KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT. yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah Evolusi yaitu tentang
“Kemunculan dan Kepunahan” ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Baginda Nabi
Besar Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga kita dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah.
Ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Evolusi yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini
sebagai pedoman, acuan, dan sumber belajar.
Akhir kata, Penyusun menyadari bahwa masih
terdapat banyak kesalahan baik dari segi bahasa, tulisan, maupun kalimat yang
kurang tepat dalam makalah ini, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Pancor,26 Oktober 2011
Penyusun
DAFATAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. . i
DAFTAR ISI .................................................................................................. . ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... . 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... .
1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... . 3
A. Kemunculan Kelompok Organisme Tertetu ............................ 3
B. Teori tentang Kemunculan dan Kepunahan Reptilia
Besar........ 6
C. Terbentuknya Sel Telur Berdinding Ganda
............................... 7
D. Kepunahan (termasuk Reptilia Besar –
Dinosaurus)................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................... . 17
A. Kesimpulan............................................................................... . 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teori evolusi yang berkembang
sekarang sudah sangat maju dan tidak seperti yang dibayangkan orang. Banyak
konsep yang sudah berubah, tidak menandakan bahwa teori evolusi itu salah,
tetapi konsep-konsep tersebut berbeda karena orang dahulu mempunyai
interpretasi yang berbeda atas dasar informasi yang minimum. Proses keminculan
dan kepunahan merupakan suatu proses alamiah seperi kehidupan dan kematian.
Adanya kematian merupakan kehilangan tetapi juga sekaligus memberikan keuntungan
bagi kelompok lain untuk dapat berkembang. Proses evolusi yang menyangkut
kehidupan di daratan pada dasarnya melibatkan banyak sekali mekanisme, sehingga
diperlukan proses yang relatif lama. Setelah daratan berhasil dikuasai, maka
sebagian besar organisme yang ada sekarang adalah hasil dari perjuangan ini.
Proses kemunculan suatu
kehidupan merupakan hal yang sangat penting. Lamanya bumi ini kosong
menunjukkan bahwa proses yang terjadi untuk menghasilkan suatu kehidupan
berlangsung sangat sulit. Banyaknya organisme yang muncul tetapi kemudian punah
juga menunjukkan bahwa proses yang terjadi sangat sulit.
Kepunahan masal merupakan
suatu bencana. Tetapi kepunahan masal pun merupakan suatu anugerah bagi
kelompok organisme lainnya. Adanya kepunahan akan memberikan kesempatan pada
kelompok organisme yang sebelumnya tertekan perkembangannya dapat berevolusi.
B.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang
yang di atas, maka dalam makalah ini dirumuskan beberapa masalah mengenai
Kemunculan dan Kepunahan yaitu :
1. Bagaimana Kemunculan kelompok organisme
tertentu dan munculnya kehidupan di bumi
?
2. Bagaimana teori tentang kemunculan dan
kepunahan,dalam hal ini Reptilia besar (Dinosaurus) ?
3. Bagaimana terbentuknya sel telur
berdinding ganda
4. Apa saja faktor yang menyebabkan
terjadinya kepunahan (termasuk Reptilia besar-Dinosaurus) !
BAB II
PEMBAHASAN
KEMUNCULAN DAN KEPUNAHAN
Suatu organisme mempunyai
masanya masing-masing. Kemunculan suatu organisme dapat terjadi karena adanya
relung baru atau relung yang ditinggalkan. Selain ada sejumlah persyaratan yang
diperlukan yang mendukung terbentuknya suatu jenis baru.
A.
Kemunculan Kelompok Organisme Tertentu
Evolusi sudah berlangsung
sejak asal mula adanya kehidupan. Kapan kehidupan mulai ada, tidak dapat
diketahui dengan pasti. Satu-satunya data yang dapat diperoleh mengenai hal ini
adalah adanya fosil. Dari data yang dihimpun oleh ahli paleontologi diketahui
bahwa fosil yang tertua yang ditemukan berumur sekitar 490 juta tahun. Data
inipun masih merupakan dugaan,karena pada masa itu, tentu jumlah organisme
masih sangat sedikit, sehingga fosil tidak mungkin dijumpai pada lapisan tanah.
