KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat allah SWT karena atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga
makalah yang berjudul “Sistem Ekskresi " dapat terselesaikan. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu contoh pembelajaran untuk bisa lebih memahami
secara mendalam tentang materi dari mata kuliah yang akan dipelajari.
Tidak
lupa pula kami menyampaikan terima kasih atas kepada pihak-. pihak yang telah
membantu terutama kepada pak Rubiman M,Pd
selaku dosen pengampu
Akhir
kata, kami menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan dan
kekeliruan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya konsruktif dari
Dosen maupun para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
berikutnya. Demikian, Semoga makalah yang sederhana ini ada mamfaatnya bagi
mahasiswa dan pembaca serta bagi penulis
sendiri. amin
Penyusun
Kelompok
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ............................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah .......................................................................... 1
C.
Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sistem Pengeluaran (Ekskresi) ……………………... 3
2.2 Fungsi Sistem Ekskresi ………………………………………….. 3
2.3 Organ-organ yang Berperan Dalam Sistem Ekskresi …………..... 3
2.3.1 Ginjal (ren) …………………………………………………. 3
2.3.2 Kulit ………………………………………………………... 7
2.3.3 Paru-paru (pulmo) ………………………………………….. 10
2.3.4 Hati (hepar) ………………………………………………… 10
2.4 Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi …………………… 12
BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua organisme selalu melakukan metabolisme untuk memperoleh energi (ATP)
untuk berbagai aktifitas tubuhnya. Energi itu diperoleh dari perombakan zat
makanan berupa karbohidrat, lemak dan protein. Akan tetapi, reaksi metabolisme
tidak hanya menghasikan ATP dan zat bermanfaat lainnya, tetapi juga
menghasilkan zat sisa.
Semua
zat sisa tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu, hewan atau manusia
harus memiliki alat/organ pengeluaran yang berfungsi untuk membuang berbagai
zat sisa metabolisme. Dari kasus itu kita dapat mengetahui bahwa
ternyata sistem buangan/ekskresi tubuh penting sekali. Apabila zat-zat sisa itu
tidak terbuang dan selalu menumpuk di dalam tubuh, alangkah kotornya tubuh kita
karena penuh dengan sampah yang menumpuk. Sistem pembuangan zat sisa atau
sampah ini sering disebut dengan sistem ekskresi.
Melakukan ekskresi adalah salah
satu ciri makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Pada tubuh kita,
proses ekskresi dilakukan oleh organ-organ khusus. Coba ingat kembali organ-organ
tersebut! Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang
sudah tidak digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air
kecil, hasil buangan itu antara lain berupa urin. Akan tetapi, sebenarnya hasil
buangan tidak hanya berupa urin saja. Zat buangan lainnya dapat berupa
keringat, gas karbon dioksida, zat warna empedu. Cobalah mengamati tubuh Anda
sendiri, bagian-bagian mana dari alat-alat tubuh Anda yang mengeluarkan zat-zat
tersebut? Zat-zat sisa metabolisme merupakan zat sampah yang harus dibuang dari
tubuh. Zat-zat itu antara lain:
1. Urin dikeluarkan oleh ginjal,
2. Keringat dikeluarkan oleh kelenjar keringat
melalui kulit,
3. Karbon dioksida dikeluarkan oleh paru-paru,
dan
4. Empedu dikeluarkan oleh hati.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, masalah yang
diangkat dalam makalah ini adalah:
a.
Apa
yang dimaksud dengan sistem ekskresi?
b.
Apa
saja organ-organ yang berperan dalam sistem ekskresi?
c.
Bagaimana
proses dari sistem ekskresi tersebut?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah untuk
mengetahui:
a.
Maksud/pengertian
dari sistem ekskresi
b.
Organ-organ
yang berperan dalam sistem ekskresi
c.
Proses
sistem ekskresi tersebut.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sistem Pengeluaran (Ekskresi)
Ekskresi
merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2,
H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa
istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
- Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
- Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
- Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung enzim.
- Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
2.2 Fungsi Sistem Ekskresi
- Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
- Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
- Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
- Homeostasis
2.3 Organ-organ yang Berperan Dalam Sistem Ekskresi
2.3.1 Ginjal (ren)
Ginjal
adalah alat ekskresi manusia yang mengekresikan sisa metaboisme, yaitu urine
yang mengandung nitrogen yaitu berupa ureum. Ginjal (ren) manusia berjumlah
sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas
tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal
kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji
ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang
dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang
merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di
bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap
nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi
terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan
anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi
glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal.
tubulus kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus
kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung
Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).
Fungsi ginjal
Ginjal
merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain
menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang
membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh,
urea, asam urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang
jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal; mempertahankan
tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan keseimbangan asam dan
basa.
- Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :
1. urea,
asam urat, amoniak, creatinin
2. garam
anorganik
3. bacteri
dan juga obat-obatan
- Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah
- Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan tekanan osmotik ektraseluler
- Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam basa darah.
Anatomi ginjal, meliputi :
Lapisan
luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap
nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula
bowman dan glomerulus.
Lapisan
dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri atas tubulus kontorti yan gbermuara
pada tonjolan papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontorti terdiri atas
tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti distal.
Proses pembentukan urine :
Terdapat 3 proses penting yang
berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :
1. Filtrasi
(penyaringan) : Berlangsung pada badan malpighi yang
tersusun atas kapsula bowman dan glomerulus.
Darah dalam glomerulus yang banyak mengandung air, garam, gula, urea dan zat
bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus
(urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh
maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan
garam-garam.
2. Reabsorbsi
(penyerapan kembali) : selanjutnya pada proses ini menyaring
zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh dari darah yang berlangsung dalam
tubulus kontorti dan pada proses penyerapan kembalimini akan terbentuk urine
sekunder dengan kadar urea yang tinggi.
3. Ekskresi
(pengeluaran) : urine skunder yang terbentuk masuk ke dalam
tubulus kolektivus. Pada tubulus ini pembuluh darah melepaskan zat-zat sisa
yang tidak berguna dan menyerap kelebihan air. Pada fase ini penyerapan ion
NaCl dan urea terjadi sehingga
terbentuklah urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein
lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.
Urine
mengandung zat-zat sebagai berikut:
a. Urea,
asam, dan amonia yang merupakan sisa pembongkaran protein.
b. Zat
warna empedu yang merupakan zat pemberi warna urine.
c. Zat
yang berlebihan dalam darah, misalnya: vitamin, obat-obatan dan hormon.
d. Garam
terutama garam dapur
(Jainin, 2007)
Dari
kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika
urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh. Ureter
merupakan organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine
dari pielum ginjal ke dalam buli-buli. Buli-buli adalah organ yag berfungsi
menampung urine dari ureter dan mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme
miksi. Sedangkan uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar dari
buli-buli melalui proses miksi.
Proses
miksi dimulai dari ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra. Darah memasuki
glomerulus aferen dan kemudian meningkat melalui arteriol aferen. Glomerulus
merupakan suatu jalinan dari 50 kapiler sejajar yang dilapisi oleh sel-sel
epitel. Tekanan darah di dalam glomerulus menyebabkan cairn difiltrasikan ke
dalam kapsul bowman. Dari situ ia mengalir pertama ke dalam tubulus proksimalis.
Dari sini cairan tersebut mengalir ke dalam ansa henle, kemudian turun ke bawah
ke medulla ginjal, sekitar sepertiga sampai seperlima menembus jauh ke dalam
medula. Bagian bawah ansa henle tersebut mempunyai dinding sangat tipis dan
oleh karena itu disebut segmen tipis ansa henle. Dari ansa henle cairan
tersebut mengalir melalui tubulus distalis. Akhirnya cairan tersebut mengalir
ke dalam tubulus (duktus) koligens yang mengumpulkan cairan dari beberapa
nefron. Duktus koligen berjalan dari korteks kembali ke bawah melalui medulla,
sejajar dengan ansa henle, kemudian ia bermuara ke dalam pelvis ginjal.
Ketika
filtrat glomerulus mengalir melalui tubulus tersebut, kebanyakan air dan
berbagai zat yang terlarut di dalamnya di reabsorpsi ke kapiler, peritubulus,
dan sejumlah kecil solut lain disekresikan ke dalam nobulus. Air dan solut
tubulus yang tersisa menjadi urine. (Setiadi, 2007 hal. 126-133).
Hal yang perlu diperhatikan
meliputi :
- Dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan protein
- Diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang disebabkan kekurangan hormon insulin
- Banyak urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar ADH.
2.3.2 Kulit
Kulit
(integumen) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung bagian dalam
tubuh. Kulit mampu mengeluarkan zat sisa tubuh dalam bentuk keringat.
Susunan Kulit
Kulit
tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis
(lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1)
Epidermis
Lapisan
epidermis terdiri atas stratum
korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum
tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas
sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum
granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin.
Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru
ke arah luar.
- Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
- Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
- Stratum granulosum, mengandung pigmen
- Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
2) Dermis
Dermis
terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh
darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah
kelenjar keringat (glandula sudorifera)
dan kelenjar minyak (glandula sebasea).
Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai
macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar
keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong
rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi
menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut
dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah
kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
- Akar rambut
- Pembuluh darah
- Syaraf
- Kelenjar minyak (glandula sebasea)
- Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
- Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis
terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi
sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas
tubuh.
Fungsi kulit
Sebagai
alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi kulit yang lain,
antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan
zat kimia; mengatur suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta mengurangi
kehilangan air.
Proses
Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu
udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar.
Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena
pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah
penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air
bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar
keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting
untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.
Kelenjar
keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh
kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan
menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal.
keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa
faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain peningkatan
aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi. Emosi akan
merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan cara
mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya
karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan
terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan kekejangan
dan pingsan.
2.3.3 Paru-paru (pulmo)
Paru-paru
merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru
manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Didalam
paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.
Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida
sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru
karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui
hidung
2.3.4 Hati (hepar)
Hati
merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan
atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi
(arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus
oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu
yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat
sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.
Sebagai
alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan,
di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol
dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan
eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya
dirombak dan hamoglobinnya dilepas.
Hemoglobin
yang dilepaskan dari sel darah merah dipecah menjadi 3 senyawa:
a. Zat
besi, akan di simpan di dalam hati dan selanjutnya akan dikirimkan ke sum-sum
tulang.
b. Globin,
akan di gunakan lagi dalam metabolisme protein, maupun dalam bentuk Hb baru.
c. Hemin,
akan di ubah menjadi zat warna empedu bilirubin dan biliverdin, yang di simpan
didalam kantung empedu. Dari kantung empedu, zat ini akan dikeluarka ke usus
dan selanjutnya keluar bersama feses. Bilirubin berwarna hijau kebiruan akan di
oksidasi sehingga berarna kuning kecoklatan. Zat inilah yang membeikan warna
urine dan feses.
Hati
adalah tempat perombakan asam amino dengan peristiwa deaminasi asam amino.
Dengan adanya peristiawa ini dikeluarkan amoniaknya. Amoniak adalah racun bagi
tubuh kita dan sangat berbahaya. Dalam hati NH3 di ikat oleh asam amaino
ornitin dan karbondioksi dan akan menghasilkan asam amino sitrulin. Sitrulin
tidak bersifat racun dapat mengikat NH3 lagi dan terbentuklah arginin. Arginin
ini oleh enzim arginase oleh diuraikan menjadi ureum dan ornitin kembali
ornitin dapat mengikat NH3 kembali dan seterusnya. Enzim arginase hanya
terdapat di hati, ureum sebagai sisa asam amino akan diekskresikan melalui
ginjal. (Tim Penulis, 2002 hal.130-131).
Fungsi
hati :
- Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
- Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
- Menawarkan racun
- Membentuk protombin dan fibrinogen
- Membentuk albumin dan globulin
- Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
- Tempat pembentukan urea
- Menghasilkan empedu
- Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua
2.4 Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi
Kelainan
dan penyakit yang menyerang sistem ekskresi dapat disebabkan oleh banyak hal.
Misalnya virus, bakteri, jamur. Efek samping obat atau pola makan yang tidak
sehat. Beberapa penyakit pada sistem ekskresi antara lain sebagai berikut.
1.
Albuminuria
Albuminuria
adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita
mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia
karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari
darah. Penyakit ini rnenyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari
saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan
oleh kekurangan protein. penyakit ginjal. dan penyakit hati.
2. Hematuria
Hematuria
(kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine
penderita mengandung darah. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh peradangan
gnjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
3. Nefrolitiasis
Nefrolitiasis
(batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya
batu pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya
mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium
fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur
tersebut dalam urine tinggi. yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan
pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila
batu ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan.
Apabila batu ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan
operasi. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan
dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
4.
Nefritis
Nefritis
adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan ginjal.
khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian
menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani dokter.
5. Gagal Ginjal
5. Gagal Ginjal
Gagal
ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat
yang seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam
darah. Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar
urea di dalam darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan
dan mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis.
Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis
ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi
(cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan
antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.
6. Diabetes Insipidus
Diabetes
insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena kekurangan hormon
antidiuretika (ADFI). Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.
7.
Diabetes Melitus
Diabetes
melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai
dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean hormon insulin.
Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada
anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada
orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet, olahlaga. dan pemberian
obat-obatan penurun kadar glukosa darah.
8.
Hepatitis
Hepatitis
adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat
dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan lingkungan. menghindari
kontak langsung dengan penderita hepatitis dan tidak menggunakan jarum suntik
untuk pemakaian lebih baik satu kali. Beberapa hepatitis. antara lain hepatitis
A dan B. Penderita hepatitis mengalami perubahan warna kulit dan putih mata
menjadi berwarna kuning. Urine penderita pun berwarna kuning. bahkan
kecokelatan seperti teh.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
uaraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Ekskresi
merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2,
H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Organ-organ
yang berperan pada sistem ekskresi adalah ginjal, kulit, paru-paru dan hati.
a. Ginjal
Ginjal
adalah alat ekskresi manusia yang mengekresikan sisa metaboisme, yaitu urine
yang mengandung nitrogen yaitu berupa ureum. Dari kedua ginjal, urine dialirkan
oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian melalui
uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
b. Kulit
Sebagai
alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita
tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan
banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat
berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan
sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar
melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang
keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu
tubuh tetap normal.
Pada
keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap
jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain
peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi.
c. Paru-paru
Dalam
Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2)
dan uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas
oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke
paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan
dari paru-paru melalui hidung.
d. Hati
Sebagai
alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan,
di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol
dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan
eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak
dan hamoglobinnya dilepas.
Hemoglobin
yang dilepaskan dari sel darah merah dipecah menjadi 3 senyawa:
a. Zat
besi akan di simpan di dalam hati dan selanjutnya akan dikirimkan ke sum-sum
tulang.
b. Globin
akan di gunakan lagi dalam metabolisme protein, maupun dalam bentuk Hb baru.
c. Hemin
akan di ubah menjadi zat warna empedu bilirubin dan biliverdin, yang di simpan
didalam kantung empedu. Dari kantung empedu, zat ini akan dikeluarka ke usus
dan selanjutnya keluar bersama feses.
DAFTAR PUSTAKA
Jainin.
2007. Hand Out Sistem Ekskresi. Selong:
STKIP Hamzanwadi
Setiadi.
2007. Anatomi Fisiologi Hewan. Surabaya: Graha Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar