Kamis, 08 Maret 2012

Makalah Evolusi Paleontologi Kemunculan dan Kepunahan


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah Evolusi yaitu tentang “Kemunculan dan Kepunahan” ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Evolusi yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini sebagai pedoman, acuan, dan sumber belajar.
Akhir kata, Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan baik dari segi bahasa, tulisan, maupun kalimat yang kurang tepat dalam makalah  ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya.


Pancor,26 Oktober 2011

  Penyusun
  






DAFATAR ISI


KATA PENGANTAR .................................................................................. .     i
DAFTAR ISI .................................................................................................. .     ii
BAB I       PENDAHULUAN .......................................................................       1
A.    Latar Belakang ......................................................................... .     1
B.     Rumusan Masalah..................................................................... .     1
BAB II      PEMBAHASAN .......................................................................... .     3
A.    Kemunculan Kelompok Organisme Tertetu   ............................     3
B.     Teori tentang Kemunculan dan Kepunahan Reptilia Besar........    6
C.     Terbentuknya Sel Telur Berdinding Ganda ...............................    7
D.    Kepunahan (termasuk Reptilia Besar – Dinosaurus)...................    8
BAB III    PENUTUP .................................................................................... .    17
A.    Kesimpulan............................................................................... .    17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................      18

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Teori evolusi yang berkembang sekarang sudah sangat maju dan tidak seperti yang dibayangkan orang. Banyak konsep yang sudah berubah, tidak menandakan bahwa teori evolusi itu salah, tetapi konsep-konsep tersebut berbeda karena orang dahulu mempunyai interpretasi yang berbeda atas dasar informasi yang minimum. Proses keminculan dan kepunahan merupakan suatu proses alamiah seperi kehidupan dan kematian. Adanya kematian merupakan kehilangan tetapi juga sekaligus memberikan keuntungan bagi kelompok lain untuk dapat berkembang. Proses evolusi yang menyangkut kehidupan di daratan pada dasarnya melibatkan banyak sekali mekanisme, sehingga diperlukan proses yang relatif lama. Setelah daratan berhasil dikuasai, maka sebagian besar organisme yang ada sekarang adalah hasil dari perjuangan ini.

Proses kemunculan suatu kehidupan merupakan hal yang sangat penting. Lamanya bumi ini kosong menunjukkan bahwa proses yang terjadi untuk menghasilkan suatu kehidupan berlangsung sangat sulit. Banyaknya organisme yang muncul tetapi kemudian punah juga menunjukkan bahwa proses yang terjadi sangat sulit.
Kepunahan masal merupakan suatu bencana. Tetapi kepunahan masal pun merupakan suatu anugerah bagi kelompok organisme lainnya. Adanya kepunahan akan memberikan kesempatan pada kelompok organisme yang sebelumnya tertekan perkembangannya dapat berevolusi.

B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang di atas, maka dalam makalah ini dirumuskan beberapa masalah mengenai Kemunculan dan Kepunahan  yaitu :
1.      Bagaimana Kemunculan kelompok organisme tertentu dan  munculnya kehidupan di bumi ?
2.      Bagaimana teori tentang kemunculan dan kepunahan,dalam hal ini Reptilia besar (Dinosaurus) ?
3.      Bagaimana terbentuknya sel telur berdinding ganda
4.      Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya kepunahan (termasuk Reptilia besar-Dinosaurus) !

























BAB II
PEMBAHASAN

KEMUNCULAN DAN KEPUNAHAN

Suatu organisme mempunyai masanya masing-masing. Kemunculan suatu organisme dapat terjadi karena adanya relung baru atau relung yang ditinggalkan. Selain ada sejumlah persyaratan yang diperlukan yang mendukung terbentuknya suatu jenis baru.