Pada waktu itu, habitat yang mungkin ada adalah air. Dengan demikian, dapat
diperkirakan bahwa muka bumi masih dihuni oleh prokariot dan organisme bersel
satu, terutama ganggang biru yang kemudian diikuti oleh lumut kerak dan lumut
yang menghuni sekitar pantai. Suhu permukaan bumi pun diperkirakan masih jauh
lebih panas dan oksigen mungkin meliputi hanya sekitar 10% dari apa yang ada
sekarang.
Lapisan yang mengandung fosil
tertua (Stromatolites) berupa spora,
ditemukan di daerah pantai di Arabia dan Australia dan berumur sekitar 470 juta
tahun yang lalu. Hal ini berarti bahwa ekosistem yang ada baru terdapat sekitar
480 juta tahun yang lalu. Setelah periode itu baru ditemukan fosil yang lebih
muda di banyak daerah lain.
Munculnya Kehidupan di Bumi
Pemahaman tentang urutan
munculnya kehidupan di bumi lebih didasarkan pada sisa-sisa makhluk hidup yang
memfosil. Fosil terbentuk dengan berbagai cara dan berbagai proses, meskipun
perlu dipahami bahwa semua makhluk hidup yang sudah mati tidak selalu menjadi
fosil. Fosil mungkin merupakan sisa-sisa bagian tubuh yang keras , atau setelah
organisme mati kemudian terkubur pasir-lumpur ataupun endapan lain kemudian
mengeras.
Menurut ahli geologi, sejarah
bumi dapat dibedakan dalam banyak unit waktu. Unit waktu terbesar disebut era,
sedangkan era terbagi dalam periode dan periode terbagi menjadi unit yang lebih
kecil disebut zaman.
Pengetahuan akan kehidupan di
bumi dikumpulkan dafri bukti fosil terutama mulai dari era paleozoik, mesozoik,
dan cenozoik. Era palezoik atau masa kehidupan kuno kira-kira 570 juta tahun
sampai 340 juta tahun lalu. Era mesozoik atau era kehidupan pertama dikenal
sebagai masa reptilia, mulai 230 juta tahun sampai 165 juta tahun lalu,
sedangkan era cenozoik adalah era kehidupan kera atau masa mamalia dimulai
kira-kira 63 juta tahun lalu.
Pembagian Waktu Geologi
EON
|
ERA
|
PERIODE
|
KURUN
|
KEHIDUPAN AIR
|
KEHIDUPAN DARAT
|
P
H
A
N
E
R
O
Z
O
I
K
P
H
A
N
E
R
O
Z
O
I
K
|
Kuarter
|
|
Sekarang
|
Semua
kehidupan ada
|
Manusia
|
Senozoik
63 +_ 2 juta (Tertier)
|
0,5-3 juta tahun lalu
|
Pleistosen 3
|
Glasiasi, pergeseran benua Amerika Utara dan Eropa Australia Antartika
terpisah
|
Terjadi evolusi kebudayaan
manusia pertama
|
|
Tersier
65 +_ 2 juta
|
Pliosen 5
Miosen 24
Oligosen 37
Eosen 54
Paleosen 65
|
Semua kehidupan ada
|
Hominidae dan Pongidae
Monyet dan kerabatnya
Radiasi adaptasi burang
Mamalia modern,
Angiospermae yang berbatang
basah
|
||
Mesozoik
230 +_ 10 juta
(Secobdary)
|
Kretasea
144 +_ 5 juta
|
|
Ikan bertulang
Kepunahan Ammomit
Plesiosaurus
Ichtyosaurus
Amerika Selatan dan Afrika berpisah
|
Kepunahan
Dinosaurus
Timbulnya
Angiospermae berkayu
|
|
Jurasik
213+_5 juta
(Oolitic)
|
|
Plesiosaurus & Ichtyosaurus,
Ammonit berlimpah
Ikan bertulang rawan dan ikan
biasa berlimpah
Pangea dan Gondwana mulai berpisah
|
Dinosaurus dominan
Kadal pertama,Archeopteryx
Serangga berlimpah
Angiospermae pertama
|
||
Paleozoik
Paleozoik
(Eozoik)
|
Triasik
248 +_ 10 juta
|
|
Plesiosaurus
pertama
Ichtyosaurus,
Ammonit
Ikan Bertulang
|
Radiasi reptilia, kura-kura,
buaya
Thecodenta, therepsida,
Dinasaurus
Pertama, Mammalia Pertama
|
|
Permian
286 +_ 10 juta
|
|
Punahnya Trilobit dan Placoderm
Glasiasi dan Kekeringan
|
Cotylosaurus dan Pelecosaurus
Reptilia lain dominan
Cycas, Gynko, Conifera
|
||
Karbonifera
|
Pensylvanian
320 +_ 10 juta
|
Ammonit
Ikan Bertulang pertama
Iklim panas dan lembab
|
Reptilia pertama
Rawa-rawa Hutan Lycopsida,
Sphenopsida dan paku berbiji
|
||
Karbonifera
|
Mississipian
360 +_ 10 juta
|
Radiasi
Adaptasi Hiu
Iklim panas dan lembab
|
Amphibia dominan
Siput darat
|
||
Devonian
405 +_ 10 juta
|
|
Placoderm, ikan pertama,
Ammonit,Nautilus
Iklim muka Bumi keringdan lautan
sangat meluas
|
Paku,Lycopsida,
Sphenopsida
Bryophyta, Gymnospermae dan
serangga, Amphibia pertama
|
||
Silurian
425 +_ 10 juta
|
|
Radiasi Adaptasi dari
Ostracoderm, Eurypterids
Iklim sejuk,lautan luas
|
Tanaman darat (Psilopsida)
pertama, labah-labah, kalajengking
|
||
Ordovisian
500 +_ 10 juta
|
|
Vertebrata (Agnata) pertama
(Ostracoderm),Nautiloid,Pilina, Mollusca Air,Trilobid daminan
Iklim sejuk,lautan luas
|
------------------
|
||
Kambrian
600 +_ 50 juta
|
|
Trilobid daminan,
Eurypterid,Crustacea,Mollusca, Echinodermata, Porifera, Annelida, Tunicata,
Cnidaria pertama
Glasiasi
|
----------------
|
||
Prekambrian
|
Proterozoik
|
2500 juta
|
|
Protozoa
|
----------------
|
Archean
|
3900 juta
|
|
Sromatolit
|
|
|
Hadean
|
4500 juta
|
|
Bumi terbentuk
|
|
B.
Teori tentang Kemunculan dan Kepunahan
Reptilia Besar
Banyak orang menganggap
bahwa Mammalia menguasai muka bumi, namun hal ini dapat disebabkan
karena dominasi manusialah yang merupakan penyebab utama anggapan tersebut.
Tidak dapat disangkal bahwa sebenarnya Reptilia merupakan organisme yang paling
sukses di muka bumi. Meskipun Reptilia tidak lagi merajai permukaan bumi, namun
jumlah yang kini masih hidup di muka bumi tidak dapat dikatakan sedikit, dan
kini hanya disaingi oleh kelompok Pisces. Lamanya Reptilia menguasai permukaan
bumi juga menunjukkan bahwa kelompok ini merupakan pemula di daratan dan pernah
menjadi penguasa daratan (diwakili oleh macam-macam Dinosaurus). Reptilia
pernah mengusai air (diwakili oleh Mesosaurus), daratan (Tyranosaurus), dan
udara (Pteranodon).
Untuk mengkaji bagaimana
Reptilia timbul dan hilang (terutama Dinosaurus) dari muka bumi, kita dapat
mempelajari konsekuensi-konsekuensi dari kehidupan Reptilia sejak munculnya di
muka bumi hingga punahnya. Sebagai hewan Vertebrata yang pertama muncul sebagai
hewan daratan, maka Reptilia mempunyai konsekuensi untuk mengatasi masalah
kekeringan.
Sejarah kemunculan Reptilia di
daratan ditandai dengan :
·
Terbentuknya
sel telur berdinding ganda (telur Amniota)
·
Kulit
tubuh yang ditutupi perisai (misalnya kura-kura dan Dinosaurus) atau sisik guna
melindungi diri terhadap kekeringan.
·
Terbentuknya
sistem eksresi yang terpisah kalau dibandingkan dengan hewan Vertebrata lainnya
yang telah ada sebelumnya (Ikan, Amphibia).
·
Terbentuknya
anggota gerak.
·
Terbentuknya
alat indera pnglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan yang lebih baik.
C.
Terbentuknya
Sel Telur Berdinding Ganda
1. Kapan terbentuknya telur Amniota tidak
dapat ditelusuri dengan baik, karena sedikitnya data fosil.
2. Konsekuensi dari telur berdinding ganda
(kapur dan selaput amnion) mengharuskan fertilisasi internal sebagai
ssatu-satunya alternatif reproduksi. Dengan demikian alat kelamin sekunder
jantan merupakan struktur pertama yang muncul di kelompok Vertebrata pada
Reptilia (dalam bentuk sepasang Hemipenis)
3. Konsekuensi lain dari munculnya sel telur
berdinding kapur memerlukan suatu perubahan penting kalau dibandingkan dengan
telur Amphibi atau Pisces, karena kulit kapur tersebut harus dapat
menghubungkan embrio dengan dunia luar untuk pertukaran gas
(Oksigen-Karbondioksida).
4. Telur Reptil ternyata ditunjang dengan
terbentuknya membran amnion. Membran ini berguna untuk menangkap Oksigen yang
masuk melalui dinding sel kapur tersebut. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa telur pertama tidak mungkin terlalu
besar agar pertukaran gas dapat berlangsung dengan baik.
5. Konsekuensi lainnya adalah digsntikannya
insang dengan paru-paru (tahapan ini sudah dilalui oleh Amphibia)
6. Naiknya Reptilia ke daratan memberikan
konsekuensi pula pada alat indera.
7. Mata yang dilindung dengan membran nictitans
digantikan dengan mata yang berkelopak, juga untuk melindungi dari bahaya
kekeringan.
8. Alat pendengaran yang sebelumnya terdapat
pada rahang bawah (Pisces) mulai
berangsur digantikan dengan telinga dalam, karena juga menghadapi tantangan
kekeringan. Fungsi telinga lebih diperlukan apabila dibandingkan dengan
kehidupan di dalam air, untuk mencari mangsa dan menghindar dari predator.
D.
Kepunahan (termasuk Reptilia Besar –
Dinosaurus)
Kepunahan dalam biologi
berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau
sekelompok takson. Waktu kepunahan
sebuah spesies ditandai dengan matinya individu terakhir spesies tersebut,
walaupun kemampuan untuk berkembang biak tidak ada lagi sebelumnya. Tetapi
dikarenakan wilayah sebaran sebuah spesies atau takson yang bisa sangat luas,
sehingga sangat sulit untuk menentukan waktu kepunahan. Kesulitan ini dapat
berujung kepada suatu fenomena yang dinamakan takson Lazarus, dimana sebuah spesies
dianggap telah punah tetapi muncul kembali.
Kepunahan merupakan kejadian hilangnya
keseluruhan spesies. Kepunahan bukanlah peristiwa yang tidak umum, karena
spesies secara reguler muncul melalui spesiasi dan menghilang melalui
kepunahan. Sebenarnya, hampir seluruh spesies hewan dan tanaman yang pernah
hidup di bumi telah punah, dan kepunahan tampaknya merupakan nasib akhir semua
spesies. Kepunahan telah terjadi secara terus menerus sepanjang sejarah
kehidupan, walaupun kadang-kadang laju kepunahan meningkat tajam pada peristiwa kepunahan massal.
Dalam sejarah muka bumi telah
tercatat adanya lima kali peristiwa kepunahan besar- besaran, hal ini terjadi
pada masa Kambrian, Ordovisian, Devonian, Permian, dan Kretasea. Diantara
kelima peristiwa kematian masal, makaperistiwa kematian masal pada periode Permian merupakan kejadian yang
paling aburuk dalam sejarah bumi. Pada waktu itu sekitar 75% organisme punah. Namun pada masa
Kretasea sebelum peristiwa masal, jumlah
organisme hidup sudah melebihi keadaan sebelum peristiwa kematian Permian.
Setelah kematian Kretasea, maka kini jumlah organisme pun masih meningkat lagi sehingga diperkirakan jumlahorganisme
sudah dua kali lipat dari pada keadaan sebelum peristiwa kematian Permian.
Adapun penyebab peristiwa
tersebut yang dikemukakan oleh para ahli dan kemungkinan besar beberapa teori
dapat bekerja secara simultan atau merupakan akibat dari kemungkinan terdahulu.
1.
Teori Pergerakan Benua Dan Terbentuknya
Pangea
Akibat
bergeraknya benua, maka jumlahnya panjang pantai menjadi sangat pendek
dibandingkan dengan keadaan apabila bumi terdiri dari banyak benua. Hal ini
menyebabkan sejumlah besar organisme laut yang hidup di air dangkal akan punah.
Selain itu konsekuensi yang juga timbul adalah adanya satu daratan menyebabkan
timbulnya perubahan cuaca yang drastis. Sebagai contoh, semua daratan
diberbagai benua (Afrika, Asia, dan Amerika Utara) akan memiliki daerah gurun.
Daratan yanh luas dan datar menyebabkan daerah tengah tidak mendapat cukup air
hujan, karena hujan sudah turun di daerah yang tidak terlalu jauh dari pantai.
Akibat timbulnya gurun yang besar, maka sebagian besar iklim akan menjadi
berubah kering. Sebagian besar organisme daratan dan air akan punah.
2.
Teori Vulkanisme
Mengingat
contoh vulkanisme akan menimbulkan perubahan yang besar suatu daerah. Letusan
suatu gunung berapi dapat berlangsung berbulan-bulan dan akibatnya paling tidak
mempengaruhi sebagian muka bumi. Di Indonesia kita mengenal beberapa kepunahan
yang sangat besar dan garis tengahnya lebih dari 20 km, misalnay Danau Toba,
Danau Tondano dan Daerah Dieng. Diperkirakan bahwa letusan gunung tersebut
beberapa ratus kali lebih dahsyat daripada letusan Gunung Karakatau. Akibat
letusan gunung Karakatau saja, banjir besar menimpa daerah Negeri Belanda yang
berjarak puluhan kilometer. Apabila ada
sejumlah besar gunung berapi sebesar gunung Karaukatau atau Tambora meletus,
maka akan timbul kegelapan selama berbuln-bulan. Hal ini akan menyebabkan
perubahan cuaca yang drastis. Pengaruh letusan gunung Galunggung saja telah
hampir memusnahkan beberapa spesies di Jawa. Di Pangandaran jumlah banteng
tinggal 3 ekor dari sekitar 35 ekor sebelumnya. Menurut hasil visum, kebanyakan
banteng mati karena ada deposit debu vulkanis di paru-paru, dan sejumlah besar
abu vulkanis di dalam lambung yang tidak dapat dikeluarkan dengan feces,
mungkin karena terlalu berat.
3.
Teori Meteorit atau Supernova
Meteorit
berukuran sangat besar yang menabrak bumi akan menyebabkan perubahan iklim
global, selain menimbulkan gempa bumi, akan memberikan akibat yang serupa
dengan letusan gunung merapi, yang berarti perubahan cuaca ledakan supernova
bintang raksasa di luar angkasa akan menyebarkan debu bintang yang mungkin
menimbulkan kegelapan. Debu bintang dapat pula mempengaruhi magnetik bumi.
Apabila kutub magnetik bumi berubah, maka akan terjadi gempa bumi, karena posos
bumi mengalami. Perubahan menurut penelitian, kutub magnetik bumi memang sudah tidak
tepat dari yang diperhitungkan dahulu. Selain itu meteorit atau supernova dapat
membawa suatu unsur seperti logam berat (misalnyaIridium) yang beracun bagi
kehidupan di muka bumi.
Tabel :
kadar Iridium setelah kepunahan massal
Periode
|
Kepunahan
|
Kadar Iridium
|
Kratasea - Paleosen
|
Massal
|
Tinggi sekali (3000 ppt)
|
Eosen - Oligosen II
|
Massal
|
Sedikit
|
Eosen - Oligosen II
|
Massal
|
Sedikit
|
Eosen - Oligosen I
|
Massal
|
Sedikit
|
Permian - Triasik III
|
Massal
|
Sedikit
|
Permian - Triasik II
|
Massal
|
Normal
|
Permian - Triasik I
|
Massal
|
10 kali lipat
|
Devonian - Karboniferus II
|
Massal
|
3-7 kali lipat
|
Devonian - Karboniferus I
|
Massal
|
Sedikit
|
Ordivisisn - Silurian II
|
Massal
|
Normal
|
Ordivisisn - Silurian I
|
Massal
|
Normal
|
Prekambrian - KAmbrian II
|
Massal
|
Sedikit
|
Prekambrian - KAmbrian I
|
Normal
|
Sedikit
|
Dari tabel
di bawah dapat dilihat bahwa kematian masal sering terjadi dalam sejarah
kehidupan muka bumi, tetapi hanya kematian masal ada periode
Kretasea,Paleosen,Devonian,Karoboniferus II dan Permian-Triasik I, jumlah
iridium jauh di atas normal jadi kematian masal akibat meteorit hanya mungkin
terjadi pada dua peristiwa saja.
Tabel :
pengaruh yang ditimbulkan akibat kepunahan massal.
Periode
|
Kemungkinan Penyebab Kepumahan Massal
|
Eosen-Oligosen
|
Pendinginan (bumi glasiasi), pergantian
arus laut
|
Akhir Kratasea
|
Benturan meteorit
|
Akhir Triasik
|
Kenaikan curah hujan
|
Akhir Permian
|
Meteotit, pendinginan bumi (glasiasi),
pangea
|
Akhir Devonian
|
Meteorit, pendinginan bumi (glasiasi)
|
Akhir Ordovisian
|
Vulkanisme, berkurangnya lapisan es di
Gondwana
|
Adanya
benturan meteorit dapat dibuktikan dengan adanya retakan pada sejumlah besar
yang ada. Retakan kristal yang dimaksudkan adalah suatu kristal yang mempunyai
banyak sekali retakan, meskipun tidak hancur. Salah satu bukti kuat untuk menunjukkan
adanya benturan meteorit adalah adanya kawah yang besar.
4.
Teori Glasiasi
Turunnya
hujan salju selama satu minggu di kota Roma menjadi berita utama di tahun 1987.
hal ini disebabkan karena kota Roma tidak setiap tahun kedatangan salju.
Biasanya hujan salju yang turun di sana hanya berlangsung beberapa menit sampai
satu jam dan kejadian semacam itu hanya sepuluh tahun sekali. Pada tahun 1987,
salju menumpuk sampai hampir 2 meter, lalu lintas terputus, listrik banyak
mengalami gangguan. Akibatnya puluhan orang meninggal dunia karena kedinginan
dan kelaparan. Gambaran peristiwa di atas dapat terjadi lebih parah lagi di
masa lalu. Apabila hal itu terjadi di kota, bagaimana pula keadaan alam
terbuka. Banyak satwa yang mati dan tanaman yang hancur. Adanya zaman es yang
menyebabkan cuaca bumi menurun secara drastis dan menimbulkan kematian masal
bagi organisme yang tidak teradaptasi. Menurunnya suhu bumi sebanyak satu
derajat saja sudah dapat memperluas lingkaran kutub menjadi beberapa puluh ribu
Km2, dan hal ini menyebabkan kematian sorganisme di sekitar daerah tersebut.
5.
Adanya Air Bah
Air
merupakan penyebab kepunahan yang paling umum dijumpai. Hujan yang turun selama
4 atau 5 hari sudah menimbulkan banjir, tanah longsor, kerusakan tempat
penghunian, ladang dan hewan ternak. Akibat hujan beberapa hari saja sudah
dapat menaikkan air sampai beberapa meter dan di daerah muara dapat sampai
belasan meter. Akibat seperti yang kita lihat di Bangladesh,banyak ternak yang
mati, tananman pangan rusak total. Dan apabial hal ini berlangsung beberapa
minggu saja, maka seluruh organisme di daerah akan mati. Sesudah banjir
biasanya penyakit mewabah, sehingga apa yang tertinggal ikut mati pula apabila
tidak ditangani.
Akibat
glasiasi berakhir, maka seluruh dataran Sunda dan dataran Sahul terendam
air,meninggalkan daerah dataran tinggi saja dan menjadikan Indonesia berbentuk
kepulauan. Banyaknya organisme yang punah tidak dapat diperkirakan.
6.
Teori Epidemi atau Pandemi
Kematian
massal suatu organisme misalnya setelah glasiasi atau banjir selian memusnahkan
organisme yang terdapat di daerah tersebut, juga akan menimbulkan penyakit
lainnya. Ada proses pembusukan besar-besaran, dan penyakit berkembang dengan
pesat karena sanitasi yang buruk. Akibatnya banyak organisme lain yang mati
karena jumlah mikroba pembusukan meningkat dan menimbulkan infeksi pada
organisme yang hidup di sekitarnya.
7.
Teori Naiknya Suhu Muka Bumi (Grenn House
Effect)
Adanya
jumlah CO2 yang besar akan menyebabkan temperatur muka bumi naik. Hal ini
disebabkan oleh karena CO2 akan membentuk lapisan yang menghambat masuknya
sinar matahari. Akibatnya setiap pemanasan pada siang hari akan tetap tertahan
pada malam hari., dan dengan demikian udara akan semakin bertambah panas pula.
8.
Teori Radiasi Ultra Violet dan Lubang Ozon
Lubang ozon
menimbulkan mutasi pada organisme karena kemampuannya menembus sel dan
memotong-motong DNA. Rusaknya DNA umumnya menyebabkan organisme yang terkena
sinar ultraviolet mengalami mutasi yang kemungkinan besar merugikan organisme
sehingga dapat menyebabkan kepunahan. Dengan adanya lubang ozon, maka suhu muka
bumi akan naik dan contoh pada masa kini adalah banyaknya organisme yang punah
akibat naiknya temperatur muka bumi.
9.
Teori Berkembangnya Mammalia Kecil Setelah
Perubahan Temperatur Global
Mammalia
kecil diperkirakan mulai berkembang di muka bumi tidak lama setelah kemunculan
Reptilia. Sebelumnya, Mammalia tertekan perkembangannya karena bersaing dengan
Dinosaurus. Namun pada waktu terjadi perubahan muka bumi, keberadaan Mammalia
tidak bayak terpengaruh, sebaliknya sebagian besar Dinosaurus punah.
10.
Teori Campur Tangannya Manusia
Hal ini
terutama berlaku untuk buaya, penyu dan kura-kura besar. Penyebabnya adalah
karena over harvesting dan over exploiting untuk kesenangan sekelompok orang
dan rasa sekuriti kelompok yang lain.
Dari
kesembilan penyebab utama yang disebutkan di atas, maka hanya 3 penyebab utama
(epidemi, mammalia, dan manusia) yang tidak mempengaruhi perubahan temperatur
muka bumi secara umum, kecuali zaman modern. Mengapa naik turunnya temperatur
muka bumi berpengaruh pada kepunahan Reptilia, terutama Dinosaurus ?
- Kebanyakan Reptilia tidak mengerami telurnya, tetapi menguburnya di dalam tanah
2. Kebanyakan Reptilia mempunyai detrminasi
seks yang bergantungkepada temperatur. Hal ini berarti bahwa suhu lingkungan
akan menentukan jenis kelamin organisme yang akan menetas dari telur.
3. Mengapa keberadaan Mammalia menjadi
ancaman bagi Reptilia ? Kalau temperatur bumi turun, maka Reptilia memerlukan waktu
yang lebih lama untuk aktif, sedangkan Mammalia tidak demikian. Diperkirakan
sifat homoiterm merupakan kunci keberhasilan Mammalia. Karena kemampuan
termoregulasi, maka kenaikan suhu bumi, keberadaan Mammaliatidak terpengaruh
sebesar pengaruh yang terjadi pada organisme poikiloterm.
4. Kalau temperatur bumi naik, maka Reptilia
harus bersembunyi kalau mereka tidak dapat hiperaktifdan memerlukan energi
tinggi, sehingga ketersediaan mangsa menjadi masalah pokok. Hal ini disebabkan
karena Reptilia tidak mempunyaikemampuan termoregulasi yang baik. Mammalia
memang ikut menderitapada zaman glasiasi, tetapi dapat mengtur suhu tubunya
secara lebih mudah, sehingga tidak perlu menjadi hiperaktif.
5. Pada masa kepunahan, maka sebagian besar
organisme punah, dan ini berarti punahnya sebagian besar mangsa. Reptilia
berukuranbesar akan lebih sulitmencari mangsa, tetapi tidak demikian bagi
Reptilia kecil dan Mammalia. Mereka bersaing tetapi Mammalia dapat aktif siang
atau malam, sedangkan Reptilia lebih terbatas jam operasinya karena perlu
penyesuaian diri terhadap lingkungan yang waktunya lebih lambatd dibandingkan
Mammalia. Mammalia kecil yang lebih gesit mempunyai kemampuan menyembunyikan
dari Reptilia berukuran besar.
6. Telur Reptilia merupakan mangsa dari
Reptilia lain dan Mammalia kecil, sedangkan Mammalia tidak mempunyai telur yang
bebas yang dapat dimangsa organisme lain.
7. Mammalia menjaga anaknya sedangkan
kebanyakan Reptilia tidak.
8. Konsekuensi dari determinasi seks yang
bergantung kepada temperatur. Reptilia mempunyai detrminasi seks yang
bergantung pada temperatur. Apabila kita kaji strategi reproduksi Reptilia,
diketahui bahwa proses pematangan telur ditentukan oleh penyinaran matahari.
Disini tidak ada masalah apakah temperetur muka bumi naik atau turun. Adanya
perubahan temperatur akan mengakibatkantimbulnya salah satu jenis kelamin saja, jantan atau betina. Dengan demikian,
semua telur yang memetas akan menghasilkan salah satu jenis kelamin saja.
Dengan demikian tidak ada regenerasi atau generasi berikutnya. Dalam satu atau
dua siklus reproduksi saja, maka jenis tersebut dapat hilang dari muka bumi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kemunculan dan Kepunahan
1. Masa lampau
dapat diamati, direkonstruksi berdasarkan fosil, pollen, zat radioaktif, maupun
dengan menggunakan DNA dari organisme aktual
2. Waktu geologi
ditentukan oleh macam organisme dominan yang hidup pada masa tersebut.
3. Naiknya fauna
dan flora ke daratan merupakan loncatan dalam evolusi, karena memerlukan banyak
hal untuk penyesuaian diri di daratan.
4. Setiap organisme
mempunyai masa keberadaan masing-masing, karena bumi tidak dapat menampung
semua jenis organisme sekaligus
5. Proses
kemunculan dan kepunahan sudah merupakan pola dari muka bumi ini
6. Ada banyak
alasan yang dapat dikaji untuk menerangkan bagaimana suatu organisme muncul dan
punah.
7. Munculnya
kehidupan di muka bumi baru terjadi kira-kira setelah bumi berumur relatif tua
8. Prokariot muncul
dan punah karena kondisi bumi yang belum stabil.
9. Pada waktu bumi
terbentuk, Oksigen belum ada di atmosfir, organisme berkhlorofillah yang
memberikan kontribusi Oksigen di Atmosfir.
10. Bumi yang kita
huni sebelumnya tidak sestabil sekarang. Ada banyak perubahan muka bumi yang
menyebabkan kepunahan masal.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar,Dr Djoko T. 2001. Catatan Kuliah Evolusi. Bandung : ITB
Sukiya. 2005. Biologi
Vertebrata. Malang : Universitas Negeri Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar