TEKNIK SAMPLING
Menurut Suharsimi Arikunto (1995 :
120), sampling didefinisikan sebagai sejumlah subjek penelitian sebagai
wakil dari populasi sehingga dihasilkan sample yang mewakili populasi dimaksud.
Semakin banyak ciridan karakteristik yang ada pada populasi, maka akan semakin
sedikit subjek yang tercakup dalam populasi, dan sebaliknya.
Jenis teknik sampling yang dimaksud adalah cara untuk
menentukan sample yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sample
yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memeperhatikan sifat-sifat
dan penyebaran populasi yang diperoleh sample representatif. Terdapat dua
teknik sampling yang berbeda, walaupun pada dasarnya bertolak dari ansumsi yang
sama, yaitu ingin memeperoleh secara maksimal sempel yang representative yang
tidak didasari oleh keinginan si penelii. Jenis teknik sampling tersebut, yaitu 1) random sampling,
dan 2) non random sampling.
Teknik
random sampling adalah pengambilan sampling secara random atau tanpa pandang
bulu. Teknik ini
memiliki kemungkinan tertinggi dalam menetapkan sample yang representatif. Teknik
non random sampling adalah teknik pengambilan sample secara non random atau
tidak semua induvidu dalam populasi, diberi peluang yang sama untuk ditugaskan
mebnjadi anggota sample. Teknik ini memiliki kemungkinan lebih rendah dalam
menghasilkan sample yang representatif.
Lebih lanjut menurut Menurut Sugiyono (2009: 116) ada beberapa teknik sampling, yaitu sebagai berikut
7.1 Probability
Sampling
Probability
sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.. Teknik sampel ini meliputi:
1)
Simple Random Sampling (Sampel Acak)
Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota
populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam
anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap
sejenis, atau disebut homogen. Contohnya: “Jumlah siswa yang mendapatkan
beasiswa di Kota Sukabumi. Simple random sampling ini bisa dilakukan melalui
undian, table bilangan random atau dengan acak sistematis.
2)
Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan
sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
Proportionate stratified random sampling ini dilakukan dengan cara membuat
lapisan-lapisan (strata), kemudian dari setiap lapisan diambil sejumlah subjek
secara acak. Jumlah subjek dari setiap lapisan (strata) adalah sampel
penelitian.
3)
Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel
dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap, sebagian ada yang kurang
proporsional pembagiannya, dilakukan sampli ini apabila anggota populasi
heterogen (tidak sejenis).
4)
Area Sampling (Kluster Sampling)
Area sampling atau kluster sampling adalah teknik sampling yang dilakukan
dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada. Cluster
Samples disebut juga sampel kelompok dan bukan individu.
7.2 Nonprobability Sampling
Menurut Sugiyono (2009: 120) nonprobability sampling adalah teknik yang
tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik sampel ini meliputi:
1)
Sampling Sistematis
Sugiyono (2009:121) menyatakan
bahwa sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Contohnya:
Anggota populasi yang terdiri
dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan nomor ganjil
saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel
adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
2)
Sampling Kuota
Menurut Sugiyono (2009:122) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono
(2004: 127) dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan
jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung
pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
Contoh:
Akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan
penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel
ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap
anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik
yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.
3)
Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2009:122).
Menurut Margono (2004: 127) menyatakan bahwa dalam teknik ini
pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung
mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
Contohnya:
Penelitian tentang pendapat
umum mengenai pemilu dengan mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa
sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang
dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.
4)
Sampling Purposive
Sugiyono (2009: 122) menyatakan bahwa sampling purposive
adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004: 128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive
sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut
paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Contohnya:
Peneliti akan melakukan
penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang
ahli dalam bidang kepegawaian saja.
5)
Sampling Jenuh
Menurut Sugiyono (2009: 122)
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6)
Snowball Sampling
Snowball sampling adalah
teknik penentuan sampel yang mulamula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2009: 123). Begitu seterusnya, sehingga
jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama
semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive
dan snowball.
DAFTAR
PUSTAKA
http://sepercik-supriatna73.blogspot.com/2008/12/teknik-pengambilan-sampel.html
Diakses
Tanggal 23 Maret 2014,Pukul 16.54 pm.
http://doubleheadsnake.blogspot.com/2012/07/nonprobability-sampling-menurut.html.
Diakses
Tanggal 23 Maret 2014,Pukul 17.14 pm.
Hanya S128Cash Agen Judi Online Terbesar dan Terpercaya yang menggunakan Sistem Terbaru yang bertujuan untuk memudahkan Anda semua melakukan Judi Online.
BalasHapusDengan minimal Deposit Rp 25.000,- Anda sudah bisa bermain semua permainan yang tersedia, Seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.
S128Cash juga menyediakan berbagai PROMO BONUS menarik, seperti :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Anda juga dapat melakukan deposit via OVO, GOPAY dan PULSA.
Dengan memiliki CS yang berpengalaman, kami siap memberikan pelayanan Terbaik 24 Jam NONSTOP !!
Hubungi kami :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Menang Judi Bola Ratusan Juta