A.    Kemunculan Kelompok Organisme Tertentu
Evolusi sudah berlangsung sejak asal mula adanya kehidupan. Kapan kehidupan mulai ada, tidak dapat diketahui dengan pasti. Satu-satunya data yang dapat diperoleh mengenai hal ini adalah adanya fosil. Dari data yang dihimpun oleh ahli paleontologi diketahui bahwa fosil yang tertua yang ditemukan berumur sekitar 490 juta tahun. Data inipun masih merupakan dugaan,karena pada masa itu, tentu jumlah organisme masih sangat sedikit, sehingga fosil tidak mungkin dijumpai pada lapisan tanah. Pada waktu itu, habitat yang mungkin ada adalah air. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa muka bumi masih dihuni oleh prokariot dan organisme bersel satu, terutama ganggang biru yang kemudian diikuti oleh lumut kerak dan lumut yang menghuni sekitar pantai. Suhu permukaan bumi pun diperkirakan masih jauh lebih panas dan oksigen mungkin meliputi hanya sekitar 10% dari apa yang ada sekarang.
Lapisan yang mengandung fosil tertua (Stromatolites) berupa spora, ditemukan di daerah pantai di Arabia dan Australia dan berumur sekitar 470 juta tahun yang lalu. Hal ini berarti bahwa ekosistem yang ada baru terdapat sekitar 480 juta tahun yang lalu. Setelah periode itu baru ditemukan fosil yang lebih muda di banyak daerah lain. 



Munculnya Kehidupan di Bumi
Pemahaman tentang urutan munculnya kehidupan di bumi lebih didasarkan pada sisa-sisa makhluk hidup yang memfosil. Fosil terbentuk dengan berbagai cara dan berbagai proses, meskipun perlu dipahami bahwa semua makhluk hidup yang sudah mati tidak selalu menjadi fosil. Fosil mungkin merupakan sisa-sisa bagian tubuh yang keras , atau setelah organisme mati kemudian terkubur pasir-lumpur ataupun endapan lain kemudian mengeras.
Menurut ahli geologi, sejarah bumi dapat dibedakan dalam banyak unit waktu. Unit waktu terbesar disebut era, sedangkan era terbagi dalam periode dan periode terbagi menjadi unit yang lebih kecil disebut zaman.
Pengetahuan akan kehidupan di bumi dikumpulkan dafri bukti fosil terutama mulai dari era paleozoik, mesozoik, dan cenozoik. Era palezoik atau masa kehidupan kuno kira-kira 570 juta tahun sampai 340 juta tahun lalu. Era mesozoik atau era kehidupan pertama dikenal sebagai masa reptilia, mulai 230 juta tahun sampai 165 juta tahun lalu, sedangkan era cenozoik adalah era kehidupan kera atau masa mamalia dimulai kira-kira 63 juta tahun lalu.

Pembagian Waktu Geologi
EON
ERA
PERIODE
KURUN
KEHIDUPAN AIR
KEHIDUPAN DARAT


P

H

A

N

E

R

O

Z

O

I

K










P

H

A

N

E

R

O

Z

O

I

K
Kuarter

Sekarang
Semua kehidupan ada
Manusia
Senozoik
63 +_ 2 juta (Tertier)
0,5-3 juta tahun lalu
Pleistosen 3
Glasiasi, pergeseran benua Amerika Utara dan Eropa Australia Antartika terpisah
Terjadi evolusi kebudayaan manusia pertama

Tersier
65 +_ 2 juta
Pliosen 5

Miosen 24
Oligosen 37
Eosen 54

Paleosen 65
Semua kehidupan ada
Hominidae dan Pongidae
Monyet dan kerabatnya
Radiasi adaptasi burang
Mamalia modern,

Angiospermae yang berbatang basah
Mesozoik
230 +_ 10 juta


(Secobdary)



Kretasea
144 +_ 5 juta

Ikan bertulang
Kepunahan Ammomit
Plesiosaurus
Ichtyosaurus
Amerika Selatan dan Afrika berpisah
Kepunahan Dinosaurus
Timbulnya Angiospermae berkayu
Jurasik
213+_5 juta

(Oolitic)

Plesiosaurus & Ichtyosaurus,
Ammonit berlimpah
Ikan bertulang rawan dan ikan biasa berlimpah
Pangea dan Gondwana mulai berpisah

Dinosaurus dominan
Kadal pertama,Archeopteryx
Serangga berlimpah
Angiospermae pertama











Paleozoik











Paleozoik




(Eozoik)







Triasik
248 +_ 10 juta

Plesiosaurus pertama

Ichtyosaurus,
Ammonit
Ikan Bertulang
Radiasi reptilia, kura-kura, buaya
Thecodenta, therepsida, Dinasaurus
Pertama, Mammalia Pertama
Permian
286 +_ 10 juta

Punahnya Trilobit dan Placoderm
Glasiasi dan Kekeringan
Cotylosaurus dan Pelecosaurus
Reptilia lain dominan
Cycas, Gynko, Conifera
Karbonifera
Pensylvanian
320 +_ 10 juta
Ammonit
Ikan Bertulang pertama
Iklim panas dan lembab
Reptilia pertama
Rawa-rawa Hutan Lycopsida, Sphenopsida dan paku berbiji
Karbonifera
Mississipian
360 +_ 10 juta
Radiasi Adaptasi Hiu
Iklim panas dan lembab
Amphibia dominan
Siput darat
Devonian
405 +_ 10 juta

Placoderm, ikan pertama, Ammonit,Nautilus
Iklim  muka Bumi keringdan lautan sangat meluas
Paku,Lycopsida, Sphenopsida
Bryophyta, Gymnospermae dan serangga, Amphibia pertama
Silurian
425 +_ 10 juta

Radiasi Adaptasi dari Ostracoderm, Eurypterids
Iklim sejuk,lautan luas
Tanaman darat (Psilopsida) pertama, labah-labah, kalajengking
Ordovisian
500 +_ 10 juta

Vertebrata (Agnata) pertama (Ostracoderm),Nautiloid,Pilina, Mollusca Air,Trilobid daminan
Iklim sejuk,lautan luas

------------------
Kambrian
600 +_ 50 juta

Trilobid daminan, Eurypterid,Crustacea,Mollusca, Echinodermata, Porifera, Annelida, Tunicata, Cnidaria pertama
Glasiasi


----------------
Prekambrian
Proterozoik
2500 juta

Protozoa
----------------
Archean
3900 juta

Sromatolit

Hadean
4500 juta

Bumi terbentuk



B.     Teori tentang Kemunculan dan Kepunahan Reptilia Besar
Banyak orang  menganggap  bahwa Mammalia menguasai muka bumi, namun hal ini dapat disebabkan karena dominasi manusialah yang merupakan penyebab utama anggapan tersebut. Tidak dapat disangkal bahwa sebenarnya Reptilia merupakan organisme yang paling sukses di muka bumi. Meskipun Reptilia tidak lagi merajai permukaan bumi, namun jumlah yang kini masih hidup di muka bumi tidak dapat dikatakan sedikit, dan kini hanya disaingi oleh kelompok Pisces. Lamanya Reptilia menguasai permukaan bumi juga menunjukkan bahwa kelompok ini merupakan pemula di daratan dan pernah menjadi penguasa daratan (diwakili oleh macam-macam Dinosaurus). Reptilia pernah mengusai air (diwakili oleh Mesosaurus), daratan (Tyranosaurus), dan udara (Pteranodon).
Untuk mengkaji bagaimana Reptilia timbul dan hilang (terutama Dinosaurus) dari muka bumi, kita dapat mempelajari konsekuensi-konsekuensi dari kehidupan Reptilia sejak munculnya di muka bumi hingga punahnya. Sebagai hewan Vertebrata yang pertama muncul sebagai hewan daratan, maka Reptilia mempunyai konsekuensi untuk mengatasi masalah kekeringan.
Sejarah kemunculan Reptilia di daratan ditandai dengan :
·         Terbentuknya sel telur berdinding ganda (telur Amniota)
·         Kulit tubuh yang ditutupi perisai (misalnya kura-kura dan Dinosaurus) atau sisik guna melindungi diri terhadap kekeringan.
·         Terbentuknya sistem eksresi yang terpisah kalau dibandingkan dengan hewan Vertebrata lainnya yang telah ada sebelumnya (Ikan, Amphibia).
·         Terbentuknya anggota gerak.
·         Terbentuknya alat indera pnglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan yang lebih baik.

C.     Terbentuknya Sel Telur Berdinding Ganda
1.      Kapan terbentuknya telur Amniota tidak dapat ditelusuri dengan baik, karena sedikitnya data fosil.
2.      Konsekuensi dari telur berdinding ganda (kapur dan selaput amnion) mengharuskan fertilisasi internal sebagai ssatu-satunya alternatif reproduksi. Dengan demikian alat kelamin sekunder jantan merupakan struktur pertama yang muncul di kelompok Vertebrata pada Reptilia (dalam bentuk sepasang Hemipenis)
3.      Konsekuensi lain dari munculnya sel telur berdinding kapur memerlukan suatu perubahan penting kalau dibandingkan dengan telur Amphibi atau Pisces, karena kulit kapur tersebut harus dapat menghubungkan embrio dengan dunia luar untuk pertukaran gas (Oksigen-Karbondioksida).
4.      Telur Reptil ternyata ditunjang dengan terbentuknya membran amnion. Membran ini berguna untuk menangkap Oksigen yang masuk melalui dinding sel kapur tersebut. Hal ini memberikan konsekuensi  bahwa telur pertama tidak mungkin terlalu besar agar pertukaran gas dapat berlangsung dengan baik.
5.      Konsekuensi lainnya adalah digsntikannya insang dengan paru-paru (tahapan ini sudah dilalui oleh Amphibia)
6.      Naiknya Reptilia ke daratan memberikan konsekuensi pula pada alat indera.
7.      Mata yang dilindung dengan membran nictitans digantikan dengan mata yang berkelopak, juga untuk melindungi dari bahaya kekeringan.
8.      Alat pendengaran yang sebelumnya terdapat pada rahang bawah (Pisces)  mulai berangsur digantikan dengan telinga dalam, karena juga menghadapi tantangan kekeringan. Fungsi telinga lebih diperlukan apabila dibandingkan dengan kehidupan di dalam air, untuk mencari mangsa dan menghindar dari predator.

D.    Kepunahan (termasuk Reptilia Besar – Dinosaurus)
Kepunahan dalam biologi berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau sekelompok takson. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu terakhir spesies tersebut, walaupun kemampuan untuk berkembang biak tidak ada lagi sebelumnya. Tetapi dikarenakan wilayah sebaran sebuah spesies atau takson yang bisa sangat luas, sehingga sangat sulit untuk menentukan waktu kepunahan. Kesulitan ini dapat berujung kepada suatu fenomena yang dinamakan takson Lazarus, dimana sebuah spesies dianggap telah punah tetapi muncul kembali.

Kepunahan merupakan kejadian hilangnya keseluruhan spesies. Kepunahan bukanlah peristiwa yang tidak umum, karena spesies secara reguler muncul melalui spesiasi dan menghilang melalui kepunahan. Sebenarnya, hampir seluruh spesies hewan dan tanaman yang pernah hidup di bumi telah punah, dan kepunahan tampaknya merupakan nasib akhir semua spesies. Kepunahan telah terjadi secara terus menerus sepanjang sejarah kehidupan, walaupun kadang-kadang laju kepunahan meningkat tajam pada peristiwa kepunahan massal.

Dalam sejarah muka bumi telah tercatat adanya lima kali peristiwa kepunahan besar- besaran, hal ini terjadi pada masa Kambrian, Ordovisian, Devonian, Permian, dan Kretasea. Diantara kelima peristiwa kematian masal, makaperistiwa kematian masal  pada periode Permian merupakan kejadian yang paling aburuk dalam sejarah bumi. Pada waktu itu sekitar  75% organisme punah. Namun pada masa Kretasea  sebelum peristiwa masal, jumlah organisme hidup sudah melebihi keadaan sebelum peristiwa kematian Permian. Setelah kematian Kretasea, maka kini jumlah organisme pun masih meningkat  lagi sehingga diperkirakan jumlahorganisme sudah dua kali lipat dari pada keadaan sebelum peristiwa kematian Permian.
Adapun penyebab peristiwa tersebut yang dikemukakan oleh para ahli dan kemungkinan besar beberapa teori dapat bekerja secara simultan atau merupakan akibat dari kemungkinan terdahulu.
1.      Teori Pergerakan Benua Dan Terbentuknya Pangea
Akibat bergeraknya benua, maka jumlahnya panjang pantai menjadi sangat pendek dibandingkan dengan keadaan apabila bumi terdiri dari banyak benua. Hal ini menyebabkan sejumlah besar organisme laut yang hidup di air dangkal akan punah. Selain itu konsekuensi yang juga timbul adalah adanya satu daratan menyebabkan timbulnya perubahan cuaca yang drastis. Sebagai contoh, semua daratan diberbagai benua (Afrika, Asia, dan Amerika Utara) akan memiliki daerah gurun. Daratan yanh luas dan datar menyebabkan daerah tengah tidak mendapat cukup air hujan, karena hujan sudah turun di daerah yang tidak terlalu jauh dari pantai. Akibat timbulnya gurun yang besar, maka sebagian besar iklim akan menjadi berubah kering. Sebagian besar organisme daratan dan air akan punah.

2.      Teori Vulkanisme
Mengingat contoh vulkanisme akan menimbulkan perubahan yang besar suatu daerah. Letusan suatu gunung berapi dapat berlangsung berbulan-bulan dan akibatnya paling tidak mempengaruhi sebagian muka bumi. Di Indonesia kita mengenal beberapa kepunahan yang sangat besar dan garis tengahnya lebih dari 20 km, misalnay Danau Toba, Danau Tondano dan Daerah Dieng. Diperkirakan bahwa letusan gunung tersebut beberapa ratus kali lebih dahsyat daripada letusan Gunung Karakatau. Akibat letusan gunung Karakatau saja, banjir besar menimpa daerah Negeri Belanda yang berjarak puluhan  kilometer. Apabila ada sejumlah besar gunung berapi sebesar gunung Karaukatau atau Tambora meletus, maka akan timbul kegelapan selama berbuln-bulan. Hal ini akan menyebabkan perubahan cuaca yang drastis. Pengaruh letusan gunung Galunggung saja telah hampir memusnahkan beberapa spesies di Jawa. Di Pangandaran jumlah banteng tinggal 3 ekor dari sekitar 35 ekor sebelumnya. Menurut hasil visum, kebanyakan banteng mati karena ada deposit debu vulkanis di paru-paru, dan sejumlah besar abu vulkanis di dalam lambung yang tidak dapat dikeluarkan dengan feces, mungkin karena terlalu berat.
3.      Teori Meteorit atau Supernova
Meteorit berukuran sangat besar yang menabrak bumi akan menyebabkan perubahan iklim global, selain menimbulkan gempa bumi, akan memberikan akibat yang serupa dengan letusan gunung merapi, yang berarti perubahan cuaca ledakan supernova bintang raksasa di luar angkasa akan menyebarkan debu bintang yang mungkin menimbulkan kegelapan. Debu bintang dapat pula mempengaruhi magnetik bumi. Apabila kutub magnetik bumi berubah, maka akan terjadi gempa bumi, karena posos bumi mengalami. Perubahan menurut penelitian, kutub magnetik bumi memang sudah tidak tepat dari yang diperhitungkan dahulu. Selain itu meteorit atau supernova dapat membawa suatu unsur seperti logam berat (misalnyaIridium) yang beracun bagi kehidupan di muka bumi.

Tabel : kadar Iridium setelah kepunahan massal
Periode
Kepunahan
Kadar Iridium
Kratasea - Paleosen
Massal
Tinggi sekali (3000 ppt)
Eosen - Oligosen II
Massal
Sedikit
Eosen - Oligosen II
Massal
Sedikit
Eosen - Oligosen I
Massal
Sedikit
Permian - Triasik III
Massal
Sedikit
Permian - Triasik II
Massal
Normal
Permian - Triasik I
Massal
10 kali lipat
Devonian - Karboniferus II
Massal
3-7 kali lipat
Devonian - Karboniferus I
Massal
Sedikit
Ordivisisn - Silurian II
Massal
Normal
Ordivisisn - Silurian I
Massal
Normal
Prekambrian - KAmbrian II
Massal
Sedikit
Prekambrian - KAmbrian I
Normal
Sedikit

Dari tabel di bawah dapat dilihat bahwa kematian masal sering terjadi dalam sejarah kehidupan muka bumi, tetapi hanya kematian masal ada periode Kretasea,Paleosen,Devonian,Karoboniferus II dan Permian-Triasik I, jumlah iridium jauh di atas normal jadi kematian masal akibat meteorit hanya mungkin terjadi pada dua peristiwa saja.





Tabel : pengaruh yang ditimbulkan akibat kepunahan massal.
Periode
Kemungkinan Penyebab Kepumahan Massal
Eosen-Oligosen
Pendinginan (bumi glasiasi), pergantian arus laut
Akhir Kratasea
Benturan meteorit
Akhir Triasik
Kenaikan curah hujan
Akhir Permian
Meteotit, pendinginan bumi (glasiasi), pangea
Akhir Devonian
Meteorit, pendinginan bumi (glasiasi)
Akhir Ordovisian
Vulkanisme, berkurangnya lapisan es di Gondwana

Adanya benturan meteorit dapat dibuktikan dengan adanya retakan pada sejumlah besar yang ada. Retakan kristal yang dimaksudkan adalah suatu kristal yang mempunyai banyak sekali retakan, meskipun tidak hancur. Salah satu bukti kuat untuk menunjukkan adanya benturan meteorit adalah adanya kawah yang besar.


4.      Teori Glasiasi
Turunnya hujan salju selama satu minggu di kota Roma menjadi berita utama di tahun 1987. hal ini disebabkan karena kota Roma tidak setiap tahun kedatangan salju. Biasanya hujan salju yang turun di sana hanya berlangsung beberapa menit sampai satu jam dan kejadian semacam itu hanya sepuluh tahun sekali. Pada tahun 1987, salju menumpuk sampai hampir 2 meter, lalu lintas terputus, listrik banyak mengalami gangguan. Akibatnya puluhan orang meninggal dunia karena kedinginan dan kelaparan. Gambaran peristiwa di atas dapat terjadi lebih parah lagi di masa lalu. Apabila hal itu terjadi di kota, bagaimana pula keadaan alam terbuka. Banyak satwa yang mati dan tanaman yang hancur. Adanya zaman es yang menyebabkan cuaca bumi menurun secara drastis dan menimbulkan kematian masal bagi organisme yang tidak teradaptasi. Menurunnya suhu bumi sebanyak satu derajat saja sudah dapat memperluas lingkaran kutub menjadi beberapa puluh ribu Km2, dan hal ini menyebabkan kematian sorganisme di sekitar daerah tersebut.

5.      Adanya Air Bah
Air merupakan penyebab kepunahan yang paling umum dijumpai. Hujan yang turun selama 4 atau 5 hari sudah menimbulkan banjir, tanah longsor, kerusakan tempat penghunian, ladang dan hewan ternak. Akibat hujan beberapa hari saja sudah dapat menaikkan air sampai beberapa meter dan di daerah muara dapat sampai belasan meter. Akibat seperti yang kita lihat di Bangladesh,banyak ternak yang mati, tananman pangan rusak total. Dan apabial hal ini berlangsung beberapa minggu saja, maka seluruh organisme di daerah akan mati. Sesudah banjir biasanya penyakit mewabah, sehingga apa yang tertinggal ikut mati pula apabila tidak ditangani.
Akibat glasiasi berakhir, maka seluruh dataran Sunda dan dataran Sahul terendam air,meninggalkan daerah dataran tinggi saja dan menjadikan Indonesia berbentuk kepulauan. Banyaknya organisme yang punah tidak dapat diperkirakan.

6.      Teori Epidemi atau Pandemi
Kematian massal suatu organisme misalnya setelah glasiasi atau banjir selian memusnahkan organisme yang terdapat di daerah tersebut, juga akan menimbulkan penyakit lainnya. Ada proses pembusukan besar-besaran, dan penyakit berkembang dengan pesat karena sanitasi yang buruk. Akibatnya banyak organisme lain yang mati karena jumlah mikroba pembusukan meningkat dan menimbulkan infeksi pada organisme yang hidup di sekitarnya.



7.      Teori Naiknya Suhu Muka Bumi (Grenn House Effect)
Adanya jumlah CO2 yang besar akan menyebabkan temperatur muka bumi naik. Hal ini disebabkan oleh karena CO2 akan membentuk lapisan yang menghambat masuknya sinar matahari. Akibatnya setiap pemanasan pada siang hari akan tetap tertahan pada malam hari., dan dengan demikian udara akan semakin bertambah panas pula.

8.      Teori Radiasi Ultra Violet dan Lubang Ozon
Lubang ozon menimbulkan mutasi pada organisme karena kemampuannya menembus sel dan memotong-motong DNA. Rusaknya DNA umumnya menyebabkan organisme yang terkena sinar ultraviolet mengalami mutasi yang kemungkinan besar merugikan organisme sehingga dapat menyebabkan kepunahan. Dengan adanya lubang ozon, maka suhu muka bumi akan naik dan contoh pada masa kini adalah banyaknya organisme yang punah akibat naiknya temperatur muka bumi.

9.      Teori Berkembangnya Mammalia Kecil Setelah Perubahan Temperatur Global
Mammalia kecil diperkirakan mulai berkembang di muka bumi tidak lama setelah kemunculan Reptilia. Sebelumnya, Mammalia tertekan perkembangannya karena bersaing dengan Dinosaurus. Namun pada waktu terjadi perubahan muka bumi, keberadaan Mammalia tidak bayak terpengaruh, sebaliknya sebagian besar Dinosaurus punah.

10.   Teori Campur Tangannya Manusia
Hal ini terutama berlaku untuk buaya, penyu dan kura-kura besar. Penyebabnya adalah karena over harvesting dan over exploiting untuk kesenangan sekelompok orang dan rasa sekuriti kelompok yang lain.
Dari kesembilan penyebab utama yang disebutkan di atas, maka hanya 3 penyebab utama (epidemi, mammalia, dan manusia) yang tidak mempengaruhi perubahan temperatur muka bumi secara umum, kecuali zaman modern. Mengapa naik turunnya temperatur muka bumi berpengaruh pada kepunahan Reptilia, terutama Dinosaurus ?
  1. Kebanyakan Reptilia tidak mengerami telurnya, tetapi menguburnya di dalam tanah
2.      Kebanyakan Reptilia mempunyai detrminasi seks yang bergantungkepada temperatur. Hal ini berarti bahwa suhu lingkungan akan menentukan jenis kelamin organisme yang akan menetas dari telur.
3.      Mengapa keberadaan Mammalia menjadi ancaman bagi Reptilia ? Kalau temperatur bumi turun, maka Reptilia memerlukan waktu yang lebih lama untuk aktif, sedangkan Mammalia tidak demikian. Diperkirakan sifat homoiterm merupakan kunci keberhasilan Mammalia. Karena kemampuan termoregulasi, maka kenaikan suhu bumi, keberadaan Mammaliatidak terpengaruh sebesar pengaruh yang terjadi pada organisme poikiloterm.
4.      Kalau temperatur bumi naik, maka Reptilia harus bersembunyi kalau mereka tidak dapat hiperaktifdan memerlukan energi tinggi, sehingga ketersediaan mangsa menjadi masalah pokok. Hal ini disebabkan karena Reptilia tidak mempunyaikemampuan termoregulasi yang baik. Mammalia memang ikut menderitapada zaman glasiasi, tetapi dapat mengtur suhu tubunya secara lebih mudah, sehingga tidak perlu menjadi hiperaktif.
5.      Pada masa kepunahan, maka sebagian besar organisme punah, dan ini berarti punahnya sebagian besar mangsa. Reptilia berukuranbesar akan lebih sulitmencari mangsa, tetapi tidak demikian bagi Reptilia kecil dan Mammalia. Mereka bersaing tetapi Mammalia dapat aktif siang atau malam, sedangkan Reptilia lebih terbatas jam operasinya karena perlu penyesuaian diri terhadap lingkungan yang waktunya lebih lambatd dibandingkan Mammalia. Mammalia kecil yang lebih gesit mempunyai kemampuan menyembunyikan dari Reptilia berukuran besar.
6.      Telur Reptilia merupakan mangsa dari Reptilia lain dan Mammalia kecil, sedangkan Mammalia tidak mempunyai telur yang bebas yang dapat dimangsa organisme lain.
7.      Mammalia menjaga anaknya sedangkan kebanyakan Reptilia tidak.
8.      Konsekuensi dari determinasi seks yang bergantung kepada temperatur. Reptilia mempunyai detrminasi seks yang bergantung pada temperatur. Apabila kita kaji strategi reproduksi Reptilia, diketahui bahwa proses pematangan telur ditentukan oleh penyinaran matahari. Disini tidak ada masalah apakah temperetur muka bumi naik atau turun. Adanya perubahan temperatur akan mengakibatkantimbulnya salah satu jenis kelamin  saja, jantan atau betina. Dengan demikian, semua telur yang memetas akan menghasilkan salah satu jenis kelamin saja. Dengan demikian tidak ada regenerasi atau generasi berikutnya. Dalam satu atau dua siklus reproduksi saja, maka jenis tersebut dapat hilang dari muka bumi.

















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kemunculan dan Kepunahan
1.      Masa lampau dapat diamati, direkonstruksi berdasarkan fosil, pollen, zat radioaktif, maupun dengan menggunakan DNA dari organisme aktual
2.      Waktu geologi ditentukan oleh macam organisme dominan yang hidup pada masa tersebut.
3.      Naiknya fauna dan flora ke daratan merupakan loncatan dalam evolusi, karena memerlukan banyak hal untuk penyesuaian diri di daratan.
4.      Setiap organisme mempunyai masa keberadaan masing-masing, karena bumi tidak dapat menampung semua jenis organisme sekaligus
5.      Proses kemunculan dan kepunahan sudah merupakan pola dari muka bumi ini
6.      Ada banyak alasan yang dapat dikaji untuk menerangkan bagaimana suatu organisme muncul dan punah.
7.      Munculnya kehidupan di muka bumi baru terjadi kira-kira setelah bumi berumur relatif tua
8.      Prokariot muncul dan punah karena kondisi bumi yang belum stabil.
9.      Pada waktu bumi terbentuk, Oksigen belum ada di atmosfir, organisme berkhlorofillah yang memberikan kontribusi Oksigen di Atmosfir.
10.  Bumi yang kita huni sebelumnya tidak sestabil sekarang. Ada banyak perubahan muka bumi yang menyebabkan kepunahan masal.








DAFTAR PUSTAKA

Iskandar,Dr Djoko T. 2001. Catatan Kuliah Evolusi. Bandung : ITB
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang : Universitas Negeri Malang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar