BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air
merupakan faktor lingkungan yang penting ,semua organisme hidup akan kehadiran
air ini.perlu di pahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita.yang terbatas dan
dapat berubah-ubah sitkulasinya.pengeringan bumi sulit terjadi akibat adanya
siklus melalui hujan,aliran air ransirasi,dan evaporasi langsung secara terus
menerus.
Air adalah zat atau materi atau unsur
yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi, tetapi tidak di planet lain Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut
(air asin)
dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi
juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air,
dan lautan es. Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,
yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air,
sungai,
muara)
menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan
persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat
pada kutub
utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus.
Air dapat berwujud padatan
(es), cairan
(air) dan gas
(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan
bahkan menyulut konflik.
Pentingnya Air Gagi
Tumbuhan
Bagi tumbuhan air adalah
penting karna dapat langsung mempengatuhi hidupnya.bahkan ai rsebai bagian dari
faktor iklim yang sangat berpengaruh pertumbuhan dan perubahan struktur dan
organ tubuh.
Struktur
tumbuhan.Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari semua mahluk
hidup.Antara 40 % sanpai 60 % dari berat segar dari pohon terdiri dari air,dan
bagi tumbuhan herba jumlahnya mungkin atau mencapai 80 %.Cairan yang mengisi
sel akan mampu menjaga substansi itu untuk berada dalam keadaan yang tepat
untuk berfungsinya metabolisme.
Sebagai
penunjang ,tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-jaringan yang tidak
berkayu.Apabila dari sel-sel dari jaringan ini mempunyai cukup air,maka sel-sel
ini akan berada dalam keadaan kukuh.Tekanan yang diciptakan oleh air di dalam
sel disebut tekanan turgor dan sel akan menjadi mengembang,dan apabila jumlah
air tidak memadai maka tekanan turgor berkurang dan isi sel akan mengkerut dan
terjadi plasmolisis.
Alat
angkut,tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk mengangkut materi disekitar
tubuhnya.Nutrisi masuk melalui akar dan bergerak ke bagian tumbuhan lainnya
sebagai substansi yang terlarut dalam air.Demikian juga karbohidrat yang
terbentuk di daun akan ditransportasikan ke jaringan-jaringan lainnya yang
tidak berfotosintesis dengan cara yang sama.
Pendingin,kehilangan
air tumbuhan oleh transpirasinya akan mendinginkan rubuhnya dan menjaga dari
pemanasan yang berlebihan .
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah kami yaitu Tentang Air ,sehingga
dalam rumusan masah yang dapat kami ambil adalah :
·
Pengertian Air
·
Siklus
air (water cycle)
·
Kebutuhan
air untuk tanama
·
Mekanisme Pergerakan Air Dalam Tumbuhan
·
Peranan
Air bagi Tumbuhan
·
Adaptasi tumbuhan terhadap kondisi ekstrim
·
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Air
BAB II
PEMBAHASAN
Air merupakan sumber
kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air seluruh
organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai peranan yang
penting karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi
tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah
hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Air menutupi sekitar 70%
permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat dalam
berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama
terdapat di danau, sungai, air tanah (ground water) dan gunung es (glacier).
Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus
hidrologi yang berlangsung secara kontinu (Effendi, 2003).
A. Sifat-sifat kimia dan fisika
Air
adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan
suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia
lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas
dan banyak macam molekul organik.
Keadaan
air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi
normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain
yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua
elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada
temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen
membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif
ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada
elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom
hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan
jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom
tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar
molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul
saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya
menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air
berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan
sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
B. Sifat Air
Menurut Benyamin Lakitan
(2001) dan Hefni Effendi (2003) air memiliki karakteristik yang khas yang tidak
dimiliki oleh senyawa kimia yang lain, yaitu.
·
Berbentuk
cair pada suhu ruang. Semakin besar ukuran molekul suatu senyawa maka pada suhu
ruang senyawa tersebut akan cenderung berbentuk cair. Sebaliknya jika ukurannya
kecil maka akan cenderung berbentuk gas.`Air yang berat molekulnya sebesar 18
gr/mol berbentuk cair dalam suhu ruang karena adanya ikatan hidrogen yang
antara molekul-molekul air, sehingga tiap molekul air akan tidak mudah terlepas
dan berubah bentuk menjadi gas.
·
Perubahan
suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas
yang baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas ataupun dingin dalam
seketika. Perubahan suhu yang lambat ini mencegah terjadinya stress pada
makhluk hidup akibat perubahan suhu yang mendadak dan juga memelihara suhu bumi
agar sesuai dengan makhuk hidup.
·
Panas
laten vaporisasi dan fusi yang tinggi. Panas laten vaporisasi adalah energi
yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 gr pada suhu 20oC. Sedangkan panas laten
fusi adalah energi yang dibutuhkan untuk mencairkan 1 gr es pada suhu 0oC.
Besarnya energi panas laten vaporisasi adalah 586 cal dan untuk panas laten
fusi adalah 80 cal. Tingginya energi yang diperlukan untuk menguapkan air ini
penting artinya bagi tumbuhan dalam upaya menjaga stabilitas suhu daun melalui
proses transpirasi.
·
Viskositas
(hambatan untuk pengaliran) rendah. Karena ikatan-ikatan hidrogen harus diputus
agar air dapat mengalir, maka ada anggapan bahwa viskositas air akan tinggi.
Tapi pada kenyataannya tidaklah demikian, karena pada air dalam keadaan cair,
setiap ikatan hidrogen dimiliki bersama-sama oleh dua molekul air lainnya,
sehingga ikatan hidrogennya menjadi lemah dan mudah terputus. Inilah yang
menyebabkan viskositas air rendah. Viskositas air yang rendah ini menyebabkan
air menjadi pelarut yang baik, sifat ini memungkinkan unsur hara terlarut dapat
diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan mampu mengangkut
bahan-bahan toksik yang masuk dan mengeluarkannya ke luar tubuh.
·
Adanya
gaya adhesi dan kohesi. Air bersifat polar sehingga gaya tarik menarik antara
molekul air dengan molekul lainnya (misalnya dengan protein dan polisakarida
penyusun dinding sel) akan mudah terjadi. Adhesi merupakan daya tarik menarik
antara molekul air yang berbeda. Kohesi adalah daya tarik menarik antara
molekul yang sama. Adanya kohesi dan adhesi ini menyebabkan air dapat diangkut
ke seluruh tubuh tumbuhan melalui jaringan xilem. Selain itu juga menyebabkan
adanya tegangan permukaan yang tinggi, ini memungkinkan air mampu membasahi
suatu bahan secara baik.
·
Air
merupakan satu-satunya senyawa yang meregang ketika membeku. Ini berarti es
memiliki kerapatan atau densitas (massa/volume) yang lebih rendah dibandingkan
air. Dengan demikian es akan mengapung di atas air. Sifat ini mengakibatkan air
permukaan yang berada di daerah beriklim dingin hanya membeku dipermukaan saja
sehingga organisme akuatik masih bisa bertahan hidup.
C. Elektrolisis air
Molekul
air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini
disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan
menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion
hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain
terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+
serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH-
mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari
elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan
dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektroda
dan dapat Dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan
hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.
D. Kelarutan
(solvasi) Air
Air adalah pelarut
yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia.
Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam)
disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah
tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik"
(takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat
tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik
listrik (gaya
intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak
mampu menandingi gaya
tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan
akan mengendap dalam air.
E. Kohesi dan adesi Pada Air
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki
sejumlah muatan
parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat
pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan
parsial positif (σ+) dekat
atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih
"kekuatan tarik" pada elektron-elektron
yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke
arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan
membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang
daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.Air memiliki pula sifat adesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami
ke-polar-annya.
F. Jenis-jenis air
Secara umum air yang terdapat
di bumi ini digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Air tanah (ground water), adalah air yang
terdapat di bawah permukaan tanah dan tidak dapat dilihat secara langsung. Air
tanah ditemukan pada lapisan akifer yaitu lapisan yang bersifat porous (mampu
menahan air) dan permeable (mampu memindahkan air). Pergerakan air tanah sangat
lambat, kecepatan arus berkisar antara 10-10-10-3 m/detik sehingga waktu
tinggal air (residence time) berlangsung lama. Air tanah ini dibagi menjadi dua
jenis yaitu air tanah preatis dan air tanah artesis. Air tanah preatis adalah
air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas
lapisan kedap air/impermeable. Sedangkan air tanah artesis merupakan air tanah
yang letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan
kedap air.
2.
Air permukaan (surface water), adalah air yang terdapat
di atas permukaan bumi dan tidak terinfiltrasi ke dalam bumi. Contoh air
permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya.
Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu perairan tergenang
(lentik) dan perairan mengalir (lotik). Perairan tergenang meliputi danau,
waduk, kolam dan rawa. Pada umumnya perairan lentik ini dicirikan dengan arus
yang lambat (0,001-0,01 m/detik) sehingga waktu tinggal air (residence time)
dapat berlangsung lama. Perairan mengalir salah satunya adalah sungai, sungai
dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang dengan kecepatan arus
berkisar antara 0,1-1,0 m/detik.
G. Sumber air
Secara umum ada
beberapa sumber air yang dapat kita gunakan secara langsung atau melalui
pengolahan sederhana terlebih dahulu yaitu antara lain :
1.
Air dari PDAM. Air dari PDAM adalah termasuk air yang
bisa dikonsumsi secara langsung
untuk kebutuhan sehari-hari: masak, mandi, mencuci; air PDAM yang akan diminum
harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini kadang belum tersedia diberbagai
tempat.
2.
Air hujan. Air hujan adalah air murni yang berasal dari
sublimasi uap air di udara yang ketika turun melarutkan benda-benda diudara
yang dapat mengotori dan mencemari air hujan seperti: gas (O2, CO2, N2, dll),
jasat renik, debu, kotoran burung, dll. Air hujan yang berasal dari cucuran
talang/genteng rumah di tampung dalam bak penampungan. Untuk mengindari
bahan-bahan pengotor dan pencemar yang berasal dari talang/genteng dan udara
caranya adalah waktu awal penampungan air hujan 15 menit setelah hujan turun.
Di bawah talang diberi saringan dari ijuk/kerikil/pasir. Dan sebelum diminum
air harus dimasak dahulu.
3.
Mata air. Di daerah pegunungan atau perbukitan sering
terdapat mata air. Air mata air berasal dari air hujan yang masuk meresap
kedalam tanah dan muncul keluar tanah kembali karena kondisi batuan geologis
didalam tanah. Kondisi geologis mempengaruhi kualitas air mata air, pada
umumnya kualitasnya baik dan bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari, tetapi
harus dimasak sebelum diminum.
4.
Air tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang
meresap dan tertahan di dalam bumi. Air tanah dapat dibagi menjadi air tanah
dangkal dan air tanah dalam. Bagaimana mendapatkan air tanah caranya adalah
dengan mengebor atau menggali.
5. Air
permukaan. Air permukaan seperti air sungai, air rawa, air danau, air irigasi,
air laut dan sebagainya adalah merupakan sumber air yang dapat dipakai sebagai
bahan air bersih dan air minum tetapi perlu pengolahan. Air permukaan sifatnya
sangat mudah terkotori dan tercemar oleh bahan pengotor dan pencemar yang
mengapung, melayang, mengendap dan melarut di air permukaan. Karena sifatnya
yang demikian maka sebelum diminum air permukaan perlu diolah terlebih dahulu
sampai benar-benar aman dan memenuhi syarat sebagai air bersih atau air minum.
2.2 Siklus air (water cycle)
Karakteristik
air dalam proses siklusnya secara fisik memperlihatkan berbagai fase, mulai
dari bentuk uap air di udara sampai air dalam tanah. Secara meteorologis, air
merupakan unsur pokok paling penting dalam atmosfer bumi. Air terdapat sampai
pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter. Bila seluruh uap air berkondensasi
(atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup
dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air terdapat di atmosfer dalam
tiga bentuk yaitu dalam bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir
cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang
kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju.
Siklus
air adalah mekanisme transformasi (pergerakan) air yang selalu terjadi setiap
saat. Dalam proses transformasi biasanya desertai dengan perubahan wujud, sifat
dan mutu ataupun air tetap dalam kondisi awal (Tersiawan, 2005). Secara garis besar transformasi itu dapat berupa
evaporasi, transpirasi, kondensasi, presipitasi dan perkolasi.
Ketika terjadi hujan, airnya akan turun ke
permukaan bumi. Air ini sebagian akan mengalir ke permukaan bumi menuju ke
daerah yang lebih rendah dan bermuara di laut atau di danau. Sebagian lagi akan
terserap oleh bumi dan mengalir di dalam tanah atau tersimpan di dalam tanah
sebagai air tanah.
Siklus air ini digerakkan oleh
matahari. Panas yang dipancarkan oleh matahari akan membuat air laut, air
permukaan dan daratan menguap, bahkan air dari makhluk hidup pun ikut
mengalaminya (evaporasi dan transpirasi). Ketika uap air mendingin dan menjadi
mampat terbentuklah awan yang kemudian digerakkan oleh angin.
Angin ini akan membawa
gumpalan-gumpalan awan ke daerah yang memiliki tekanan temperatur yang lebih
rendah. Jika awan yang dibawa oleh angin ini melalui daerah pegunungan,
maka gerakannya akan terhalang dan didorong untuk naik lebih tinggi lagi.
Karena temperatur akan semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan
laut, maka awan yang mengandung uap air tadi mencapai titik embunnya dan
terbentuklah butiran-butiran air yang kemudian jatuh kembali ke bumi sebagai
air hujan (presipitasi).
Air
hujan ini akan mengalir lagi di permukaan bumi, ke daerah yang lebih rendah,
dan sebagian diserap oleh bumi (perkolasi). Kemudian terus menuju ke laut atau
ke danau dan apabila terkena sinar matahari akan menguap ke udara dan membentuk
awan. Awan akan berkumpul dan kemudian dibawa oleh angin dan mengembun dan
berubah menjadi hujan. Begitulah seterusnya siklus dari air yang berulang
secara bergantian.
2.3 Kebutuhan air untuk tanaman
Kebutuhan air suatu
tanaman dapat didefinisikan sebagai “jumlah
air yang diperlukan untuk memenuhi kehilangan air melalui
evapotranspirasi (ET-tanaman) tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan
yang luas dengan kondisi tanah yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas
tanah dan kesuburan tanah) dan mencapai potensi produksi penuh pada kondisi
lingkungan tumbuh tertentu”. Untuk menghitung ET-t anaman direkomendasikan suatu prosedur tiga tahap,
yaitu:
1.
Pengaruh iklim terhadap kebutuhan air tanaman diberikan
oleh ETo (evapotranspirasi tanaman referensi), yaitu “laju evapotranspirasi
dari permukaan berumput luas setinggi 8-15 cm, rumput hijau yang tingginya
seragam, tumbuh aktif, secara lengkap menaungi permukaan tanah dan tidak
kekurangan air”. Empat metode yang dapat digunakan adalah Blaney-Criddle,
Radiasi, Penman dan Evaporasi Panci, dimodifikasi untuk
menghitung ETo dengan menggunakan data iklim harian selama periode 10
atau 30 hari.
2. Pengaruh
karakteristik tanaman terhadap kebutuhan air tanaman diberikan oleh koefisien
tanaman (kc) yang menyatakan hubungan antara ETo dan ET tanaman
(ETtanaman = kc . ETo).
Nilai-nilai kc beragam dengan jenis tanaman, fase pertumbuhan
tanaman, musim pertumbuhan, dan kondisi cuaca yang ada.
3. Pengaruh kondisi lokal dan praktek
pertanian terhadap kebutuhan air tanaman, termasuk variasi lokal
cuaca, tinggi tempat, ukuran petak lahan, adveksi angin, ketersediaan lengas
lahan, salinitas, metode irigasi dan kultivasi tanaman.
· Kebutuhan air (Water requirement)
Kebutuhan air di sini
adalah suatu gambaran besarnya kebutuhan air untuk keperluan tumbuhnya tanaman
sampai tanaman (padi) itu siap panen. Kebutuhan air ini harus dipertimbangkan
terhadap jenis tanaman, keadaan medan tanah, sifat-sifat tanah, cara pemberian
air, pengolahan tanah, iklim, waktu tanam (pola tanaman), kandungan air tanah,
efisiensi irigasi, curah hujan efektif, koefisien tanaman bulanan, pemakaian
air konsumtif, perkolasi, kebutuhan air untuk tanaman, dan kebutuhan air di
sawah.
· Ketersediaan air (Water availability)
Ketersediaan air
adalah berapa besar cadangan air yang tersedia untuk keperluan irigasi.
Ketersediaan air ini biasanya terdapat pada air permukaan seperti sungai,
danau, dan rawa-rawa, serta sumber air di bawah permukaan tanah. Pada
prinsipnya perhitungan ketersediaan air ini bersumber dari banyaknya curah
hujan, atau dengan perkataan lain hujan yang jatuh pada daerah tangkapan hujan
(catchment area/ watershed) sebagian akan hilang menjadi evapotranspirasi,
sebagian lagi menjadi limpasan langsung (direct run off), sebagian yang lain
akan masuk sebagai infiltrasi. Infiltrasi ini akan menjenuhkan tanah atas (top
soil), kemudian menjadi perkolasi ke ground water yang akan keluar menjadi base
flow Di samping data meteorologi, dibutuhkan pula data cahaya permukaan
(exposed surface), dan data kelembaban tanah (soil moisture). Untuk rumus run
off adalah Run off = base flow + direct run off.
· Evapotranspirasi.
Evapotranspirasi adalah penguapan
total baik dari permukaan air, daratan, maupun dari tumbuh-tumbuhan. Banyak
faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi ini antara lain: suhu udara, kembaban
udara, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari, ketinggian lokasi
proyek, dan lain sebagainya. Di dalam perencanaan irigasi, penilaian jumlah air
yang dibutuhkan untuk suatu areal tidak memisahkan antara evaporasi dan
transpirasi. Istilah yang digunakan adalah ET, dan merupakan kombinasi antara
evaporasi dan transpirasi. Oleh karena air yang digunakan oleh tanaman untuk
proses metabolisme hanya sedikit atau kurang dari 1%, nilai tersebut diabaikan
(Sudjarwadi, 1990). Evapotranspirasi atau ET merupakan penguapan total dari
permukaan air, permukaan tanah, dan dari tumbuh-tumbuhan. Untuk menentukan
besarnya kebutuhan air bagi tanaman secara teliti pada umumnya terbentur pada
kesukaran untuk mendapatkan hasil pengukuran yang teliti di lapangan. Metode
perhitungan untuk menentukan kebutuhan air bagi tanaman yang berdasarkan
rumus-rumus pendekatan seringkali dipakai. Rumus-rumus pendekatan umumnya
berupa rumus-rumus empiris yang dikembangkan berdasarkan kondisi yang ada di
lapangan. Rumus-rumus tersebut antara lain: Blaney Criddle, Hergreaves, Penman,
Penman Modifikasi, Penman Mounteith, Radiasi, Panci Evaporasi, Thornthwaite,
Wickman, IRRI, Lowry Johnson, Christiansen, dan lain-lainnya. Di dalam kajian
ini, penulis mencoba membahas mengenai perbandingan pemakaian rumus Blaney
Criddle, Hargreaves, dan Penman Modifikasi terhadap luas daerah irigasi yang
dapat diairi dari ketiga metode tersebut.
· Presipitasi
Dalam meteorologi, presipitasi
(juga dikenal sebagai satu kelas dalam hidrometeor, yang merupakan
fenomena atmosferik) adalah setiap produk dari kondensasi uap air di atmosfer.
Ia terjadi ketika atmosfer (yang merupakan suatu larutan gas raksasa) menjadi
jenuh dan air kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut
(terpresipitasi). Udara menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan atau
penambahan uap air. Presipitasi yang mencapai permukaan bumi dapat menjadi
beberapa bentuk, termasuk diantaranya hujan, hujan beku, hujan rintik, salju,
sleet, and hujan es. Virga adalah presipitasi yang pada mulanya jatuh ke bumi
tetapi menguap sebelum mencapai permukaannya. Presipitasi adalah salah satu
komponen utama dalam siklus air, dan merupakan sumber utama air tawar di planet
ini.Diperkirakan sekitar 505,000 km³ air jatuh sebagai presipitasi setiap
tahunnya, 398,000 km³ diantaranya jatuh di larutan. Bila didasarkan pada luasan
permukaan bumi, presipitasi tahunan global adalah sekitar 1 m, dan presipitasi
tahunan rata-rata di atas lautan sekitar 1.1 m.
2.4 Mekanisme Pergerakan Air Dalam Tumbuhan
Tumbuhan umumnya mengisap atau menyerap air tanah oleh
sistem akarnya,meskipun pada beberapa tumbuhan sederhana seperti lumut kerak
dan lumut daun mampu menyerap air dari sekitarnya secara langsung.Air memasuki
akar melalui bulu-bulu akar yang sangat halus yang beradasekitar 60 mm di bawah
tudung akar.Sistem bulu-buluakar ini memperluas permukaan aktifyang mampu
menyerap air dan secara terus menerus diperbaharui sesuai dengan pertumbuhan
akar menembus tanah.
Akar mendapatkan air melalui dua ptoses utama :
- Osmosis,yaitu pergerakan air dari yang berkonsentrasi rendah (air dalam tanah) ke yang berkonsentrasi tinggi (cairan sel) melalui membran semipermeable (membran sel dari rambut akar).Merupakan proses yang pasif dan sangat berperan sekali dalam penyerapan air oleh tumbuhan.
- Penyerapan aktif,air dapat diserap berlawanan dengan tekanan osmotik.Proses ini masih belum benar-benar dipahami,yang jelas pasti memerlukan sejumlah enegi untuk proses ini.
Tumbuhan dalam
pertumbuhannya memerlukan pergerakan air yang mengangkut sejumlah nutrisi dari
tanah.Tetapi laju pergerakan air yang tergantung pada beberapa hal,yang paling
penting adalah laju kehilangan air dari tumbuhan melalui proses penguapan yang
erat kaitannya dengan suhu,udara,dan keasaman tanah.
- Pergerakan air dalam tumbuhan
Dalam tumbuhan paku-pakuan dan juga dalam spermatophyta
air bergerak dalam tumbuhan melalui jaringan khusus yang disebut dengan
jaringan xylem,yang strukturnya sangat berbeda-beda tergantung pada
pengelompokannya,yang secara umum bersamaan dengan bentuk tabung.Air didorong naik
bersamaan sebagian akibat daya kapiler(sebagai fenomena frsrk bahwa air atau
cairan akan naik melalui tabung kafiler menentang gaya gravitasi bumi),tetapi
sebagian besar naik akibat perbedaan tekanan antara daun dengan akar yang akan
menghasilkan aliran yang terus menerus melalui tumbuhan.Dalam tumbuhan yang
tidak mempunyai jaringan xylem air diangkut ke seluruh tubuh aleh proses
osmosis.
- Air Meninggalkan Tumbuhan
Umunyan ari akan masuk
ke tanah dan tumbuhan akan hilang melalui proses penguapan,dan harga 2 % air
yang diserap oleh akar dipakai membentuk lebih banyak materi tumbuhan.Pada
prinsnya air akan meninggalkan tumbuhan melalui tiga cara yaitu :
- Trnspirasi,yaitu bagian yang paling utama dari kehilangan air ini.Dalam daun air akan diuapkan dari dinding sel ke ruang antar sel.Dari sini didifusikan ke luar ke udara melalui lubamg kecil di daun yang disebut stomata atau mulut daun,Stomata ini akan terbuka pada siang hari dan menutup pada malam hari.Fungsi utamanya adalah memberi kemungkinan untuk terjadinya pertukaran gas antara tumbuhan dengan udara.
- Penguapan kutikula,sebagian air mungkin menguap melalui kutikula dari daun atau tangkai.Dan hanya sebagiankecil air hilang dengan cara ini,umumnya kurang dari 10 % dari toral kehilangan air.
- Gutasi,di daerah yang sangat lembab kehilangan air akibat penguapan adalah terlalu sulit .Untuk tumbuahan yang hidup pada habitat ini mempunyai lubang pada ujung dari sistem xylem dari daun sebagai adaptasr morfologi dan fisiologi.Lubang ini dengan hidatoda yang memungkinkan air menetes langsung keluar dari daun.
2.5 Peranan Air bagi Tumbuhan
Menurut Rai (1998), air memiliki beberapa peranan penting bagi tumbuhan
yaitu antara lain :
1.
Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar
pembentukan jaringan dari semua makhluk hidup. Antara 40% sampai 60% dari berat
segar pohon tersusun atas air. Cairan yang mengisi sel memiliki peran dalam
menjaga substansi tetap dalam keadaan yang tepat untuk menjalankan fungsi
metabolisme.
2.
Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk
menunjang jaringan-jaringan yang tidak berkayu. Apabila sel-sel jaringan
tersebut memiliki cukup air, maka sel-sel tersebut akan berada dalam keadaan
kokoh. Air yang ada dalam sel tumbuhan tersebut nantinya akan menghasilkan
suatu tekanan yang disebut tekanan turgor. Dengan adanya tekanan turgor
tersebut akan menyebabkan sel mengembang dan apabila jumlah air tidak memadai
akan menyebabkan terjadinya proses plasmolisis.
3.
Alat Angkut. Air di perlukan oleh tumbuhan sebagai alat
untuk mengangkut materi dan nutrisi di sekitar tubuhnya, dan menyalurkan materi
dan nutrisi tersebut ke bagian tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut
dalam air.
4. Pendinginan. Tumbuhan akan
mengalami proses transpirasi, akibat dari proses transpirasi tersebut akan
menyebabkan tumbuhan kehilangan air. Hilangnya sebagian air dari tumbuhan akan
mendinginkan tubuh tumbuhan tersebut dan menjaga tumbuhan dari pemanasan yang
berlebihan sehingga suhu tanaman menjadi konstan.
5.
Pelarut dan medium reaksi biokimia
6.
Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
sel dan pembesaran sel)
7.
Bahan baku
fotosintesis
2.6 Adaptasi tumbuhan terhadap kondisi ekstrim
Kekeringan merupakan
situasi yang sering di alami oleh tumbuhan. Suhu yang tinggi bisa juga
memberikan pengaruh terhadap kekurangan air bagi tumbuhan. Bila musim
kering itu bersifat periodik dan merupakan karakteristik daerah tersebut, maka
tumbuhan yang ada disekitarnya akan memperlihatkan penyesuaian dirinya.
Berbagai cara penyesuaian terhadap lingkungannya tergantung pada tumbuhan
tersebut.
Warning
mengelompokkan dunia tumbuhan berdasarkan toleransinya terhadap air, yaitu
antara lain :
1.
Hidrofit, merupakan kelompok tumbuhan yang hidup dalam
air atau pada tanah yang tergenang secara permanen.
2.
Halofita, merupakan kelompok tumbuhan yang tumbuh pada
lingkungan berkadar garam tinggi.
- Xerofita, kelompok tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup di daerah kering.
4.
Mesofita, kelompok tumbuhan yang bertoleransi pada
kondisi air tanah yang tidak terlalu ekstrim.
2.7 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Air
Di lingkungan daratan
dengan situasi kelebihan air maka tanah menjadi jenuh air,permasalahan utama
pada situasi seperti ini adalah tidak adanya udara dalm tanah sehingga
akar-akar tumbuhan tidak bisa bernafas dan juga sering menjadi asam.
Jika
jumlah air tanah tidak memadai untuk keperluan tumbuhan maka sel menjadi
lembek,dan stomata menutup untuk mengurangi kehilangan air
berkelanjutan.Kondisi air tanah seperti ini dikenal dengan titik kelayuan,dan
sel-sel tumbuhan mulai untuk terjadinya plasmolisis yang biasanya berjalan
berkepanjangan.Dan apabila situasi kekurangan air ini terus menerus,maka tumbuhan
akan mati.Umumnya tumbuhan yang berada di daerah kering ini berada dalam
keadaan setengah dehidrasi pada siang hari yang akan diimbangi dengan
penyimpanan dalam keseimbangan airnya pada malam hari.
Usaha-usaha
untuk mengatasi kekuranga air atau mengurangi k3butuhan akan air :
1.
Memperbaiki keadaan lingkungan,melalui :
·
Menambah jumlah air dengan irigasi atau
mengadakan penahanan terhadap buangan air.
·
Mengurangi kecepatan evapotranspirasi ;
1.Pengadaan
mulse,menghambat penguapan dari tanah dengan menutupnya dengan daun.
2. Menahan kecepatan angin dengan pohon
pelindung
3. Melakukan penjarangan dan menyiangi
daun dan bagian tumbuhan lainnya.
4. Menbuang tumbuhan gulma dan memberikan
cairan lilin pada daun
2. Menaikkan daya tahan tumbuhan terhadap
kekeringan,melalui
·
Memilih
jenis tumbuhan yang tahan kering
·
Penyilangan
dengan tumbuhan tahan kering
·
Memberi
stimulasi tahan kering dengan cara
manjaga kadar N sekecil mungkin tapi mencukupi,Mengatur pengairan dengan jarak
yang semakin lama dengan maksud akar-akar menembus jauh ke dalam tanah dan
supaya terjadi perubahab protoplasma yang dapat menaikkan daya tahan terhadap
kekeringan.
BAB III
KESIMPULAN
Air
merupakan faktor lingkungan yang penting ,semua organisme hidup akan kehadiran
air ini.perlu di pahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita.yang terbatas dan
dapat berubah-ubah sitkulasinya.pengeringan bumi sulit terjadi akibat adanya
siklus melalui hujan,aliran air ransirasi,dan evaporasi langsung secara terus
menerus. Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368
juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan
salju. Air tawar terutama terdapat di danau, sungai, air tanah (ground water)
dan gunung es (glacier). Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan
atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinu (Effendi,
2003).
Siklus
air adalah mekanisme transformasi (pergerakan) air yang selalu terjadi setiap
saat. Dalam proses transformasi biasanya desertai dengan perubahan wujud, sifat
dan mutu ataupun air tetap dalam kondisi awal (Tersiawan, 2005). Secara garis besar transformasi itu dapat berupa
evaporasi, transpirasi, kondensasi, presipitasi dan perkolasi. Kebutuhan air di
sini adalah suatu gambaran besarnya kebutuhan air untuk keperluan tumbuhnya
tanaman sampai tanaman (padi) itu siap panen.
Kebutuhan air ini harus
dipertimbangkan terhadap jenis tanaman, keadaan medan tanah, sifat-sifat tanah,
cara pemberian air, pengolahan tanah, iklim, waktu tanam (pola tanaman),
kandungan air tanah, efisiensi irigasi, curah hujan efektif, koefisien tanaman
bulanan, pemakaian air konsumtif, perkolasi, kebutuhan air untuk tanaman, dan
kebutuhan air di sawah.
Tumbuhan dalam
pertumbuhannya memerlukan pergerakan air yang mengangkut sejumlah nutrisi dari
tanah.Tetapi laju pergerakan air yang tergantung pada beberapa hal,yang paling
penting adalah laju kehilangan air dari tumbuhan melalui proses penguapan yang
erat kaitannya dengan suhu,udara,dan keasaman tanah. Dalam tumbuhan paku-pakuan
dan juga dalam spermatophyta air bergerak dalam tumbuhan melalui jaringan
khusus yang disebut dengan jaringan xylem,yang strukturnya sangat berbeda-beda
tergantung pada pengelompokannya,yang secara umum bersamaan dengan bentuk tabung.Air
didorong naik bersamaan sebagian akibat daya kapiler(sebagai fenomena frsrk
bahwa air atau cairan akan naik melalui tabung kafiler menentang gaya gravitasi
bumi),tetapi sebagian besar naik akibat perbedaan tekanan antara daun dengan
akar yang akan menghasilkan aliran yang terus menerus melalui tumbuhan.Dalam
tumbuhan yang tidak mempunyai jaringan xylem air diangkut ke seluruh tubuh aleh
proses osmosis. Umunyan ari akan masuk ke tanah dan tumbuhan akan hilang
melalui proses penguapan,dan harga 2 % air yang diserap oleh akar dipakai
membentuk lebih banyak materi tumbuhan.Pada prinsnya air akan meninggalkan
tumbuhan melalui tiga cara yaitu :Trnspirasi, Penguapan kutikula,dan Gutasi.
Di lingkungan daratan
dengan situasi kelebihan air maka tanah menjadi jenuh air,permasalahan utama
pada situasi seperti ini adalah tidak adanya udara dalm tanah sehingga
akar-akar tumbuhan tidak bisa bernafas dan juga sering menjadi asam.
Jika jumlah air tanah
tidak memadai untuk keperluan tumbuhan maka sel menjadi lembek,dan stomata
menutup untuk mengurangi kehilangan air berkelanjutan.Kondisi air tanah seperti
ini dikenal dengan titik kelayuan,dan sel-sel tumbuhan mulai untuk terjadinya
plasmolisis yang biasanya berjalan berkepanjangan.Dan apabila situasi
kekurangan air ini terus menerus,maka tumbuhan akan mati.Umumnya tumbuhan yang
berada di daerah kering ini berada dalam keadaan setengah dehidrasi pada siang
hari yang akan diimbangi dengan penyimpanan dalam keseimbangan airnya pada
malam hari.
DAFTAR PUSTAKA
A.J.McNaughton-Larry
L.Wolf.1990.Ekologi Umum Edisi Kedua.Yogyakarta:Gajah Mada University
Press.
Chris Witcombe, Water in Art, H2O - The Mystery,
Art, and Science of Water, art.html,
21.03.2007 13:32:20
Heddy,Suwasono.Kurniati,Metty.1994.Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi : Suatu
Bahasan Tentang Kaidah Ekologi dan Penerapannya.Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Marq de Villiers (2003,
revised edition). Water: The Fate of Our Most Precious Resource.
Purtasih,M.Pd.2010.Diktat Ekologi Tumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar