diberikan).
Tumbuh
kembang anak
selain dipengaruhi oleh faktor
keturunan juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang
berpengaruh adalah masukan makanan
(diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan
keadaan kesehatan.
Pemberian makanan yang
berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas
dari penyakit.
Makanan yang diberikan
pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena
itu status gizi
dan pertumbuhan dapat dipakai
sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau
dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna
kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai
nilai 5 % perubahan
baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 %
sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan
oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.
Makanan yang ideal harus
mengandung cukup energi
dan zat esensial sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan
akan energi mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan
zat gizi esensial dalam jangka
waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi
racun bagi tubuh. Misalnya
hipervitaminosis A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi.
Sebaliknya kekurangan energi
dalam jangka waktu lama berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi
cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi
marasmus (gizi
kurang/ buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya
xeroftalmia (kekurangan vit.A), Rakhitis (kekurangan vit.D).
Ada lima kebutuhan gizi bayi yang harus dipenuhi agar tumbuh kembang bayi
optimal.
1.
Karbohidrat
Guna: bahan baku menghasilkan energy yang dibutuhkan untuk menunjang
aktivitas bayi. Sumber: beras, beras merah, tepung maizena, tepung roti,
macaroni, pasta, kentang, havermut.
2.
Protein
Guna: bahan utama pembentukan berbagai struktur organ, terutama tulang
dan oto, termasuk sel-sel saraf otak. Sumber: susu dan hasil olahannya (keju,
krim dan yoghurt), daging (ternak, unggas, ikan), telur, tahu, tempe dan
kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah)
3.
Lemak
Guna: bahan utama sumber energy, dan dibutuhkan oleh beberapa jenis zat
gizi, misalnya vitamil A, agar dapat diserap oleh tubuh. Sumber: minayk sayur
(terutama minyak jagung, minyak wijen, dan minyak bunga matahari), santan,
mentega atau margarin.
4.
Vitamin dan mineral
Guna: memperlancar berbagai proses metabolism di dalam tubuh, termasuk
proses penghantaran perintah di antara sel-sel saraf. Sumber: bayam daun
kangkung, brokoli, labu kuning, buncis muda, jagung, jamur merang,, kacang
kapri, wortel, pisang, jeruk, tomat, papaya, semangka, alpukat, melon, pir, dan
apel.
5.
Air
Guna: memuaskan rasa haus bayi dan membantu melancarkan kerja pencernaan
bayi. Sumber: ASI/PASI, air putih matang, sari buah segar dan makanan berkuah.
Semua nutrisi bayi harus diberikan dalam kadar yang seimbang. Sumber masalah
kesehatan anak-anak adalah jika asupan tidak seimbang, terutama jika hanya
beberapa jenis zat gizi yang dikonsumsi bayi. Kecukupan gizi tentu akan
mendukung pertumbuhan anak secara optimal.
4. Kebutuhan Gizi Anak
Cukupi gizi anak dengan menyediakan makanan yang mengandung
cukup zat gizi, mikronutrien, dan makronutrien. Sebanyak 60 persen dari 10 juta anak di dunia meninggal akibat
malnutrisi. Dua per tiga anak dari yang meninggal itu diakibatkan kesalahan
pemberian makan. Anak menjadi kurang gizi, sehingga memiliki daya tahan tubuh
lemah dan rentan sakit.
Banyak di antara orang tua yang berpikir memberi makan anak
hanyalah sekedar mengenyangkan perutnya semata. Padahal, pemberian makan pada
anak memiliki unsur lain yang jauh lebih esensial ketimbang hanya untuk
menghentikan tangisannya akibat kelaparan. Sejatinya, makanan diperlukan untuk
tercukupinya kebutuhan nutrisi, beraktivitas, tumbuh kembang, penyembuhan dan
pencegahan penyakit, serta kelangsungan hidup manusia.
Di balik itu, pemberian makanan kepada buah hati yang
dilakukan bunda rupanya banyak mempunyai nilai edukasi pada anak. Anak
diajarkan untuk disiplin, tata karma, mengajak anak untuk menyukai berbagai
makanan, dan mempererat hubungan ibu dan anak. Menurut Dr Sri S Nasar SpA (K),
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu genetik
atau keturunan, asupan nutrisi, dan stimulasi.
”Faktor genetik karena merupakan pembawa keturunan, maka
tidak dapat diintervensi atau diubah,” kata Sri saat acara peluncuran
MobiPresinutri di Puskesmas Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, beberapa waktu
lalu. Sebaliknya, tukas Sri, unsur nutrisi dan stimulasi dapat dirancang dan
dibentuk sehingga orangtua dapat mempersiapkannya secara optimal.
Pada waktu golden period, yang sebenarnya telah dimulai
sejak trimester akhir kehamilan sampai anak berusia tiga tahun, merupakan masa
di mana otak anakanak bertumbuh secara pesat. ”Sehingga untuk memaksimalkan
fungsinya, maka anak perlu diberi asupan nutrisi serta stimulasi yang tepat,”
kata Dr Savitri Handayana MM, selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Bendungan
Hilir.
Salah satu sumber nutrisi yang diperoleh anak adalah dari
makanannya. Kembali lagi masalahnya masih banyak orang tua yang belum mengerti
benar tentang hal ini. Pemberian makan kepada anak sebaiknya disesuaikan dengan
kebutuhan & kapasitas anak itu sendiri. Hal ini karena anak-anak ternyata
membutuhkan kalori yang lebih besar dari orang dewasa, yaitu untuk anak < 3
tahun membutuhkan antara 100–120 kkal/kg BB/hari dibandingkan dengan orang
dewasa yang hanya membutuhkan 35–40 kkal/kg BB/hari.
Tetapi karena kapasitas perut anak-anak lebih kecil
dibandingkan orang dewasa, maka sebaiknya anak jangan dipaksakan untuk
diberikan makan dalam jumlah besar seperti orang dewasa. Jadi, sebaiknya anak
diberi makan dalam jumlah yang sedikit namun sering. Seperti misalnya apabila
orang dewasa makan tiga kali sehari, untuk anak pemberian makan dapat dijadikan
lima kali sehari.
Misalnya dengan jadwal seperti berikut: pagi hari sarapan
dengan pemberian susu. Menjelang siang, beri anak kudapan. Setelah itu, saatnya
pemberian makan siang dan dilanjutkan susu sebelum tidur siang. Nah,
ketika malam, berikan makan malam dan sebelum berangkat tidur beri anak susu
kembali. Untuk snack, ibu bisa memberikan yang menyehatkan, misalnya
buah atau puding.
Perlu diketahui, anak di bawah usia tiga tahun membutuhkan
lemak dan minyak yang cukup untuk perkembangannya. Lain dengan anak di atas
usia ini, kebutuhan lemak dan minyak tidak menjadi hal yang pokok. Adapun zat
gizi yang penting untuk pertumbuhan anak, di antaranya asam amino (esensial),
kalsium, zat besi, DHA, dan AA.
Apabila gizi anak tidak terpenuhi, maka akan menderita
malnutrisi. Badan Dunia menyinyalir, gizi buruk atau malnutrisi berperan besar
terhadap kematian anak. Sedikitnya 60 persen dari 10 juta anak di dunia
meninggal akibat penyakit ini. Sementara dua per tiganya, meninggal disebabkan
kesalahan pada pemberian makanan. Malnutrisi yang dialami anak di bawah tiga
tahun, dapat menimbulkan gangguan permanen pada otak. ”Atau bisa juga anak
mengalami kurangnya kemampuan berpikir,” kata Sri.
Malnutrisi ini bisa dikarenakan kekurangan zat gizi atau
justru kelebihan. Bila kekurangan, maka di masa tuanya kelak anak akan
mengalami kerapuhan tulang atau osteoporosis, daya tahan tubuh menjadi terganggu,
serta gangguan reproduksi yang dapat mengarah pada infertilitas. Sedangkan
malnutrisi akibat kelebihan gizi mengakibatkan anak menderita obesitas, risiko
terkena penyakit jantung koroner, hingga diabetes.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman keluarga mengenai
nutrisi dan stimulasi, Sari Husada meluncurkan MobiPresinutri yang akan
menjangkau puluhan ribu keluarga di ratusan daerah di Pulau Jawa. Wahana
edukasi nutrisi dan stimulasi presisi keliling ini akan mendatangi 125 titik di
Pulau Jawa hingga 5 Juli 2010. MobiPresinutri merupakan sebuah bus yang
dirancang khusus, di mana di dalamnya terdapat sekitar delapan jenis permainan
pendukung tumbuh kembang anak, sekaligus wahana edukasi nutrisi bagi ibu dan
anak.
Marketing Manager SGM George Yudistira mengungkapkan,
kebutuhan masyarakat mengenai edukasi nutrisi masih belum terpenuhi maksimal.
Merespons kebutuhan ini, Sari Husada dengan brandsusu formula SGM Eksplor 3 dan
SGM Aktif 4, menciptakan MobiPresinutri. Hal ini sekaligus juga menjadi bentuk
dukungan Sari Husada mendorong peran posyandu yang tersebar di berbagai kota di
Indonesia.
”MobiPresinutri akan memulai roadshow di Jabodetabek,
serta beberapa kota seperti Sukabumi, Tasikmalaya, Solo, Semarang, Madiun,
Malang, dengan total lebih dari 10 kota,” terang George.
Sementara Ignatius Ari Djoko Purnomo, Corporate
Communication Sari Husada menjelaskan, selain untuk menjangkau sebanyak mungkin
masyarakat, kegiatan ini juga bermaksud memberikan inspirasi bagi pelayanan
kesehatan ibu dan anak seperti posyandu atau puskesmas. Selain posyandu dan
puskesmas, MobiPresinutri juga akan mendekatkan edukasi nutrisi di sekolah
termasuk pendidikan anak usia dini atau PAUD.
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/15/27/342984/pentingnya-asupan-gizi-anak
5. Kebutuhan Gizi Remaja
Remaja adalah perempuan berusia 10-18 tahun dan
laki-laki berusia 12-20 tahun. Pada usia tersebut, pertumbuhan remaja sangat
cepat seiring dengan dialaminya pubertas. Remaja membutuhkan asupan gizi yang
cukup karena aktivitas fisik remaja yang tinggi, seperti ekstrakulikuler yang
banyak, kurikulum sekolah yang padat, apalagi ditambah dengan mengikuti
berbagai macam les. Otomatis, remaja lebih banyak membutuhkan asupan
kalori. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia, remaja membutuhkan sekitar
2050 sampai 2500 kkal dan protein 50 sampai 60 gram sesuaidengan pertambahan
umurnya.
1.
Prinsip Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat
terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan
fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan
seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan
fungsi endokrin. Pada
saat proses
pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
Growth Spurt :
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt)
baik tinggi badannya maupun berat badannya. Pada periode growth
spurt, kebutuhan zat gizi tinggi
karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur
yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya
diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisiksehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih
dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali
sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi
untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan
keadaan gizi yang
sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian,
kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan,
kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya,
seperti sakit dan
sebagainya. Sehingga mengharuskan dia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.
-
Pekerjaan
Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey
pengujian ilmu gizi (NHNES)
menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51
tahun bervariasai, dari kalori yang
rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori).
Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan
kadar lemak kurang
dari 30 % dan tinggi kalsium sekitar
800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000 mg. selain
itu, wanita juga
harus memperhatikan unsur sodium,
cara pengolahan makanan dan
para wanita perlu
membatasi makanan kaleng
atau makanan dalam
kotak.
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30
% atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan
ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan
resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk
lebih memilih kudapan yang sehat.
Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan
pokok tuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan
konsumsimakanan, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik
dalam hal kualitas maupun
kuantitas zat-zat gizi sesuai
dengan kebutuhan faali tubuh.
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun
untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk
mengetahui kecukupan energi dapat
dilihat dari berat badan
seseorang. Pada remaja perempuan
10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun
sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat.
Apabila asupan energi terbatas/
kurang, protein akan
dipergunakan sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10 -12 tahun adalah
50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/
hari. Sumber protein terdapat
dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan,
tempe dan tahu.
Lemak dapat
diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu
diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan
konsumsi lemak dibatasi
tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling
banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga
mengakibatkan energi yang
dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan
asupan Fe dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga
meningkat. Golongan vitamin B yaituvitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun
niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12.
Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan
jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat
menimbulkan kekurangan darah yang
dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna
hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi
bersama dengan vitamin C,
karena akan lebih mudah terabsorsi.
6. Kebutuhan Gizi Lansia
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat
dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang
seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah
menurun.
Ø Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa
kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar
15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi)
diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari
lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia
laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila
jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan
berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit,
maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
Ø Protein
Untuk
lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1
gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata
kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari
orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen
(protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya
kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya
konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
Ø Lemak
Konsumsi
lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi)
dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke
jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak
tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber
asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam
lemak jenuh.
Ø Karbohidrat
dan serat makanan
Salah
satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah
terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi
lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak
dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena
dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral
dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan
menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan
biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
Ø Vitamin
dan mineral
Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1,
B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama
disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran,
kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral
kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan
anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Ø Air
Cairan
dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan
makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia
dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gizi merupakan kebutuhan pokok manusia
(masyarakat), untuk kehidupanya di mana gizi ini memili unsure pokok berupa
karbohidrat, peroten, vitamin, lemak, mineral dan air. Semua unsure ini harus
ada pada manusia karna semua unsure ini sangat penting untuk menghasilkan
energy.
Gizi yang dibutuhkan oleh manusi itu berbeda
antara ibu hamil, ibu menyusui, bayi, anak, remaja, dan lansia. Kebutuhan gizi
ibu hamil berupa : kalori (energy), protein, Folat
(Asam Folat), zat besi, kalsium, vitamin C, vitamin A. Beberapa paktor yang
mempengaruhi gizi ibu menyusui diantaranya : Pengaruh makanan erat kaitannya dengan
volume ASI yang diproduksi per hari. Protein, dengan adanya variasi
individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram proteinsehari. Suplementasi, jika
makan sehari seimbang,
suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi. Dan aktivitas yang di lakukan oleh ibu
tersebut berlebihan. Pemenuhan gizi untuk bayi berupa ASI. ASI merupakan sumber
makanan utama dan paling sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan. Untuk itu harus
diterapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang dibutuhkan dapat dipenuhi
melalui ASI.
Komposisi zat utama dalam ASI:
-
Laktosa- 7gr/100ml.
-
Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.
-
Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.
-
Protein- 0,8-1,0gr/100ml.
Cukupi
gizi anak dengan menyediakan makanan yang mengandung cukup zat gizi,
mikronutrien, dan makronutrien. Sebanyak
60 persen dari 10 juta anak di dunia meninggal akibat malnutrisi. Dua per tiga
anak dari yang meninggal itu diakibatkan kesalahan pemberian makan. Anak
menjadi kurang gizi, sehingga memiliki daya tahan tubuh lemah dan rentan
sakit. Remaja adalah perempuan berusia 10-18 tahun dan laki-laki berusia
12-20 tahun. Pada usia tersebut, pertumbuhan remaja sangat cepat seiring dengan
dialaminya pubertas. Remaja membutuhkan asupan gizi yang cukup karena aktivitas
fisik remaja yang tinggi, seperti ekstrakulikuler. Berdasarkan Angka Kecukupan
Gizi (AKG) Indonesia, remaja membutuhkan sekitar 2050 sampai 2500 kkal dan
protein 50 sampai 60 gram sesuai dengan pertambahan umurnya.
Kebuttuhan gizi bagi remaja sngatlah
penting karena gizi sangat di butuhkan
untuk remaja dalam kelangsungan hidupnya, kebutuhan gizi remaja ini berupa
protein, karbohidra, mineral, vitamin dan air. Semua gizi tersebut harus
terpenuhi agar remaja bias melakukan aktifitasnnya, aktifitas sanagat
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi remaja, apa bila remaja melakukan aktifitas
yang tinggi maka kebutuhan gizinya juga lebih tinggi.
Kebutuhan gizi lansia sanagat berpengaruh terhadap kesehatan orang
lansia dimana jika otot dalam tubuh keurangan salah satu gizi, akan sangat
berpengaruh pada jkesehtannya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Gizi6/22/2011
4:57:28 PM
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/15/27/342984/pentingnya-asupan-gizi-anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar